HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan II: 1 Sam. 15:16-23; Mzm.50:8-9, 16bc-17,21,23; Mrk.2:18-22
MELALUI cara yang berbeda, penginjil Markus mencoba meyakinkan pembaca bahwa pesan Yesus dan cara hidup-Nya tidak sesuai dengan pikiran Yudaisme. Markus menjelaskan pandangan Yesus dalam dua gambaran, yakni: tidak mungkin kita menambal kain baru pada pakaian yang lama. Keduanya akan rusak, sama halnya juga anggur baru tidak pantas disimpan dalam tempayan yang lama, melainkan harus pada tempat yang baru. Demikian terjadi, ketika nilainilai baru yang diwartakan oleh Yesus masuk ke dalam hati dan hidup kita, Ia akan merombak cara berpikir yang lama dan kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging di dalam diri kita.
Cerita tentang Saul dalam bacaan pertama, mengingatkan bahwa kualitas seorang pemimpin di mata Allah, tidak ditentukan oleh keberhasilannya melakukan hal-hal besar, melainkan oleh ketaatannya melakukan hal-hal apapun yang dikehendaki oleh Allah. Penolakan Allah atas kepemimpinan Saul, bukan karena ia tidak pernah mencapai hasil yang baik, melainkan karena Saul tidak taat pada perintah Allah.
Kita boleh bertanya pada diri sendiri: apakah kita masih ingin berpegang pada kebiasaan lama yang membelenggu manusia, ataukah kita bersedia menerima cara hidup baru yang Yesus tawarkan kepada kita?
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Universitas St. Tomas Aquinas Angelicum Roma
