Haruskah Betah Tinggal Di Lingkungan Baru?

570
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Pengasuh yang baik. Usia saya 25 tahun. Saya dan suami menikah setahun yang lalu. Setelah menikah, saya ikut suami, yang mendapat tugas ke luar kota, dan tinggal di sana. Saya adalah orang yang introvert. Saya tak nyaman dengan orang-orang di lingkungan baru. Apalagi mereka suka sekali mencari tahu kehidupan orang lain. Karena saya masih muda dibanding mereka, terkadang mereka berani mengkritik saya secara blak-blakan.

Saya tak nyaman dengan sikap mereka. Apalagi saya sedang berusaha keras untuk berbaur dengan mereka. Tapi semakin lama, saya semakin tidak betah tinggal di lingkungan ini. Saat saya membicarakan dengan suami tentang masalah ini, saya juga mengakui kepadanya bahwa saya tak betah di sini. Suami kesal dan marah kepada saya. Dia kadang diam. Suami tak bisa membantu saya, tak bisa menawarkan solusi. Bagi saya ini terasa cukup berat. Apa yang harus saya lakukan?

Marchella Rukmini, Batam

Ibu Marchella yang terkasih, pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat karena Ibu dan suami telah berhasil mewujudkan cinta kasih di antara pasangan menjadi sebuah ikatan perkawinan yang indah. Komitmen antara dua orang ini bukanlah hal yang mudah untuk dicapai, dan sekarang apa yang Ibu dan suami alami adalah perjalanan untuk mengukuhkan ikatan tersebut.

Dalam kehidupan ini, seseorang pasti mengalami perubahan yang terus menerus, dalam kasus ini, baik Ibu maupun suami harus menyesuaikan diri dengan berbagai hal baru. Menjalani kehidupan sebagai sebuah keluarga baru sudah merupakan tantangan, ditambah lagi, ibu dan suami harus berpindah ke luar kota, dan suami juga harus menguasai pekerjaan barunya.

Jangan berkecil hati Bu Marchella, kunci keberhasilan membina hubungan yang harmonis dengan pasangan adalah komunikasi. Bila Ibu mencoba bertukar pikiran dengan suami, pilihlah saat yang tepat, yaitu bila Ibu dan suami sama-sama berada pada suasana yang santai. Mulailah dengan bertanya kepada suami Ibu, tantangan apa saja yang harus dia alami dalam pekerjaan barunya, dan bagaimana dia mengatasi hal tersebut.

Hindari memulai percakapan dengan pernyataan ketidakbahagiaan Ibu, karena itu bisa disalahartikan oleh suami sebagai keluhan, yang juga sebenarnya suami juga sedang berjuang untuk menyesuaikan dirinya dengan berbagai hal baru. Setahun ini mungkin kelihatannya sudah terlalu panjang, tapi percayalah Bu, perubahan kadang berjalan lambat namun pasti.

Di samping itu, Ibu juga bisa berusaha untuk mencari kegiatan yang positif, seperti membantu kerja atau karya amal, ikut kursus untuk mengembangkan diri, dan lain-lain. Sehingga kegiatan Ibu tidak hanya di dalam lingkungan tempat ibu tinggal. Ibu juga bisa mencoba untuk memberanikan diri untuk memperluas wawasan dan membangun relasi dengan warga sekitar. Tetap percaya diri dan yakinlah dengan tujuan hidup Ibu.

Memang bukan usaha yang gampang ya, Bu Marchella? Tapi saya yakin dengan sikap positif dan sedikit membuka diri, serta membina komunikasi yang harmonis dengan pasangan, maka Ibu akan berhasil mengatasi masalah ini. Semoga kasih di antara Ibu dan suami tetap terus dibina dan dipupuk dengan baik. Tuhan memberkati.

Astrid Gisela Herabadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here