web page hit counter
Jumat, 11 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Etiket Kecerdasan Politik

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – WHO mendata kurang lebih satu juta orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Ini berarti, dalam setiap 40 detik, 40 orang bunuh diri di seluruh dunia. Hingga 45 tahun terakhir, tingkat bunuh diri meningkat 60 persen. Kini, bunuh diri menjadi satu dari tiga penyebab utama kematian untuk usia 15-44 tahun. Lebih 90 persen kasus bunuh diri disebabkan depresi berkepanjangan. Fatalnya, kini banyak orang muda mudah “bunuh diri demi politik”.

Buku Protopia Philosophia ini menjadi pencerah pikir kritis dari ribuan kasus etiket kehidupan manusia agar mampu menghadirkan sudut pandang terbaru. Etiket pengolahan pribadi yang dijabarkan dengan peranti filsafat Asia, Zen, Stoa, dan riset neurosains. Ini membantu manusia untuk menjalani hidup optimal. Konteks kedua dan ketiga adalah etiket aksesori manusia hidup, yaitu berebut politik nasional dan global. Konteks aksesori ini menjadi medan pertengkaran hidup kompulsif.

Medan pertengkaran kompulsif inilah biang kegagalan menalar hidup secara protopia (bedakan dengan utopia dan philosophia). Protopia adalah proses bertekun dalam kompleksitas hidup dan berusaha melampaui berbagai tantangan secara perlahan dan pasti. Dapat dikatakan kemajuan bertahap.

Reza menawarkan ciri pikir protopia. Ciri ini diserap dari Ellen Vrana (penulis politik asal AS) yang memaparkan lima ciri kecerdasan politik, yakni integritas, kesadaran diri, empati, strategi, dan eksekusi. Ciri integritas yakni kemampuan orang untuk berteguh prinsip, meskipun represif melawan prinsipnya sendiri. Sikap saling menghormati, jujur, kerja efisien-efektif, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas adalah wujud nyata integritas. Orang tanpa integritas tidak akan cakap berpolitik.

Ciri kesadaran diri menuntut pribadi harus paham kelebihan dan kekurangan diri. Orang harus paham kapan perlu berbicara dan kapan diam. Sadar diri mencerminkan martabat dan teladan rakyat.

Sedangkan ciri empati adalah kemampuan mengindari dari sudut pandang orang lain. Empati menjadi dasar sikap saling menghormati. Ciri berikutnya adalah ciri strategi di mana seseorang dihimbau terampil dalam merencanakan tindakan dan pemahaman akan dampak yang muncul dari tindakan tersebut. Ini diterapkan mulai dari perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, sampai penentuan strategi jangka panjang. Ciri eksekusi, yakni kemampuan mengkaji ilmiah yang berpijak pada budaya berpikir terbuka, bebas, rasional, dan kritis. Ciri kecerdasan politik akan melahirkan etiket politisi yang berpijak pada realitas, bukan tipuan, seperti kiprah kontestasi pikir wakil rakyat kali ini.

Para politisi dengan legawa bisa memengaruhi orang demi tercapainya kebaikan bersama dan bukan kebaikan segelintir orang yang korup, munafik, dan hipokrit. Indonesia bukan negara oligarki.

Protopia yang didukung lima ciri ini akan membantu memahami kemajuan selangkah demi selangkah. Protopia tidak menarik sebagai cerita, tetapi bisa diwujudkan. Pesona masyarakat yang adil dan makmur di Indonesia memang sebuah utopia. Ia tidak akan sepenuhnya terwujud. Namun, usaha yang pelan dan pasti untuk mewujudkannya bisa terus dilakukan.

Judul : Protopia Philosophia
Penulis : Reza AA Wattimena
Penerbit : Kanisius, 2019
Tebal : 144 halaman

Anton Suparyanta

HIDUP NO.46 2019, 17 November 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles