Pesan Ramadhan Vatikan: Mendesak Kristen dan Muslim Membangun Persaudaraan Universal

742
Sholat Jum'at saat Ramadhan di Jakarta, Indonesia (10/5/2019). [Dok.ANSA]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.comDewan Kepausan untuk Dialog Antar-agama Vatikan telah merilis pesan terkait dengan bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri bagi umat Islam, mendesak umat Kristen dan Muslim di seluruh dunia untuk membangun jembatan persaudaraan dan mempromosikan budaya dialog.

Vatikan menyerukan umat Kristen dan Muslim di seluruh dunia untuk mempromosikan persaudaraan manusia dan keberadaan yang harmonis dengan membangun jembatan persahabatan dan mempromosikan budaya dialog yang menolak kekerasan dan menghormati setiap pribadi manusia.

Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-agama (The Pontifical Council for Interreligious Dialogue/ PCID) membuat undangan dalam sebuah pesan untuk berharap kepada umat Islam di seluruh dunia akan suatu perayaan yang damai dan berbuah manfaat dari bulan puasa Ramadhan yang berakhir dengan perayaan Idul Fitri.

“Dedikasi Bulan Ramadhan dengan berpuasa, berdoa, dan bersedekah, juga merupakan bulan untuk memperkuat ikatan spiritual yang kami miliki dalam persahabatan penganut Muslim dan Kristen,” demikian terjemahan pesan pada tulisan berjudul Christians and Muslims: Promoting Universal Fraternity (Kristen dan Muslim: Mempromosikan Persaudaraan Universal), yang ditandatangani oleh Sekretaris PCID, Uskup Miguel Ángel Ayuso Guixot.

Mengutip dokumen yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmad Muhammad Al-Tayyeb dari Al-Azhar di Abu Dhabi pada 4 Februari, Uskup Ayuso mengundang umat Kristen dan Muslim untuk “tetap berakar pada nilai-nilai perdamaian; untuk mempertahankan nilai-nilai saling pengertian, persaudaraan manusia, dan hidup berdampingan yang harmonis; untuk membangun kembali kebijaksanaan, keadilan, dan cinta.”

Baca: https://www.hidupkatolik.com/2019/02/24/32222/tindak-lanjut-deklarasi-kenabian-hidup/

Membangun Jembatan untuk Kebaikan Bersama
Pesan itu mengingatkan umat Islam dan Kristen bahwa dengan membuka diri kepada orang lain, mengenal dan mengenali mereka sebagai saudara dan saudari, mereka dapat “meruntuhkan tembok yang ditimbulkan oleh rasa takut dan ketidak-tahuan serta mencari bersama untuk membangun jembatan persahabatan yang mendasar bagi kebaikan semua umat manusia.

”Dengan cara ini, mereka dapat memupuk habitus baru di lembaga-lembaga politik, sipil, dan agama mereka di mana kekerasan ditolak dan pribadi setiap manusia dihormati.

Pesan ini mendorong para pengikut kedua komunitas umat beragama untuk terus mempromosikan “budaya dialog sebagai cara kerja sama dan sebagai metode untuk bertumbuh dalam pengetahuan satu sama lain.”

Menghormati Keragaman dan Kebebasan
Dalam hal ini, PCID mengutip tiga pedoman mendasar sebagaimana diusulkan Paus Fransiskus dalam rangka mempromosikan dialog dan pengetahuan antar umat dari sisi agama yang berbeda, yaitu, “kewajiban akan identitas, keberanian akan keberbedaan, serta ketulusan niat.”

Pesan itu lebih jauh menjelaskan bahwa penghormatan terhadap perbedaan memerlukan dialog dalam upaya mempromosikan hak hidup setiap orang, keutuhan jasmani, dan kebebasan mendasar, seperti kebebasan hati nurani, berpikir, berekspresi, dan beragama.

“Ini termasuk kebebasan untuk hidup sesuai dengan keyakinan seseorang di ruang pribadi dan publik. Dengan cara ini, umat Kristen dan Muslim -sebagai saudara dan saudari- dapat bekerja bersama untuk kebaikan bersama.”

Uskup Ayuso menyimpulkan dengan harapan bahwa para pengikut kedua agama itu mempraktikkan bukan hanya sikap toleransi tetapi juga hidup bersama yang benar dan damai.

 

Sumber: vaticannews.va/ Robin Gomes (10 May 2019, 11:40)
Penerjemah: Antonius Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here