PETRUS SANG BATU KARANG

94
Paus Fransiskus bertemu para pejabat Gereja di Aula Paus Paulus VI Vatikan.
[churtimes.com]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comPaus berharap agar semua pelayanan mestinya memberi dasar kuat bagi peziarahan Gereja. Para pelayan Gereja dan umat diajak belajar dari iman St Petrus.

Paus Fransiskus meminta kepada petinggi Vatikan agar setia pada pekerjaannya. Mereka bisa mengamalkan sebagai saksi Kristus melalui pekerjaan mereka. “Semoga pikiran kita dan tatapan kita hanya kepada Yesus Kristus, awal dan akhir setiap tindakan Gereja,” katanya saat Misa Hari Raya St Petrus di Basilika St Petrus Vatikan, Sabtu, 23/2.

Misa bersama pejabat Vatikan ini menjadi kesempatan bagi Bapa Suci menyampaikan harapan Gereja terhadap kinerja mereka. Bapa Suci menginginkan agar rekan-rekan kerjanya menanamkan semangat pelayanan. Pesan ini sejalan dengan perintah Yesus, menjadi pemimpin, orang harus memanggul salib danmengikuti-Nya. Pemimpin adalah orang yang bersedia melayani mereka yang kecil dan tersingkir.

Dasar St Petrus
Dalam pesta St Petrus, Paus mengajak para petinggi Gereja merefleksikan bagaimana Gereja terbentuk di atas Petrus, sang batu karang. Ia mengutip kata-kata St Agustinus. “St Agustinus menulis, meskipun Gereja gelisah dan terganggu oleh gejolak sejarah, Gereja tidak akan jatuh karena ada batu karang yang menjadi dasar,” ujarnya seperti dikutip CNA 23/2.

Bapa Suci menambahkan, nama St Petrus berasal dari batu karang. Maka, dasar bangunan Kristen tak lain adalah Kristus. “Kristus relah wafat, menjadi rusak seperti batu, agar fondasi iman Kristen hidup,” katanya.

Gereja didirikan di atas batu karang terungkap sesudah pengakuan iman Petrus kala Yesus bertanya, “Siapakah Dia?” Usai pengakuan “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup,” Yesus mengubah nama Simon menjadi Petrus. Maka, batu karang tak lain adalah pengakuan iman yang memikul perutusan menjadi gembala umat.

Pada masa Gereja Perdana, perutusan Petrus penting sebagai pemersatu jemaat. Perutusan ini kemudian dilanjutkan Paus, Uskup Roma sekaligus gembala umat beriman.

Bapa Suci mengajak para pejabat Gereja agar membuka diri dan menerima anugerah dengan membarui diri, menjadi Petrus yang tak sekadar menjaga iman Katolik, tapi juga melaksanakannya. “Kita dipanggil menjadi perpanjangan tangan Tuhan agar kuasa kasih-Nya bisa membarui mereka yang terluka,” katanya.

Bapa Suci juga berpesan kepada umat beriman. Umat harus membiarkan wajah Allah, Sang Gembala Baik selalu menerangi hati sehingga iman umat bisa terus dibarui. Tujuannya agar tak seorangpun yang merasa diabaikan atau dianiaya, melainkan semua orang dapat mengalami kasih Sang Gembala. Misa di Basilika St Petrus merupakan salah satu rangkaian kegiatan Paus selama Tahun Yubelium Luar Biasa Kerahiman Ilahi. Sebelum Misa, para petinggi Vatikan berkumpul di Aula St Paulus VI untuk bermeditasi bersama dengan tema, “Rahmat dalam Kehidupan Sehari-hari”. Setelah itu, mereka mengadakan prosesi melalui “Pintu Kudus” menuju Basilika St Petrus.

Dalam khotbahnya, Paus bertanya, “Menurut kamu, siapakah aku yang terluka?” Yang “terluka” tak hanya Petrus, sang batu karang, tapi Gereja secara keseluruhan. Namun, luka Gereja adalah luka karena cinta. Hal ini seperti yang diajarkan Sang Guru, Yesus Kristus. Maka St Petrus mengajak kita untuk menyadari diri sebagai anak Allah,” tutup Bapa Suci.

Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here