Cappa Sancta Martini: Separuh Mantol Merah yang Menjadikan Martin de Tours orang kudus

150
St. Martin dan Pengemis - karya Alfred Rethel (1836)
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Cappa Sancta Martini (mantol Santo Martin), dipercaya melindungi pemakainya dari segala marabahaya. Cappa Sancta Martini adalah mantol merah peninggalan Santo Martin (316 – 397) yang hanya separuh. Hal ini dilakukan raja-raja Frank pada abad pertengahan ketika mereka harus maju ke medan perang. Di tahun 799 cappa Sancta Martini dikembalikan kepada para biarawan Saint-Denis oleh Raja Beato Charlemagne. Kini mantol tersebut disimpan di Oratorium raja-raja Frank di Abbey Marmoutier, dekat Kota Tours, Perancis.

Hingga kini, di Eropa terdapat sebuah Festival khusus setiap 11 November, yang dikenal dengan Martinfest (Festival Martin). Anak-anak akan berkeliling kota membawa lentera yang dibuatnya dengan kreativitas sendiri. Seseorang akan berperan sebagai Santo Martin ikut berpawai bersama anak-anak. Sosok Santo Martin digambarkan menunggang seekor kuda dan mengenakan mantol merah. Melalui kegiatan ini, nilai moral yang mau diajarkan kepada anak-anak adalah semangat berbagi dan kepedulian kepada para tunawisma yang kelaparan dan kedinginan (November merupakan awal musim dingin di Eropa).

Siapakah Santo Martin de Tours?

Martin dilahirkan sebagai anak seorang perwira Romawi pada tahun 316 di Sabaria, Hungaria. Walaupun kedua orang tuanya tidak beragama Katolik, namun pada usia 10 tahun Martin merasakan panggilan yang begitu kuat untuk mengenal ajaran iman Katolik dan keinginan untuk mengikuti Kristus. Maka secara diam-diam ia meninggalkan rumah dan mendatangi sebuah gereja untuk belajar agama Katolik. Namun sayang, di usia 15 tahun ia harus masuk dalam keanggotaan tentara Romawi seperti ayahnya. Meski sebetulnya ia sama sekali tidak menyukai hal itu.

Suatu malam di musim dingin ketika ia sedang dalam perjalanan dengan menunggang kuda, ia bertemu seorang pengemis yang kedinginan. Pengemis yang sangat kurus itu tampak menggigil kedinginan karena tak kuat menahan hawa dingin di malam hari di musim dingin. Banyak orang yang lalu-lalang melewatinya, namun tak seorang pun yang mempedulikan pengemis tersebut. Maka dengan segera menarik pedangnya dan membelah mantol merah yang sedang dipakainya itu menjadi dua bagian. Sebagian diberikan dan dibalutkannya pada tubuh si pengemis, sedang sebagian lagi ia kenakan.

Setelah peristiwa itu, dalam tidurnya ia bermimpi Tuhan Yesus datang mengunjunginya. Yang mengangetkannya karena tampak Yesus mengenakan separuh mantol merah yang tadi ia berikan pada si pengemis. Dalam mimpinya, Yesus mengatakan pada para malaikat „Lihatlah, Martin telah memberikan separuh mantolnya kepadaKu, padahal ia masih belajar mengenalKu.“

Keesokan harinya, Martin langsung mengundurkan diri dari keanggotaannya sebagai tentara Romawi dan meminta diri dibaptis. Ia mengatakan „Aku ini laskar Kristus, maka aku tidak patut untuk berperang!“

Dalam perjalanan hidup selanjutnya, Martin menjadi seorang imam dan kemudian terpilih menjadi Uskup pada tahun 372. Selama 25 tahun menjadi uskup, ia dikenal banyak berbuat kebaikan dan cinta kasih pada sesama. Ia juga banyak melakukan pewartaan, pengajaran dan mendirikan gereja-gereja. Bukan hanya itu, ia juga memerintahkan penghancuran kuil-kuil kafir yang pada masa itu digunakan sebagai tempat pemujaan setan. Selama hidupnya ia juga banyka melakukan mukjizat, salah satunya ialah menyembuhkan masalah mata yang dialami Santo Paulinus dari Nola (sahabat Santo Agustinus). Ia wafat pada 8 November 397 di Tours, Perancis. Atas permintaannya sendiri, ia dimakamkan bukan di pemakaman para religius, namun dimakamkan di area pemakaman untuk mereka yang miskin.

Banyak peziarah yang menyatakan mukjizat-mukjizat yang dialaminya lewat perantaraan Martin. Karena semakin hari semakin banyak orang berziarah ke makamnya, maka Gereja Perancis memutuskan membangun sebuah basilika megah di Tours dan menempatkan relikui Santo Martin didalamnya. Basilika ini kemudian dinamakan Basilica of Saint Martin Tours.

Selain di Perancis, Santo Martin juga sangat dihormati di beberapa negara Eropa lainnnya. Pada tahun 1800 tercatat bahwa di Inggris terdapat 173 gereja yang dipersembahkan untuk menghormati Santo Martin.

Semoga kita dapat meneladani kepedulian Santo Martin bagi mereka yang mengalami penderitaan. Bukan hanya memikirkan kepentingan dan kenyamanan bagi diri sendiri, namun mau berempati dan beraksi nyata berbagi kelebihan bagi mereka yang berkekurangan. ***

Sr. Bene Xavier, MSsR, Kontributor dari Vienna Austria

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here