Untuk Mencegah Laju Stunting, Caritas Indonesia Turun Tangan di Keuskupan Weetebula, Jalankan Dua Program Sekaligus

30
Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ saat menyambut ibu dan anak yang mengikuti pengobatan gratis dan pemberian makanan di Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius Mangganipi, Keuskupan Weetebula. (Dok. Komsos Keuskupan Weetebula)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – DENGAN cekatan, Mgr. Edmund Woga, CSsR memasukkan beberapa bahan kebutuhan pokok di sebuah kantong plastik warna merah. Setelah semua bahan dimasukkan, ia segera memberikan bungkusan itu kepada seseorang di sampingnya. Hari itu, ada sekitar 500 paket kebutuhan pokok yang disiapkan. Mgr. Edmund ikut membantu.

Meskipun cukup banyak paket, namun keceriaan tetap tersungging di wajah Uskup Weetebula ini. Paket ini dibagikan kepada peserta pengobatan gratis di Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius, Mangganipi pada 20 Maret 2024 lalu. Pengobatan gratis ini diadakan sebagai bagian dari Program Nutrisi dan Kesehatan yang diinisiasi Caritas-PSE Keuskupan Weetebula dan Caritas Indonesia. Kegiatan menyasar masyarakat di Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Vikjen Keuskupan Weetebula, Pastor Agustinus Malo Bulu (kiri) menyerahkan bantuhan bahan makanan kepada satu warga.

Sejak bulan September tahun 2024, Caritas menjalankan Program Nutrisi dan Kesehatan, dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan asupan gizi untuk ibu dan anak-anak. Pengobatan yang diadakan selama tiga hari, 18-20 Maret, untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Kodi Utara. Setidaknya ada 900-an orang yang mengikuti pengobatan gratis, dan sekitar 700 ibu dan anak yang mengikuti PMT.

Sumba dan Stunting

Kodi Utara dipilih karena di sinilah terdapat gambaran stunting paling perlu uluran tangan. Besaran prevalensi stunting di sini adalah sebesar 44%. Angka ini berarti, bahwa dari 10 anak (usia 1-5 tahun) yang diperiksa, terdapat setidaknya empat anak yang mengalami stunting. Temuan ini lebih tinggi dibanding temuan di NTT, yang merupakan provinsi dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia tahun 2021 yaitu sebesar 37,8%.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh secara fisik, maupun kognitif akibat malnutrisi kronis. Situasi ini dialami anak sejak masih dalam kandungan hingga masa awal setelah bayi lahir. Beberapa ciri yang bisa mengidentifikasi anak stunting terlihat pada anak terlalu pendek untuk usianya.

Mgr. Edmund mengatakan, situasi inilah yang menjadi dasar panggilan Gereja untuk bergerak dan membantu mengubah gambaran kondisi kesehatan yang memprihatinkan ini. Sejak Program ini digulirkan, ia bersyukur karena ada banyak orang yang peduli dan rela membantu untuk memperhatikan anak dan ibu di Kodi Utara. “Gereja harus hadir dan menunjukkan belas kasihnya yang paling besar,” ujarnya.

Rentang waktu 1-5 tahun adalah masa paling krusial untuk anak. Untuk itu, asupan gizi yang lengkap sangat mutlak diperlukan pada masa perkembangan ini. Selain itu, perhatian dari sosok ibu juga sangat penting. Kesehatan seorang ibu perlu disiapkan sebelum ia akan mengandung dan akhirnya melahirkan anak.

Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ mengatakan, seorang ibu adalah sumber makanan dan minuman untuk calon anak yang dikandung. Untuk itu, seorang ibu harus memiliki kesehatan yang baik dan menyantap asupan yang bergizi. “Ibu adalah, minuman, makanan hidup untuk anak-anak,” ujar Mgr. Sudarso selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Karina yang menaungi Caritas Indonesia.

Program Nutrisi dan Kesehatan ini didukung para donatur yang memiliki perhatian bagi situasi kesehatan anak-anak di Pulau Sumba. “Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu dari Jakarta yang memberikan bantuan sosial,” ujar Mgr. Sudarso.

Pada pengobatan gratis ini, tiga dokter dan satu apoteker yang datang langsung dari Jakarta. Selain itu, enam dokter, empat apoteker, dan enam perawat berasal Pulau Sumba.

Semakin Baik

Upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak nyatanya tidak cukup hanya dengan menyediakan asupan makanan bergizi. Cara hidup yang sehat di dalam keluarga juga perlu dilakukan.

Staf Core Response Team Caritas Indonesia, Fransedes Simamora mengatakan, selain PMT, Caritas juga berusaha mengkampanyekan hidup sehat di keluarga-keluarga. “Kami tidak saja memberikan bantuan makanan tambahan, namun juga mengajarkan mereka untuk menerapkan cara hidup sehat di dalam keluarga,” ujarnya.

Setelah bergulir selama enam bulan, mulai tampak perubahan yang dicapai.  “Dibanding hari yang lalu, kami rasa senang. Anak-anak yang dulu ringan, tadi rata-rata beratnya sudah lumayan,” katanya.

Pastor Fredy berharap agar ibu-ibu dapat menerapkan pola hidup yang sehat untuk anak dan seluruh keluarga. Ia mendorong agar ibu-ibu dapat semakin bersemangat dalam merawat dan mendampingi anak-anak mereka sehingga dapat semakin berkembang menjadi anak yang sehat.

Senada disampaikan Direktur Caritas PSE Keuskupan Weetebula, Pastor Agustinus Waluyo Abubakar, CSsR. Ia juga menyampaikan harapan pada para donatur untuk memperhatikan saudara-saudara di Kodi Utara.

“Jadi ini adalah sekian kalinya peristiwa kasih Allah menjadi nyata melalui tangan-tangan kasih, melalui para donatur yang jauh-jauh datang dari Jakarta,” ujarnya saat membagi sembako murah.

Bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mete mengapresiasi apa yang sudah dikerjakan Caritas. Ia menyampaikan, pemerintah siap bersinergi dalam usaha memberantas stunting di Kodi Utara.

Perwakilan dari Kementrian Kesehatan juga hadir saat pengobatan gratis dan menyambut baik dan siap memberi dukungan.

Pertanian Organik

Selanjutnya, Caritas melanjutkan Program Nutrisi dan Kesehatan ini dengan mendukung masyarakat dalam penyediaan air bersih. Pastor Fredy mengatakan, kesehatan untuk ibu dan anak tidak akan tercapai kalau akses air bersih untuk keluarga terganggu. Untuk itu, Caritas selanjutnya akan memulai program penyediaan air bersih dengan membangun sumur bor di sekitar 20-an titik di Kodi Utara.

Mgr. Edmund Woga CSsR, Pastor Fredy Rante Taruk, dan Mgr Aloysius Sudarso, SCJ membantu menyiapkan paket bahan kebutuhan pokok di Kuasi Paroki St Fransiskus Xaverius Mangganipi, Keuskupan Weetebula.
(Dok. Komsos Keuskupan Weetebula)

Caritas juga ingin semakin memperlebar jangkauan program ini dengan mendorong masyarakat dalam Program Pertanian Organik. Caritas akan menyediakan pendampingan di bidang pertanian dengan mendorong masyarakat membudidayakan sayuran organik.

Dukungan juga datang dari Mgr. Edmund. Ia menilai, tugas menyediakan air ini sama halnya dengan mendukung kehidupan masyarakat. Ia bersyukur karena ada banyak orang yang memperhatikan masyarakat di Kodi Utara.

Laporan Antonius E. Sugiyanto (Caritas Indonesia)

HIDUP, Edisi No. 15, Tahun Ke-78, Minggu, 14 April 2024

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here