Kongregasi Suster-suster Dina Santo Yoseph (DSY) Manado Merayakan Yubileum 150 Tahun, Uskup Mandagi Sampaikan Pesan Khusus

758
Perayaan Ekaristi Yubileum 150 Tahun DSY dipimpin Uskup Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – PADA Selasa, 21 Juni 2022 merupakan hari yang istimewa bagi DSY. Betapa tidak. Pada tanggal tersebut, Kongregasi ini merayakan 150 tahun kehadirannya, baik di Belanda-Belgia, Kenya-Tanzania maupun di Indonesia termasuk di Keuskupan Manado. Patut disyukuri karena telah melewati perbagai hal baik suka maupun duka, dan karena penyelengaraan Ilahi sehingga Kongregasi ini bisa berkarya di dunia.

Sejak didirikan pada 12 Juni 1872 di Heerlen, Belanda oleh Pastor Petrus Yoseph Savelberg, Tuhan terus berkarya mendampingi perjalanan DSY sampai saat ini. DSY menerima undangan mengembangkan misinya di Indonesia. Misi pertama di Kota Ternate, Maluku Utara, ketika itu masih kota kecil pada 4 Maret 1938. Saat itu DSY melaksanakan karya pendidikan, kemudian kesehatan. Di Keuskupan Manado, Kongregasi ini hadir sejak tahun 1978. Kehadirannya kian nampak ketika tahun 1986 novisiat dipindahkan dari Ternate ke Manado.

Muncul Secara Unik

Permulaan yang kecil, dari benih kecil, untuk mereka yang kecil, telah menjadi pohon besar dengan banyak cabang. Benih-benih panggilan Tuhan dalam Kongregasi ini muncul secara unik. Tuhan terus-menurus memanggil dan memilih orang-orang yang dikehendaki-Nya menjadi perpanjangan tangan kasih-Nya lewat DSY.

Pada momen istimewa Yubileum, DSY juga bersyukur atas penerimaan busana tiga postulan, pengikraran kaul pertama dua novis, pesta perak empat suster dan panca windu tiga suster.

 

Pemotongan kue perayaan 150 tahun DSY (Foto: Lexi Kalesaran)

Tiga suster yang menerima busana adalah Sr. Patrisia Koke, Sr. Hendrieta Ngilamela dan Sr. Alberta Abaulu. Dua suster kaul pertama adalah Sr. Inviolata Batmanlusi dan Sr. Mikaela Tiwi. Empat suster yang 25 tahun hidup membiara adalah Sr. Alfonsa Batfin, Sr. Alwina Larinti, Sr. Juliva Motulo dan Sr. Petronela Korompis sedang yang 40 tahun membiara adalah Sr. Bertilla Bille, Sr. Christina Tandayu dan Sr. Mathilda Lamongi.

Perayaan ini, menurut Uskup Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC merupakan undangan untuk melihat kepada pendiri. Bagaimana pendiri telah membentuk hidupnya, perhatiannya kepada mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat pada zmannya, telah menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya.

“Belas kasih, perhatian, kesederhanaan, cinta dan kesetiaan tanpa syarat dari pendiri Petrus Yoseph Saverberg terus berlanjut  dalam diri para suster yang mengikuti jejaknya melalui masa-masa baik dan sulit sampai saat ini,” ujar Mgr. Rolly pada Ekaristi puncak di Gereja Paroki St. Yohanes dan Kornelius Lotta, Minahasa, Manado, Sulawesi Utara, Selasa, 21/6/2022.

Ekaristi dipimpin Mgr. Rolly bersama Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC dan Uskup Sorong-Manokwari, Mgr. Hilarion Datus Lega, Kepala Paroki Lotta, Pastor Rhein Saneba, serta 40-an imam.

Jangan Hilang

Ternate adalah tempat awal karya DSY di Indonesia. Sekitar tahun 2000 terjadi kerusuhan berdarah di Ternate yang dimulai dari Ambon. Terjadi konflit antarumat beragama sehingga terjadi pengungsian besar-besaran. Takut dibunuh. Konflik ini membuat banyak rumah hancur termasuk gedung gereja Katolik.

Apakah Suster DSY pada saat itu meninggalkan Ternate? “Saya saksikan sendiri para suster tetap melayani orang, umat dan rakyat yang membutuhkan,” tegas Mgr. Mandagi.

Mantan Uskup Amboina ini pernah mengunjungi dan menguatkan mereka di tengah-tengah ancaman dan penderitaan tapi para suster tetap gembira dan melayani. “Pertanyaan besar, mengapa para suster berbuat demikian? Apakah yang menyemangati mereka?  Karena ada semangat melayani, seperti ditunjukkan pendiri DSY pastor  Saverberg. Kobarkan, kibarkan, kabarkan Semangat DSY,” ujarnya.

Para uskup yang hadir, dari kanan ke kiri: Mgr. Hilarion Datus Lega (Uskup Manokwari-Sorong), Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC (Uskup Agung Merauke), Mgr. Benedictus Estepanus Rolly Untu, MSC (Uskup Manado) (Foto: Lexi Kalesaran)

Menurut Mgr. Mandagi, para suster DSY mengutamakan orang-orang kecil dan menderita. Mereka punya semboyan, di mana tidak ada yang menolong, mereka datang untuk menolong.  “Makanya para suster jangan hilang kesederhanaan,” pintanya.

Sementara itu di mata Mgr. Rolly, Yubileum merupakan tonggak sejarah penting bagi DSY untuk meninjau kembali perjalanan yang sudah ditempuh. Selain itu, untuk bersyukur kepada Tuhan atas kenyataan yang dialami saat ini dan dalam kepercayaan pada penyelenggaraan Ilahi memulai lagi perjalanan ke masa depan dengan semangat baru.

“Para suster telah melewati perjalanan panjang menapaki ‘jalan kerohanian ini,’ jalan mana pendiri dan suster-suster pendahulu menapakinya,” sebut Mgr. Rolly. Sekarang, Kongregasi memasuki tahap baru perjalanan kerohanian sebagai satu persekutuan. Untuk itu, dituntut ‘bakti’ sepenuhnya kepada Allah yang memanggil; keteguhan hati dan ‘bakti’ sepenuhnya kepada Kongregasi.

Momen Berharga

Pemimpin Umum Kongregasi DSY Manado, Sr. Christina Tandayu, DSY dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas karya agung Tuhan serta kemurahan kasih-Nya yang sudah menyertai sampai saat ini. “DSY bangga pada Bapak Savelberg yang telah mendirikan Kongregasi di bumi ini sampai di bumi Indonesia. Ia mendirikan karena keprihatinan, cinta, dan kepeduliannya kepada orang kecil, miskin, cacat, yang sakit,” ujarnya.

Sr. Christina Tandayu, DSY

Baginya, Yubileum ini adalah sebuah momen yang berharga untuk merefleksikan bagaimana para DSY berkarya.

Suster Christina berharap, semoga Roh Kudus senantiasa menjiwai, mengobarkan semangat para suster agar mencapai cita-cita dari pendiri, hidup dari hasil perjuangan dan kerja keras dengan persaudaraan yang kokoh dengan kekuatan iman.

Aktualisasi Nyata

Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, dalam sambutan tertulisnya menegaskan, ungkapan syukur merupakan bentuk aktualisasi nyata dari rasa terima kasih atas segala berkat dan anugerah yang senantiasa dilimpahkan Tuhan kepada setiap pribadi manusia.

“Di dalamnya terkandung nilai pembangunan iman yang sangat kental dikarenakan terkait dengan hubungan antara manusia dan Tuhan sebagai Pencipta langit dan bumi dan segala isinya,” tulis Gubernur.

“Secara khusus, merupakan suatu bentuk syukur atas segala karunia, kekuatan dan keteguhan iman yang diberikan Tuhan kepada DSY Manado dalam memberikan karya serta pelayanan kepada umat, sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Kegiatan Yubileum

Ketua Panitia, Sr. Yohana Taroreh, DSY mengatakan Yubileum diwarnai dengan berbagai kegiatan yang dimulai Juni 2021.

Pertama, bidang umum yang terdiri dari, antara lain, pembangunan monumen patung pendiri di Lotta, pengadaan gambar/novena paduka yang pantas dimuliakan, serta menyusun hymne dan mars Yubileum.

Kedua, bidang spiritualitas dan pembinaan dengan kegiatan seperti pendalaman dan refleksi spiritualitas untuk para suster DSY, refleksi selama tahun Yubileum (tiga bulan sekali), doa Yubileum, doa novena, rekoleksi Januari-Mei 2022, retret tahunan 2022, lokakarya kepemimpinan untuk para pimpinan komunitas, dan lain-lain.

Ketiga, bidang sosial yang terdiri dari kunjungan orang tua san orang sakit serta pengobatan gratis, pembangian makan siang untuk sopir angkot di Manado pada Pesta St. Yoseph, pembagian sembako untuk ibu-ibu janda, penyuluhan/edukasi kesehatan tentang reproduksi dan HIV/AIDS, serta penanaman pohon di Kebun Wateto Tobelo.

Keempat, pekan perayaan puncak berupa doa adorasi bersama, malam kesenian: melodrama pannggilan nyanyian putri-putri Savelberg, pameran, perayaan Ekaristi puncak, dan ramah tamah perayaan puncak.

Lexie Kalesaran (Manado)

HIDUP, Edisi No. 28, Tahun ke-76, Minggu, 10 Juli 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here