HIDUPKATOLIK.COM – Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian lingkungan di kalangan umat, KPKC Paroki Kotabaru, Kevikepan Yogyakarta TImur menggelar seminar dan pelatihan dengan tema “Belajar Mencintai Bumi dan Lingkungan Hidup” pada Minggu, 20 Juli 2025, di GKS Widyamandala. Acara ini merupakan bagian dari upaya Paroki Kotabaru menuju Paroki Hijau, sebuah visi yang diinspirasi oleh ensiklik Laudato Si dari Paus Fransiskus.
Acara ini menghadirkan tiga pembicara ahli dalam bidang lingkungan, yaitu Drs. P. Kianto Atmodjo, (tautan tidak tersedia), Dosen Unika Atmajaya Yogyakarta, yang menyajikan materi “Olah Sampah Dapur dan Kebun dengan Cara Cepat dan Tidak Ribet”, Eko Lima Sari Nugroho, yang menyajikan materi “Saling Mengenal dengan Limbah Domestik dan B3”, dan Agustinus Sumaryoto, yang menyajikan materi “Mengenal Paroki Hijau”.
Sebanyak 150 orang, termasuk panitia dan perwakilan dari 24 lingkungan paroki, serta tim pelayanan di gereja dan kongregasi bruder dan suster yang ada di wilayah Paroki Kotabaru, turut serta dalam acara ini. Dengan kegiatan ini, Paroki Kotabaru berharap dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan kehidupan yang ekologis dan berkelanjutan di tingkat paroki.
Prinsip Paroki Hijau
Paroki Hijau adalah sebuah gerakan dalam lingkungan Gereja Katolik yang mendorong umat paroki untuk mengambil tindakan nyata dalam menjaga dan melestarikan bumi. Prinsip utama Paroki Hijau adalah mengintegrasikan kepedulian lingkungan ke dalam seluruh aspek kehidupan dan aktivitas paroki, mulai dari pengelolaan sumber daya, pendidikan, hingga tindakan nyata melindungi lingkungan.
Tindakan nyata ke depan, merupakan perwujudan dari Ensiklik Laudato Si dan Ensikllik Fratelli Tutti dituangkan dalam bentuk Program ke depan Gereja Kotabaru menuju Paroki Hijau, yakni: Mendata relawan Laudato Si dan aktifis kemasyarakatan, membentuk komunitas memperkuat TimPel Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup/ KCLH Paroki, dan KCLH mengupayakan lingkungan fisik gereja bersih dan hijau.
Program lain KCLH akan memberdayakan umat menghijaukan tempat pemukimannya sebagai sumber makanan sehat dan menjaga udara sehat, membuat tanaman pot sebagai bahan dekorasi gereja dan mengurangi bunga potong. KCLH juga mengkondisikan agar pada setiap rapat dan pertemuan peserta wajib membawa tempat minum sendiri dan menghindari kemasan plastic. Selain itu KCLH memberdayakan kelompok-kelompok mengolah sampah organik dan anorganik (pengembangan potensi). Terakhir, KCLH mendorong umat terlibat inklusif dalam kelompok bank sampah dan sejenisnya yang berkegiatan pilah, pilih dan olah sampah.
Dengan seminar dan pelatihan ini, Paroki Kotabaru semakin berkomitmen untuk mewujudkan visi Paroki Hijau dan menjadi contoh bagi komunitas lainnya dalam menjaga lingkungan hidup.
Anton Sumarjana (Jakarta)
