RESMI! Ini Dia Tanggapan Uskup Ruteng Meluruskan Kesalahpahaman di Keuskupannya

10222
Mgr. Hubert Leteng, uskup ruteng, Mgr. Hubertus Leteng
Mgr. Hubertus Leteng
3.7/5 - (19 votes)

HIDUPKATOLIK.COM-Sejumlah pastor menggelar pertemuan dengan Uskup Ruteng, Mgr Hubertus Leteng pada Senin sore, 12 Juni 2017.

Pertemuan yang  sedianya dilakukan pada pagi hari ini, untuk membahas dinamika yang terjadi di internal Gereja Keuskupan Ruteng.

BACA SEBELUMNYA: Terkait Kekisruhan di Keuskupan Ruteng, Ini Sebenarnya yang diharapkan para Imamnya

Dalam keterangan pers usai pertemuan tersebut, Mgr. Hubert, tidak banyak berkomentar.

Mgr. Hubert menjelaskan beberapa permasalahan yang terjadi di internal keuskupan. Beliau mengatakan jika ada kekurangan tentu harus dipelajari untuk diperbaiki.

Hal yang menjadi kekurangan harus menjadi pelajaran, yang memang merupakan kemajuan ditingkatkan saja,ujarnya.

Sedangkan terkait isu sejumlah imam yang menyatakan hendak mundur dari sejumlah jabatan, Mgr Hubert menjelaskan keputusan seperti itu, hak setiap orang. Namun ia menjelaskan hal seperti itu, tentu sesuatu yang tidak diinginkan.

BACA JUGA: Anda Pasti Belum Tahu! Ruteng Ternyata Kota Seribu Biara Penuh Keindahan

Setiap orang punya hak. Kita memang mengharapkan tidak seperti itu. Sangat tidak mengharapkan. Kita harus mencintai Gereja. Gereja itu menjadi komitmen. Persatuan Gereja, komunio, itu menjadi komitmen. Kita sama sekali tidak menghendaki ada yang meninggalkan tugasnya, tidak membantu umat, ujarnya.

Sementara terkait adanya desakan yang meminta dirinya mundur dari Uskup, Mgr Hubert menegaskan tidak menyetujui dengan desakan tersebut.

Saya tidak menyetujui. Kalau ada satu dua orang yang dari permenungan mendalamnya memutuskan mundur, kita hargai pilihan bebas orang tersebut, ujarnya.

Akhirnya Mgr Hubert dengan tegas berpesan untuk tidak membuat kegaduhan lagi.

Kalau kamu mencintai Gereja, kamu harus menciptakan kesejukan bagi umat, ucapnya.

 

Norben Syukur

8 COMMENTS

  1. Ketika imamat mulai diberi spirit demokrasi dan politik sebagai jenis ancaman baru untuk sebuah perubahan, maka hierarki gereja akan seperti mahasiswa yang belajar demo dan membuat kubu-kubu utk gosip murahan. Apakah hal itu yg benar-benar diinginkan utk sebuah pembaharuan. Sebagai satu keluarga, apakah anak-anak harus berisik seperti itu utk bisa dialog hati ke hati. Sebagai gembala, Bapa, apakah harus menunggu kegaduhan seperti itu baru mau mendengarkan?

    • Tanggapan yang cukup bijak. Memang ada bahaya bahwa sikap kritis dapat membawa kita kepada perpecahan, apalagi tidak diiringi dengan kemauan untuk melakukan sebuah diskresi discernment). Semua pihak mesti memiliki kehendak baik yang sama, demi kehidupan Gereja lokal yang lebih solid. Sederhananya: kesaksian hidup kita sebagai pengikut Kristus dimulai dari sana. Jika tidak, semua homili sebaik apapun yang kita sampai di atas mimbar tidak akan punya makna apapun. Marilah kita berdoa agar Gereja kita tetap utuh kendati harus menghadapi banyak tantangan dan kesulitan karena kita sungguh percaya bahwa kehidupan Gereja itu berada di dalam tangan Tuhan Yesus, yang memanggil manusia (kita) untuk ikut berpartisipasi di dalam karya-Nya: menyelamatkan dunia dan umat manusia. Terima kasih.

  2. Imam diosesan merupakan partisipasi bebas secara sadar untuk mengambil bagian dalam imamat uskup. Jika ada upaya pembaharuan, bukalah dialog yang bersahabat dari hati ke hati. Bila perlu ada waktu yang cukup untuk saling mendengarkan. Tinggalkan ego masing-masing. Singkirkan badai saling mendiskreditkan karena ingin menang sendiri. Memang sangatlah tidak elok jika kami (awam) harus menasehatimu. Bukankah Yesus sendiri telah mengajarkan kepada kita semangat untuk saling mengampuni? Maukah kemelut ini harus menjadi tontonan?

  3. NEKA NGGO KALI: ‘ULAR LELENG MBANGI, MBANGI LELENG ULAR!!!harapannya: para gembala, setelah kasus ini selesai, mesti benar-benar mengedepankan kejujuran, kebenaran, kesejahteraan umum dan pertobatan.jangan sampai, umat menanggalkan baju…he…..heee….jaga toe tiba jabatan ketua KBG, pengurus dewan paroki dan seterusnya

  4. untuk para imam diosisan sebagiannya adalah kakak,teman angkatan dan adik-adik angkatan saya di RITAPIRET, saya tetap percaya bahwa semua kemelut yang terjadi adalah satu peristiwa yang turut menentukan bagaimana gereja harus diperbahrui dari waktu ke waktu, meski demikian kesatuan anda dengan baba uskup dalam sakramen imamat untuk mengembangkan tugas keimamatan di dalam gereja partikular Ruteng ini harus menjadi di atas semua kepentingan demi kehidupan gereja partikulir ini di masa depan….Semoga Roh Allah tetap mempersatukan kita semua di dalam kehidupan imamat ini…salam saya rm natalino vds gama dari diosis maliana Timor Leste

  5. Comment:
    Saya, Anda (kita) sama di hadapan Allah, tdk ada seorang manusia yg lebih besar dr manusia lain.
    Apa yg anda cari d dunia,. . .???
    “Tidak ada yg baru di bawah Matahari”.
    “persoalan mengharuskan kita menjadi lebih dewasa, bukan hanya keuskupan ruteng yg harus berbenah, semua harus berbenah, dan semua dimulai dr diri kita”.
    sy pemuda dr kempo (Manggarai Barat) berharap Keuskupan Ruteng bisa lebih baik dr sebelumx.

Leave a Reply to Golden Raden Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here