Teladan Maria dalam Keluarga Katolik

973
Perarakan Patung Bunda Maria dalam Misa Acies di PKKC. [HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]
2.3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Para Legioner diharapkan menjadi duta-duta keteladanan Bunda Maria dalam keluarga dan masyarakat.

Setiap tahun Legioner (Anggota Legio Maria) melangsungkan upacara penyerahan diri kepada Bunda Maria. Penyerahan diri ini meliputi penyerahan diri individual dan kolektif yang dikenal dengan nama Acies (Bahasa Latin) yang berarti ‘pasukan yang siap tempur’.

Namun, pesan utama Acies adalah Legioner membaharui diri, membaharui janji setia kepada Bunda Maria, dan membuka diri menerima kekuatan dan berkat dan Bunda Maria. Hal ini disampaikan Pastor Agustinus Suyatno pada Misa Acies Legio Mariae Komisium Bintang Timur Bogor di Paroki Keluarga Kudus Cibinong, Minggu, 18/03.

Misa ini dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM. Dalam homili yang disampaikannya,
Uskup Bogor ini berharap, agar kekayaan Gereja Katolik, dalam konteks penghormatan kepada Bunda Maria, menjadi nyata dalam kehidupan umat.

Menurutnya, keteladanan Bunda Maria harusnya menjadi keteladan keluarga-keluarga Katolik khususnya dalam kerasulan awam. “Karena Bunda Maria adalah tokoh iman yang sungguh dihormati oleh orang Katolik.”

“Siapakah Putri itu yang datang sebagai fajar menyingsing kemerah-merahan, indah penaka bulan gemerlap laksana surya, dahsyat bagaikan bala tentara yang siap sedia bertempur.” Antifon Catena Lagionis ini menggema dari para Legioner antiphon yang menjadi gambaran semangat dan kesetiaan Legioner kepada Bunda Maria.

Kegiatan dibuka dengan seminar yang dibawakan oleh Benedikta Sulistiani. Dalam pemaparan materi, Benedikta menjelaskan bagaimana peran seorang Legioner mampu mengembangkan latihan-latihan rohani dalam kehidupan doa.

Menurutnya, seorang Legioner harus mampu menyelaraskan hidup doa dan budi. “Untuk menjadi duta-duta keteladanan Maria, seorang Legioner tidak saja dituntut untuk taat dalam iman tetapi juga beriman dengan budi dan kehendak yang baik,” jelas Benedikta.

Ketua Panitia, Emmanuel Gani Gunawan mengatakan kegiatan ini selalu menjadi kegiatan rutin dua tahun sekali. Pada tahun pertama itu agendanya adalah konsolidasi antara komisium dan Kuria Legio Mariae.

Pada kegiatan tahun ini peserta dari komisium dan kuria seperti Kuria Ratu Para Rasul Depok dengan 20 presidium dari paroki-paroki yang berada di wilayah Depok, Cinere, Sukasari, Cibubur, Ciluar, dan paroki lainnya di Keuskupan Bogor.

“Saya berharap agar kegiatan seperti ini membuka pemahaman orang Katolik akan peran penting Bunda Maria dalam kehidupan. Lebih dari itu, harap Gani, para penggiat Legioner semakin dewasa dan bisa mengikuti teladan Bunda Maria yang rendah hati dan setia.”

Mgr Paskalis, meminta secara khusus kepada keluarga Katolik agar merawat relasi yang baik dengan Bunda Maria. Alasan utama, katanya, adalah saat ini banyak sekali tawaran-tawaran yang menggiurkan dari dunia. Keluarga-keluarga Katolik sebagai bagian dari dunia, tak lepas dari tawaran-tawaran ini.

“Untuk bisa melewati semua itu, dibutuhkan iman yang kuat. Salah satu cara adalah mendekatkan diri pada Bunda Maria.” Sedikitnya 500 Legioner yang terdiri dari para kuria dan komisium menghadiri kegiatan ini.

Ikut juga sebagai konselebran dalam Misa ini adalah Kepala Paroki Keluarga Kudus Cibinong (PKKC), Pastor Agustinus Suyatno; Moderator Legio Mariae Keuskupan Bogor, Pastor Redhemptus Pramudyanto; Pastor Ignatius Wagut OFM, dan beberapa pastor lainnya.

Yusti H. Wuarmanuk (Cibinong)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here