KARYA PERUTUSAN DI SULAWESI: DARI SERIKAT JESUIT HINGGA TAREKAT MSC,

468
Misa syukur yang dipimpin Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC di dampingi Mgr. Josef Suwatan MSC (uskup emeritus), Pastor Agus Sumaraw Pr (Vikjen Keuskupan Manado) dan Pastor Stevanus Berty Tijow MSC (Ketua Panitia) dan Frater diakon Micky Kojongian Pr. (Foto : HIDUP/Lexie Kalesaran)
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM-USKUP Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mengungkapkan, kehadiran Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) adalah untuk melanjutkan perutusan gereja universal yang sudah dimulai terutama dengan kembalinya di daerah ini (Sulawesi) oleh Serikat Jesus selama 52 tahun, sejak 1868 dan MSC melanjutkan estafet pelayanan, perutusan itu.

Hal tersebut disampaikan Mgr. Rolly, sapaan Uskup Manado ketika memberikan kotbah pada misa syukur acara puncak Peringatan 100 Tahun MSC di Sulawesi yang diselenggarakan di Gereja Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) Karombasan, Senin, 7/9/2020.

Misa dipimpin Mgr. Rolly di dampingi Mgr. Josef Suwatan MSC (uskup emeritus), Pastor Stevanus Berty Tijow MSC (Ketua Panitia), Pastor Agus Sumaraw (Vikjen Keuskupan Manado) dan Frater Diakon Micky Kojongian.

Hadir pada acara yang disiarkan secara live streeming itu Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Edwin Silangen (mewakili Gubernur Sulut Olly Dondolambey) di dampingi Kadis Kehutanan Sulut Reyner Dondokambey dan Kadis Perindag Sulut Edwin Kindangen, tiga puluhan imam  baik dari Tarekat MSC, Diosesan dan tarekat religius lainnya, termasuk Superior Daerah MSC Sulawesi Kalimantan Timur Pastor Herry Purasa, sejumlah suster, bruder, frater, panitia, dan undangan lainnya. Walaupun ada kehadiran sejumlah orang tapi protokol kesehatan tetap dijaga seperti ada jarak, memakai APD, tempat cuci tangan dan disediakan hand sanitizer.

Sekdaprov Edwin Silangen saat membacakan sambutan Gubernur Sulut Olly Dondokambey. (Foto : HIDUP/Lexie Kalesaran)

Pelayanan misioner dari gereja Katolik, menurut Mgr. Rolly, bersumber dari Yesus sendiri, yang seperti didengar dalam bacaan injil yang diambil dari Matius 28: 16 – 20, yang dipakai dalam bacaan injil misa syukur.

Mgr. Rolly pun mengutip injil tersebut, di antaranya, “karena itu, pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai maju senantiasa sampai akhir zaman.”

Mantan Provinsial MSC Indonesia ini mengungkapkan, kehadiran MSC adalah melanjutkan karya dari Serikat Jesus (SJ), menerima warisan-warisan, yang sungguh luar biasa semangat perutusan dari gereja universal.

“Berangkat dari apa yang disanpaikan Yesus dari bacaan tadi, dan itu berlanjut terus-menerus. Menerima estafet dan warisan-warisan dari Serikat Jesus,” ujar Mgr. Rolly seraya menyebutkan sejumlah warisan atau karya perutusan tersebut di antaranya umat Katolik yang waktu itu berjunlah seratus ribuan, sekolah guru serta kehadiran tarekat religius lainnya seperti JMJ (datang 22 tahun sebelum kehadiran MSC).

Sekdaprov Sulut Edwin Silangen saat membacakan sambutan Gubernur Sulut Olly Dondokambey. (Foto : HIDUP/Lexie Kalesaran)

Uskup menegaskan, MSC tidak bisa berbuat lebih banyak seperti yang sudah dialami sampai tahun ini bersamaan dengan taerkat-tarekat religius yang sudah ada sesudah JMJ yang tentu dipanggil oleh SJ dan kemudian datang Fratet CMM, suster Karmel, DSY, PBHK Ursulin, Fransiskanes, Putri Karmel dan Pastor CSE.

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam sambutan yang dibacakan Sekdaprov Edwin Silangen mengakui implementasi berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan Pemprov Sulut tidak terlepas dari kontribusi umat Katolik.

“Mencermati berbagai capaian progresif yang telah kita torehkan selama ini Pemerintah dan segenap komponen pembangunan di Provinsi Sulut dituntut mampu untuk terus memberikan karya yang optimal serta tetap menjalin sinergitas, bahu-membahu dan bekerjasama satu sama lain, ” sebutnya.

Dipahami, perayaan syukur seperti saat ini, identik bahkan selalu menjadi momen evaluasi terhadap berbagai langkah kerja yang telah dilakukan, menjadi titik untuk memulaikan suatu pekerjaan, bahkan menjadi titik untuk semakin mempererat persatuan dan kebersamaan dalam menapaki perjalanan bangsa dan gereja.

Misa syukur dalam rangkaian acara puncak Peringatan 100 Tahun MSC di Sulawesi yang diadakan di Gereja Paroki HKY Karombasan (Manado), Senin (7/9/2020). (Foto : HIDUP/Lexie Kalesaran)

“Terkait dengan itu, peranan dari pada MSC di Sulawesi dan segenap umat Katolik di daerah pun senantiasa diharapkan, di samping menjalankan dan mendukung perwujudan visi MSC yakni mengejawantakan cinta Allah dan Spiritualitas Hati,” ungkap Gubernur.

Dikemukakan, segenap umat Katolik di Sulawesi harus memahami secara utuh peran MSC di tengah umat sehingga visi MSC juga akan terwujud secara utuh. Terkait dengan langkah ke depan, sambung gubernur, tidak dapat dipingkiri, misi pelayanan turut diperhadapkan dengan berbagai tantangan sekaligus peluang, yang muncul sebagai konsekuensi dari perkembangan zaman. “Suka atau tidak, kita telah berada dalam tatanan masyarakat global dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang menyertainya,” tegasnya.

Sehingga, menurut gubernur, sudah menjadi keharusan bagi segenap umat untuk terus menjadikan pertumbuhan iman sebagai benteng utama dalam menghadapi derasnya arus perubahan zaman ataupun dalam menghadapi tantangan-tantangan lain, seperti covid-19.
Ketua Panitia Pastor Stevanus Berty Tijow MSC melaporkan sejumlah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dalam rangkaian Peringatan 100 Tahun MSC di Sulawesi. Kegiatan dimulai saat misa pencanangan awal September 2019 dan akan berakhir pada Minggu (13/9/2020) yakni misa syukur yang diadakan di paroki-paroki/stasi-stasi yang ada di Keuskupan Manado yang diikuti umat setempat.

Beberapa kegaiatan yang telah dilaksanakan dalam rangkaian acara puncak antara lain Ziarah Keluarga MSC di makam seminari Kakaskasen, Senin (7/9/2020) pagi, Tridium MSC pada Selasa-Kamis (1-3/9/2020), Novena HKY (Hati Kudus Yesus) di Gereja Paroki/Stasi masing-masing selama 9 bulan yang berakhir Jumat (4/9/2020), Peluncuran Buku Sejarah 100 Tahun MSC di Sulawesi dalam bentuk Webinar pada Sabtu (5/9/2020).

Lexie Kalesaran (Manado)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here