Gereja Katolik Tanggapi Krisis di Zimbabwe

138
[Dok. Vatican News }
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM— Perhatian Gereja Katolik tak pernah lepas dari isu kemanusiaan.  Terhitung, sudah banyak lembaga Gereja yang bergerak di bidang kemanusiaan, seperti Konferensi Waligereja Inggris dan Wales (CBCEW) yang sejak lama memiliki badan resmi bertujuan untuk memberikan bantuan terhadap bencana kelaparan yang terjadi di Afrika bagian Timur. Selain itu, ada Catholic International Development Charity (CAFOD) juga bergabung dengan organisasi kemanusiaan  Disasters Emergency Commitee (DEC) telah berkolaborasi untuk melakukan pelayanan di Afrika bagian Timur sejak tahun 1960.

Akhir-akhir ini, isu krisis di Zimbabwe telah menjadi diskusi hangat dunia. Kondisi kehidupan yang terjadi disana sungguh mengiris rasa kemanusiaan. Kekeringan yang menimpa Zimbabwe memberikan dampak kenaikan harga yang sangat tajam, lantaran kekeringan itu menggagalkan panen mereka. Tak hanya kenaikan harga, kekeringan juga berdampak pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kariba, dan memicu pemadaman listrik bergilir. Masalah Zimbabwe ini makin memburuk ketika Topan Indai dan badai besar melanda beberapa bagian di Afrika, dan menyebabkan puluhan ribu manusia kehilangan tempat tinggalnya.

Tak tidak tinggal diam, Konferensi Waligereja Zimbabwe (ZCBC) telah menyerukan tangisan keputusasaan jutaan orang di Zimbabwe yang mengalami kelaparan hebat agar didengar. Perwakilan negara CAFOD untuk Zimbabwe, Verity Johnson mengatakan ZCBC telah aktif menjalin dialog dengan para pemimpin dari gereja lain untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Verity melanjutkan,  ZCBC telah bekerjasama dengan komunitas internasional untuk meminta tanggapan terhadap krisis yang terjadi. ZCBC juga telah meminta forum dialog nasional untuk mengatasi krisis yang terjadi saat ini, dan untuk berkonsultasi dengan rakyat tentang masa depan.

Verity Johnson melanjutkan, CAFOD dan gereja telah bekerjsama dengan organisasi Karitas sampai tingkat paroki, bahkan keuskupan untuk menanggapi krisis yang terjadi Zimbabwe, dalam jangka pendek dan panjang. Verity juga menjelaskan bahwa secara jangka pendek, CAFOD dan Gereja telah menyediakan makanan untuk orang yang kehilangan segalanya, terutama di daerah yang dilanda topan. CAFOD dan Gereja juga berusaha memulihkan persediaan air, dan memberikan warga Zimbabwe benih untuk ditanam di musim pertanian yang akan datang.

 

Yola Salvia
Sumber: Vatican News, Republika.co.id, Satuharapan.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here