Anak Kecil Merengek karena Tidak Diberi Hosti

326
Foto ini hanya sekadar ilustrasi anak sedang komuni pertama.
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Romo Benny, apakah Hosti yang sudah diberkati (konsekrir) saat Perayaan Ekaristi boleh diberikan kepada anak kecil (anak saya). Ia nangis-nangis saat saya terima komuni karena saya, ibunya tak memberi dia.

Indira, Solo

Di suatu Perayaan Ekaristi, ada seorang anak yang tertarik melihat ibunya yang menerima Komuni Kudus. Tiba-tiba si anak, ketika romo memperlihatkan kepada ibunya dan berkata “Tubuh Kristus”, segera dia mengulurkan tangan dan hampir meraih hosti terebut karena dia menyaksikan semua orang menerimanya. Namun, sebelum si anak meraihnya, sang ibu segera menurunkan tangan anaknya karena ibu itu tahu bahwa Tubuh Kristus tersebut hanya untuk orang telah memahaminya.

Mungkin benar yang dilakukan oleh ibunya itu bahwa anak yang hendak meraih komuni dari imam tidak diperkenankan. Namun, hal yang perlu dipahami dengan baik adalah bukan soal boleh atau tidak boleh seorang anak menerima komuni kudus. Sebenarnya, dalam Tradisi Gereja peneriman komuni pada anak-anak sudah berlangsung sejak awal. Ada kebiasaan bahwa bayi diberi komuni setelah Sakramen Baptis.

Namun, Gereja kemudian melihat bahwa ada kemungkinan bayi itu bisa menumpahkan kembali hosti tersebut sehingga di Gereja Latin kebiasaan itu hilang. Meskipun demikian, ini bukan berarti bahwa Gereja menolak anak kecil untuk menerima Komuni. Konsili Lateran IV tahun 1215 menyatakan bahwa mereka yang bisa menyambut komuni adalah mereka yang telah mampu menggunakan akal budinya.

Inilah prinsip dasar siapa yang diperkenankan menerima komuni. Jika diintepretasikan, anak yang bisa menggunakan akal budi adalah berusia sekitar 7 atau 8 tahun.

Pada tahun 1910, Paus Pius X menegaskan hal ini dan mengatakan pemahaman yang salah bahwa seorang anak itu tidak bisa menerima komuni. Sebaliknya, anak yang telah siap dan memahami dengan benar maka diperkenankan menerima Komuni.

Penegasan ini juga telah ditetapkan dalam KHK 1983, Kan 913§1: “Agar Ekaristi Mahakudus dapat diterimakan kepada anak-anak, dituntut bahwa mereka memiliki pemahaman cukup dan telah dipersiapkan dengan seksama, sehingga dapat memahami misteri Kristus sesuai dengan daya tangkap mereka dan mampu menyambut Tubuh Tuhan dengan iman dan khidmat”.

Perlu diketahui pula bahwa penerimaan Komuni Pertama di pelbagai daerah atau negara tidak lah sama. Di Indonesia, pada umumnya anak-anak baru menerima Komuni pertama sekitar usia 10 tahun atau setingkat dengan kelas empat Sekolah Dasar. Tentu ini sebenarnya bukan norma yang tetap. Umur bukan begitu saja menjadi patokan tetapi apakah seorang anak itu bisa menggunakan akal budinya, memahami Komuni Kudus, membedakannya dari makanan biasa.

Dengan kata lain, ketika anak sudah bisa menggunakan daya tangkapnya dan telah dipersiapkan dengan baik maka anak tersebut bisa diberikan Komuni Kudus. Dalam konteks Indonesia, seorang anak dianggap bisa menggunakan kemampuan akal budinya dengan baik yaitu pada usia 10 tahun. Akan tetapi, ini tidak menutup kemungkinan jikalau ada anak yang sudah berusia tujuh tahun dan dapat memahami Tubuh Kristus dapat diizinkan untuk menyambut Komuni Kudus. Bahkan, dalam bahaya maut, Gereja mengizinkan memberikan Komuni kepada anak bilamana dia tahu benar bahwa itu adalah Tubuh Kristus (Bdk. KHK Kan 913§2).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang tua tidak bisa memberikan Komuni Kudus kepada seorang anak bahkan kalau anak tersebut menangis dan merengek-rengek. Orang tua perlu memastikan terlebih dahulu bahwa anak itu memahami bahwa Komuni Kudus bukanlah roti dan perlu menyampaikan kepada romo bahwa anaknya merindukan Kristus sehingga bila romo telah yakin dan melihat anak tersebut pantas menyambut Komuni maka romo dapat mempersiapkan anak tersebut untuk mengikuti Pelajaran Komuni Pertama dan menerima pengakuan dosa pertama sebelum menyambut Ekaristi.

 

Romo Yohanes Benny Suwito, Dosen Teologi Institut Teologi Maria Vianney Surabaya

HIDUP, Edisi No. 03, Tahun ke-77, Minggu, 15 Januari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here