HIDUPKATOLIK.com – Jangan pernah membuka diri kepada setan. Dia akan menyerang, menindas, dan mengambil alih segala yang Anda miliki.
Master Teologi Sistematis secara khusus menekuni bidang Demonologi dan Ritus Romawi ini sudah empat kali berkunjung ke Indonesia. Selain Bandung, Jakarta, dan Bali, terakhir, ia menjadi pembicara dalam Konferensi Eksorsisme di Keuskupan Agung Pontianak. Imam Keuskupan Agung Manila ini mengisahkan tentang pelayanannya bersama tim eksorsisme.
Apa yang Pastor rasakan begitu tiba di Pontianak?
Orang-orang di sini menyambut kami dengan ramah. Mereka sangat menghormati kami. Umat di sini sangat religius dalam mempraktekan iman mereka. Dan saya merasakan bahwa mereka sedang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Mereka sangat aktif dalam komunitas pembaruan karismatik serta sangat setia kepada pastornya.
Saya juga merasakan, umat di sini sudah menemukan petunjuk atau pegangan hidup terutama untuk persoalan-persoalan spiritual. Dan juga yang berhubungan dengan hal-hal gaib yang berada di sekitar. Banyak pertanyaan mengenai hal-hal tersebut, yang mungkin mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.
Saya sudah empat kali ke Indonesia. Selain Pontianak, saya pernah ke Jakarta, Bandung, dan Bali. Saya memberi konferensi yang sama. Ada peserta yang khusus imam, ada juga yang hanya dihadiri oleh awam, tapi ada juga seperti di Pontianak yang melibatkan imam dan awam.
Tentu ada perbedaan materi bila peserta hanya imam. Dengan mereka saya bisa memberikan materi lebih dalam. Dengan mereka juga saya bisa berbicara untuk membantu orang-orang dengan masalah spiritual. Sementara kalau dengan awam, saya berbicara bagaimana mereka bisa menyelamatkan atau melindungi diri mereka dan hidup secara Katolik tanpa kontaminasi dari kepercayaan-kepercayaan lain.
Bagaimana latar belakang pendirian Kantor Eksorsisme di Keuskupan Agung Manila? Apa saja yang Pastor lakukan di sana?
Karena banyak umat mengalami masalah spiritual. Mereka terasuki roh jahat atau bahkan melihat banyak hal gaib. Mereka juga merasakan kejadian-kejadian itu di rumah dan di tengah keluarga mereka. Roh atau kuasa jahat itu menyakiti mereka.
Ketika banyak umat dan keluarga mengalami masalah spiritual seperti itu, mereka mencari bantuan. Mereka yakin, kuasa dan kekutan Yesus dapat menolong mereka atau keluarga yang dicintai dari kuasa jahat atau pengaruh setan. Jadi, berdasarkan pengalaman dan kebutuhan itu, uskup ingin menjawab persoalan itu dan membantu umat dengan mendirikan Kantor Eksorsisme.
Pelayanan eksorsisme di Filipina memang sangat aktif. Kami mendapat dukungan dari seluruh uskup di sana. Sebab, banyak umat datang ke Gereja dan meminta pertolongan untuk mengatasi masalah spiritual mereka. Sebelumnya, bila ada yang mengalami hal-hal seperti itu, tak sedikit umat mendatangi dukun atau penyihir. Masalah yang mereka alami menjadi kian buruk.
Terkait persoalan itu, Vatikan, dalam hal ini Paus, seperti St Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI mengatakan bahwa Gereja harus memperbarui kembali pelayanan di bidang tersebut. Sebab, banyak umat telah menjadi korban iblis. Tuntutan Paus langsung mendapat respons positif dari Gereja Katolik di Filipina, di antaranya mendirikan Kantor Eksorsisme dan Asosiasi Eksorsis Katolik Filipina. Berkat adanya pelayanan itu, banyak umat kembali datang dan meminta pertolongan kepada Gereja.
Dalam sehari, biasanya ada lima kasus yang masuk ke kami. Sekitar 90 persen dari mereka berada dalam pengaruh kuasa jahat. Korban ingin bunuh diri, merasa depresi, dan melihat banyak roh. Itu menyakiti atau mencoba untuk mengambil alih tubuh mereka. Pengaruh roh jahat tersebut mendatangkan penyakit dan masalah di tengah keluarga mereka.
Banyak juga dari korban mendengarkan suara yang menyuruh mereka untuk bunuh diri. Tak sedikit pula yang mengalami sakit fisik di mana dokter tak mampu menyembuhkan mereka.
Dari banyak kasus yang terjadi, apa persoalan terbesar yang dihadapi oleh umat Katolik di Filipina?
Banyak umat, meski mereka beragama Katolik namun masih melakukan ritual kepercayaan lain. Bahkan, mereka mencampuradukkan hal tersebut. Misal, mereka menerima sakramen, tapi di sisi lain mereka juga memiliki dan menggunakan jimat. Atau mereka mendatangi dan meminta bantuan kepada dukun untuk mengatasi persoalan spiritual mereka. Karena itu, iman (Katolik) mereka terkontaminasi oleh kekuatan-kekuatan lain.
Begitu mereka membuka diri dan patuh kepada kuasa kegelapan, maka muncul banyak persoalan, seperti: sakit yang tak bisa disembuhkan dokter, masalah keluarga dan keuangan, lemah, mendapat mimpi buruk, tak bisa tidur nyenyak, dan depresi. Ketika sudah terjadi seperti itu, mereka datang ke Gereja. Mereka meminta bantuan kepada tim eksorsis untuk menyingkirkan semua pengaruh keyakinan lain.
Apakah ada pembinaan secara periodik untuk para imam berhubungan dengan pelayanan eksorsisme?
Ya, di sana, setiap tahun kami memiliki pembinaan atau pelatihan bagi para eksorsis di mana berlangsung selama sepekan. Kami juga melatih atau membina para eksorsis dari keuskupan lain yang datang ke Manila. Pelatihan tersebut berlangsung selama sebulan. Selain itu, kami juga memberikan pelatihan secara personal.
Bagaimana Pastor bisa ditunjuk sebagai eksorsis di Keuskupan Agung Manila?
Sama sekali tak ada di benak saya melayani di bidang ini pada mulanya. Dulu, sebelum saya menjadi imam. Jadi, usai kuliah kemudian bekerja, saya terkena serangan setan selama delapan bulan. Dan dengan bantuan Gereja saya terbebas. Sejak itu, saya menjadi sangat yakin, bahwa Tuhan dan kuasa-Nya sungguh nyata.
Seiring waktu, saya semakin mencintai Tuhan. Sejak saat itu, saya ingin mendedikasikan diri saya kepada Tuhan. Saya juga ingin mewartakan kepada semua orang betapa besar kasih Tuhan kepada umat manusia.
Sebelum menjadi pastor, saya adalah psikolog. Kekhususan ilmu saya adalah psikologi klinis. Saya pun melakukan konseling. Ketika saya menjadi pastor, orang-orang datang kepada saya untuk meminta bantuan. Mereka bilang, saya bagus dalam mendiagnosa (persoalan) yang berhubungan dengan dengan masalah spiritual atau psikologis.
Kapan pertama kali Pastor memberikan pelayanan eksorsisme?
Pada tahun 2003, saya ditugaskan di paroki besar (katedral), ada seorang datang kepada saya yang memiliki kekuatan supernatural yang sangat besar. Dia takut kalau kekuatannya bisa menyakiti dirinya dan orang lain. Saya mendoakan dia dengan doadoa sederhana. Dia mulai bereaksi. Tapi kemudian, roh itu pergi dan dia kehilangan semua kekuatannya. Orang itu pun sembuh.
Pastor juga menjadi Ketua Komisi Fenomena Luar Biasa Keuskupan Agung Manila. Apa tugas komisi tersebut?
Kami mempelajari keadaan di mana seseorang (bisa) melihat setan, malaikat, orang kudus, atau Yesus. Kami membantu mereka apakah penglihatan itu benar atau salah. Kami juga mempelajari soal kesaksian orang yang menurutnya terjadi mukjizat, ketika berdoa melalui perantaraan orang kudus atau pergi ke gereja-gereja tertentu.
Pastor dan Pastor Winston OP punya program di sebuah radio. Topik apa yang Pastor dan Pastor Winston sajikan kepada pendengar?
Kami menjawab pertanyaan seputar setan dan masalah spiritual. Kami juga memberikan katekese tentang membangun dan mempertahankan pola hidup yang lebih baik serta tak bergantung pada kekuatan lain, selain kepada Tuhan.
Mendengar kata eksorsisme, jadi teringat film “The Rite” yang dibintangi oleh Anthony Hopkins. Bagaimana penilaian Pastor terhadap film itu?
Film itu tidak berdasarkan kisah nyata. Ada beberapa hal dalam film tersebut yang tak sesuai dengan kisah dalam buku tersebut yang berdasarkan kisah nyata. Di film tersebut, sang eksorsis kesurupan. Padahal, dalam kenyataan selama ini, belum pernah terjadi seorang imam eksorsis kesurupan.
Selain itu, dalam film tersebut, ada pria muda yang melakukan eksorsisme kepada imam eksorsis senior yang kesurupan. Pemuda itu bukan atau belum menjadi pastor. Eksorsisme agung atau besar hanya dilakukan oleh imam eksorsis dan jabatan itu ditunjuk khusus oleh uskup setempat.
Jadi, apakah seorang imam tak bisa kerasukan?
Seorang pastor takkan bisa kesurupan saat dirinya sedang melakukan pelayanan eksorsisme. Seorang pastor bisa saja kesurupan jika ia hidup dalam dosa, melanggar janji imamat, dan percaya kepada hal-hal gaib seperti dukun. Ia gampang juga kerasukan bila melakukan semua itu. Atau dia secara sadar mengundang kuasa kejahatan masuk ke dalam dirinya.
Tuhan tidak mengizinkan orang untuk dirasuki begitu saja. Biasanya orang yang kerasukan karena membuka diri kepada kuasa kegelapan. Dari situ, setan bisa memperoleh banyak kekuatan untuk dirinya. Dia mulai melakukan penyerangan hingga menguasai diri manusia.
Seandainya seseorang memiliki hati yang baik dan pola hidup yang sesuai dengan iman Katolik, Tuhan dapat memancarkan kuasa atau rahmat-Nya yang lebih besar kepada orang itu. Sehingga setan tak dapat merasukinya. Tuhan selalu menghasilkan kebaikan lebih besar jika manusia tulus berbuat baik. Itulah cara Tuhan bekerja.
Apa refleksi Pastor terhadap pelayanan eksorsisme ini?
Iblis itu hanya pandai mengancam. Semakin Anda takut, semakin dia akan mengancam Anda. St Agustinus berkata, iblis itu seperti anjing yang dirantai. Dia tidak dapat melampaui jarak tertentu. Anda hanya bisa terluka jika Anda mendekatinya. Tetapi Tuhan tidak akan mengizinkan, jika Anda melakukan pekerjaan-Nya.
Tuhan mengasihi kita dan menciptakan kita untuk bersama dengan-Nya. Tapi, iblis akan melakukan apa pun untuk menghalangi. Dia akan selalu mengalihkan perhatian kita kepada-Nya. Jangan takut kepada setan. Selalu lindungi diri Anda dengan berbuat baik dan mengupayakan iman Katolik Anda terus bertumbuh.
Yanuari Marwanto/Ata Piero (Pontianak)
HIDUP NO.40 2019, 6 Oktober 2019