Lombok Masih Butuhkan Bantuan

1344
5/5 - (1 vote)

Gerak Bersama
Minggu Malam, 5 Agustus lalu, beberapa keluarga yang tinggal di dekat pantai berkumpul di halaman Gereja Ampenan. Jarak gereja dengan pantai tak lebih dari satu km. Beberapa tenda beratap terpal didirikan sebagai tempat pengungsian sementara. Maka dimulailah kegiatan saling berbagi di mana sekelompok umat bahu-membahu menyiapkan makanan dan minuman untuk para tetangga yang mengungsi ke komplek gereja.

Tindakan spontan untuk saling membantu pun terjadi di tengah umat Paroki Mataram yang gedung gerejanya terdampak lebih parah. Di bawah koordinasi Pastor Paroki, tim Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan tim tanggap bencana paroki bersama sejumlah komunitas, seperti OMK, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, dikumpulkanlah bantuan makanan dari umat sekitar gereja untuk umat dan warga yang mengungsi.

Beberapa anggota WKRI Paroki Mataram pun secara spontan menjadikan rumah mereka sebagai dapur umum sementara untuk memasak makanan bagi para pengungsi di halaman gereja maupun di komplek persekolahan Katolik Cakranegara.

Selang beberapa hari, Paroki Mataram dan Ampenan di bawah koordinasi PSE Keuskupan Denpasar memutuskan untuk membantu korban gempa Lombok baik umat maupun warga melalui Tim Tanggap Bencana (TTB) St Lidwina Keuskupan Denpasar yang bermitra dengan Karitas Nasional (Karina).

Setelah seminggu di Lombok membantu korban gempa dengan mendistribusikan kebutuhan masyarakat terdampak dan melakukan kajian kebutuhan, beberapa anggota tim kembali ke Bali untuk mempersiapkan logistik. Kajian kebutuhan harus mencatat secara jelas mulai dari alamat warga atau posko serta kebutuhan warga terdampak bencana.

Besaran kebutuhkan disesuaikan dengan jumlah kepala keluarga dan jiwa yang terdiri dari orang tua, dewasa dan anak-anak, laki dan perempuan. Sebab untuk ukuran satu KK yang terdiri dari empat hingga enam orang dibutuhkan terpal berukuran 4×6 meter sebagai peneduh, sedangkan bila tinggal di tempat pengungsian bersama satu atau dua keluarga lain, maka akan diberikan terpal berukuran 6×8 meter.

Ujung Tombak
TTB St Lidwina mengapresiasi peran aktif dan total semua pihak di dua paroki di kota Mataram khususnya OMK yang dipimpin oleh Falbyanto Carolus Armando. OMK menjadi ujung tombak distribusi bantuan karena menjadi pihak yang paling mengetahui peta wilayah Lombok dan sekitarnya.

Sejumlah pengurus dan anggota PMKRI St Thomas Aquinas Cabang Mataram pun membantu tim sebagai relawan kemanusiaan. TTB St Lidwina juga bekerjasama dengan tim medis dari Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia dan Rumah Sakit Katolik St Antonius Karang Ujung Mataram.

Berkat kerja sama nan apik dan terkoordinir secara baik, para relawan meringankan beban, serta menyeka air mata umat dan warga Lombok yang terdampak gempa. Meski demikian, umat dan warga di sana masih tetap membutuhkan uluran tangan dari banyak orang. Sebab, masih banyak yang harus dibenahi dan diperhatikan di sana.

 

Aurelius R. L. Teluma (Mataram)

HIDUP NO.38 2018, 23 September 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here