Istri Cemburu, Suami Lebih Dekat dengan Putrinya

169
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – SEBAGAI istri, saya cemburu kepada suami yang begitu dekat dengan anak-anak. 10 tahun perkawinan, kami dianugerahi dua puteri yang cantik. Satu berusia 8 tahun satu lagi 5 tahun. Tetapi anak-anak sangat dekat dengan ayah mereka dan segala persoalan selalu diceritakan kepada suami. Tidak ada masalah antara saya dengan mereka, tetapi cara dan pendekatan suami membuat mereka sangat nyaman. Meskipun setiap hari suami pergi kerja, tetapi pulang sore sampai malam selalu punya waktu bermain dengan mereka. Bahkan mereka lebih doyan makan jika suami yang masak. Kalau apa yang saya belikan seperti pakaian mereka akan terima tetapi sangat jarang memakainya, berbeda dengan suami. Romo, saya cemburu dan benar-benar merasa gagal sebagai istri. Apakah ini hal biasa dalam perkawinan?

 Anastasya Gina

Surabaya

Ibu Anastasya Gina yang baik, terima kasih atas ungkapan perasaan yang menggambarkan suasana hati Ibu. Ibu merasa cemburu dan merasa gagal sebagai istri karena anak-anak lebih dekat dengan ayah. Selain merasa cemburu, Ibu juga bertanya, apakah normal dalam perkawinan jika anak-anak perempuan lebih dekat dengan ayah mereka. Berikut ini beberapa tanggapan yang bisa saya sampaikan.

Pertama, pasangan suami-istri perlu membiasakan dan melatih diri untuk bekerja sama sebagai sebuah tim dalam banyak hal, termasuk dalam mendidik, mengasuh dan membesarkan anak. Beberapa masalah dalam perkawinan, terutama bagi perempuan, seringkali terjadi dengan lahirnya anak dalam perkawinan.

Seorang ibu misalnya harus memainkan peran ganda sebagai istri yang melayani berbagai keperluan suaminya sekaligus ibu bagi anaknya.

Kecemburuan Ibu karena anak-anak lebih dekat dengan ayah mereka sebenarnya tidak perlu terjadi jika ibu dan suami sebagai pasangan bekerja sama sebagai sebuah tim dalam proses pendidikan agar tumbuh-kembang anak secara jasmani dan rohani berjalan maksimal.

Kedua, hubungan pasangan suami dan istri adalah cetak biru bagi anak-anak. Dengan memperhatikan bagaimana Anda dan suami rukun, anak-anak Anda akan belajar tentang diri mereka sendiri dan bagaimana membangun relasi dengan yang lain.

Ada cerita mengenai seorang perempuan dewasa yang bahkan menunjukkan pesimisme yang nyata tentang perkawinan, menyaksikan relasi dingin orang tuanya setiap hari, meski perempuan ini berharap dalam hati bahwa ia akan menikah seumur hidup dengan laki-laki yang dicintainya.

Relasi suami dan istri adalah sebuah prediktor penting bagaimana seorang anak memahami intimitasi relasi yang matang dan dewasa.

Jadi, Ibu tidak perlu cemburu karena anak-anak dekat dengan ayah mereka. Justru Ibu hendaknya menunjukkan kepada mereka bahwa sebagai istri, Ibu juga dekat dengan suami sebagai ayah mereka.

Ketiga, hal-hal positif yang dilihat anak-anak di rumah akan mempengaruhi mereka. Sama kuatnya dengan hal-hal yang negatif. Suami atau istri yang menunjukkan kehangatan dalam relasi, mengungkapkan empati dan dukungan, mendengar dan berdebat untuk menemukan solusi bersama atas sebuah masalah, dan memiliki selera humor tentang diri mereka dan perkawinan mereka juga mengirimkan signal kepada anak-anak mereka akan sesuatu yang positif. Jadi, tidak perlu merasa gagal sebagai istri karena anak-anak dekat dengan ayah mereka.

Keempat, seseorang yang dengannya Anda telah membuat komitmen untuk mencapai tujuan dan kebahagiaan dalam hidup, bertindak sebagai sekutu dan bukan saingan. Kehangatan relasi ayah dan anak perempuan yang masih kecil merupakan sesuatu yang normal. Tentu saja, bagi kedua anak perempuan yang masih kecil itu, ayah mereka adalah laki-laki pertama yang mereka kenal dalam hidup.

Hubungan ayah dan anak perempuan yang masih kecil itu sangat berarti dalam membentuk citra mereka tentang laki-laki. Sering dikatakan bahwa seorang perempuan dewasa mencari sosok ayahnya sendiri pada pasangannya. Benar atau tidaknya pendapat ini masih perlu diuji.

Yang pasti, bagaimana seorang anak perempuan dewasa menjalani sebuah hubungan dengan laki-laki sangat ditentukan oleh jenis hubungan yang ia miliki dengan ayahnya.

Ibu tetap harus menciptakan, merawat dan membangun hubungan yang lebih baik dengan suami dan menjadikan kesejahteraan suami-isteri dalam perkawinan Anda sebagai prioritas.

Romo Ignas Tari, MSD-Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Banjarmasin/Dok. Pribadi

Silakan kirim pertanyaan Anda ke : [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here