Inspirasi Senja, Modal Lansia Pendoa

255
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Inspiratif, Paul Subiyanto meriset ayahnya, F. Marto Sugiyo, yang menapak usia 90 tahun. Senja inspiratif, lansia naratif. Tak mudah mendaku lanjut usia (lansia) jika diri bergejolak. Lansia butuh pendampingan sosial, rohani, dan rengkuhan keluarga. The World Health Organization (WHO) memerinci empat fase : lansia pertengahan (45-59 tahun), lansia (60-74 tahun), lansia tua (75-90 tahun), dan lansia sangat tua (di atas 90 tahun). Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi lansia awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun), dan manula (66 tahun ke atas).

Buku ini langka, menarasikan diri yang dikaruniai hidup lanjut, seyogyanya penuh syukur, bahagia, dan bijaksana. Jika abai, bersaranglah penyakit degeneratif demensia-alzheimer. Gejala awal demensia menjalar jika tidak segera ditangani, pelupa, pikun, berbicara berulang-ulang, dan kekanak-kanakan. Tak disangkal, lansia mengalami kemerosotan intelektual.

Ada sepuluh tema reflektif. Diawali narasi bijak, menjadi tua itu pasti, bahagia itu pilihan. Resepnya masuklah ke sumber pikiran, lalu ubahlah perasaan negatif. Perasaan inilah biang nafsu tidak sehat. Tema kedua, lansia bahagia menjadi berkat sesama karena memiliki warisan sifat bijaksana dengan proses panjang.

Buddha Gautama mengatakan, kebijaksanaan akan tumbuh pada seseorang yang mampu mengendalikan dan memadamkan keinginan. Derita manusia muncul oleh acakadut keinginan. Kebahagiaan akan muncul jika manusia cakap mengendalikannya. Lupakan kehebatan masa lalu, kini fokus hayati peran hari ini sepenuh hati.

Tema ketiga, lansia bijaksana berdamai dengan rasa sakit. Sakit itu perkara raga, maka olahlah hidup spiritual. Saatnya membangkit-bangkitkan roh lebih berperan karena mutu raga merosot. Tubuh dan jiwa tidak bisa diandalkan, lansia berpegang bimbingan Roh (Tuhan).

Tema keempat, damailah dengan masa silam. Paus Alexander abad XVII mengatakan berbuat salah itu manusiawi, tetapi mengampuni itu ilahi. Mengampuni bukan untuk kepentingan orang yang melukai, melainkan untuk penyembuhan diri. Sunan Kalijaga lewat Ilir-Ilir menegaskan berdamai dengan masa lalu adalah kunci bahagia-bijaksana, menjalani sisa hidup sebagai penyucian (hlm 43).

Tema kelima, lansia mencari makna hidup bagi orang lain dan semesta. Alfred Nobel yang memegang hak paten penemu dinamit dan peraih Nobel, kekayaannya didonasikan untuk kemanusiaan. Tema keenam, bersyukur tanpa syarat. Jakob Oetomo (87) mengawal perjalanan RI melalui media dan penerbit. Resepnya : bersyukur tiada akhir (hlm 58).

Tema ketujuh memapar ide Anthony de Mello, lansia bijaksana melepaskan segala kelekatan keinginan yang mengikat baik materi, seseorang, ataupun pikiran. Tiga tema terakhir saling terkait, jadilah pendoa yang baik agar kematian indah itu bersemayam di surga. Syukur dan bahagia menjadi lansia, modal pendoa bijaksana. Kekuatan lansia bukan fisik dan psikis, tetapi spiritualnya atau Roh. Jika sepuluh tema naratif dijalani, niscaya lansia yang demensia-alzheimer mudah diolah.

Judul : Senja nan Indah, Menjadi Lansia Bahagia dan Bijaksana
Penulis : Paul Subiyanto
Penerbit : Kanisius, 2018
Tebal : 100 halaman

Anton Suparyanta

HIDUP NO.26 2019, 30 Juni 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here