HIDUPKATOLIK.COM – Untuk pertama kalinya, Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat dipercaya menjadi tuan rumah Ekspo Panggilan Keuskupan Sintang. Kegiatan ini menjadi momen istimewa karena merupakan ekspo panggilan pertama yang diadakan di Paroki Nanga Pinoh ini. Kegiatan ini walaupun dipusatkan di Paroki Nanga Pinoh, juga melibatkan paroki yang terdekat yaitu Paroki Santa Perawan Maria Tanpa Noda Belimbing.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17-19 Oktober 2024. Pembukaan kegiatan diadakan secara meriah di halaman Gereja Paroki Nanga Pinoh yang telah dihias dengan ornamen bernuansa Tionghoa. Selain itu, kemeriahan tampak juga dari penyambutan peserta dengan tarian barongsai. Sebanyak 80 peserta ambil bagian dalam kegiatan ini. Para peserta berasal dari para imam Diosesan Keuskupan Sintang dan 18 kongregasi imam, bruder dan suster yang berkarya di Keuskupan Sintang. Dalam kesempatan ini hadir pula para seminaris dari Seminari Menengah Santo Yohanes Maria Vianney Sintang dan dari Seminari Tinggi Interdiosesan Antonino Ventigmilia Pontianak.

Selama ekspo berlangsung, peserta tinggal di rumah-rumah umat yang dibagi dalam 20 lokasi yang mencakup 7 lingkungan dan 13 stasi (7 stasi di wilayah Nanga Pinoh dan 6 di wilayah Belimbing). Para peserta merayakan ekaristi yang dipimpin oleh imam yang ditempatkan di wilayah tersebut. Mereka tidak hanya merayakan ekaristi bersama umat, tetapi juga tinggal dan berinteraksi langsung di lingkungan atau stasi, sehingga terjadi dialog dan pengenalan yang mendalam.
Dalam ekspo ini, para peserta juga diberi stand pameran untuk mempromosikan tarekat mereka masing-masing. Dengan tempat-tempat khusus tersebut umat dapat datang melihat dan bertemu dengan para imam, suster, bruder serta mendapat penjelasan mengenai tarekat atau kongregasi yang ada. Selain itu, diadakan juga dialog dan gelar wicara yang melibatkan pelajar Katolik di Nanga Pinoh dan sekitarnya dan seminar yang melibatkan keluarga-keluarga.
Dialog dan gelar wicara yang dilaksanakan tanggal 18 Oktober dihadiri sekitar 1.000 pelajar yang memenuhi gereja paroki. Antusiasme para siswa begitu tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan mereka mengenai kehidupan panggilan religius dan hidup imamat. Acara ini terselenggara atas kerja sama dengan para guru agama Katolik di sekolah-sekolah setempat.
Para imam dan peserta ekspo merasa senang atas semangat yang ditunjukkan para siswa yang hadir. Mereka yakin kegiatan ini akan berbuah banyak, baik dalam menumbuhkan kesadaran panggilan hidup membiara maupun mempererat tali persaudaraan di antara umat.
“Antusiasme umat dan pelajar luar biasa. Ini tanda kesadaran akan pentingnya tenaga pastoral semakin tumbuh. Kami yakin, benih panggilan sedang ditanam dan akan bertumbuh subur di tanah Nanga Pinoh,” tutur Pastor Kornel, salah satu imam muda Keuskupan Sintang yang turut membagikan pengalamannya di gelar wicara ini.
Sore harinya, dilaksanakan seminar keluarga bertema “Peran Penting Keluarga dalam Menumbuhkan Panggilan”. Seminar ini dihadiri oleh 48 keluarga. Seminar yang dilaksanakan di aula St. Yoseph ini diawali dengan materi dari RD. Ambrosius Robertus yang bertugas di Seminari Tinggi Antonino Ventimiglia. Kemudian dilanjutkan dengan sharing orang tua dari para imam asal Keuskupan Sintang, yakni orang tua dari RP. Leo Lako, CM, RD. Leonardus Alexander, dan RD. Ardianus Diri. Para orang tua imam ini berbagi pengalaman mendampingi anak mereka hingga menjadi imam.

Dalam acara penutupan, Gabriel Salim, selalu ketua panitia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia bersyukur karena ekspo ini bisa berjalan dengan lancar dan penuh semangat. Ia mengatakan bahwa ia berharap melalui kegiatan ini semakin banyak orang muda yang tergerak dan terpanggil untuk mengikuti Kristus dalam hidup imamat dan hidup bakti.
Kegiatan ekspo ini ditutup dengan perayaan ekaristi pada tanggal 19 Oktober 2025 yang sekaligus merupakan Hari Minggu Misi. Perayaan ini dipimpin oleh Sekretaris Keuskupan Sintang, Pastor Hermanus Yosef Ga I. Romo Anyo, demikian beliau biasa dipanggil, mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan benih panggilan dalam diri orang-orang muda dan anak-anak yang hadir. Ia berharap agar pertumbuhan jumlah umat yang semakin banyak mampu diimbangi dengan bertambahnya jumlah pelayan pastoral agar bisa melayani umat dengan lebih baik lagi. Selain Romo Anyo, hadir juga 18 imam sebagai konselebran dalam perayaan ekaristi ini. Perayaan ini menjadi meriah dan unik karena kehadiran anak-anak yang menggunakan kostum imam, suster, bruder bahkan uskup.
P. Hiasintus (Sintang, Kalbar)






