TUJUH PULUH LIMA TAHUN PEMUDA KATOLIK: QUO VADIS?

256
Frederikus Lusti Tulis, Ketua Lembaga Kebijakan Publik Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – PEMUDA Katolik tanggal 15 November 2020 ini sudah berusia 75 Tahun. Di usia 75 tahun ini, selain kita bersyukur, yang terpenting dan yang utama apakah sebagai anggota Pemuda Katolik sudah banyak yang kita perbuat untuk Gereja dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jawabannya tentu sudah banyak yang kita lakukan tapi belum sempurna. Maka di usia ke-75 organisasi kita ini, mari kita melakukan refleksi bersama tentang apa yang sudah kita lalukan, pencapaian yang sudah diraih, dan dari situ kita mengatur langkah demi langkah ke depan (quo vadis, mau ke mana) secara bersama dalam ‘rumah besar’ Pemuda Katolik Indonesia.

Seperti diketahui, saat berdirinya, organisasi kita ini memiliki tujuan yang mulia yaitu menegakkan, memelihara, mengamalkan dan membela nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dan Ajaran Sosial Gereja.

Organisasi Pemuda Katolik juga bertujuan untuk mengembangkan watak kristianitas dalam diri kaum muda Katolik Indonesia, menumbuhkan kesadaran kaum muda Katolik Indonesia akan tanggung jawab kepada Gereja, Bangsa dan Negara, serta menyiapkan kader pelopor yang dituntut terlibat aktif dalam persoalan sosial kemasyarakatan. Jadi jelaslah, wadah pemuda Katolik ini bertujuan memperjuangkan keadilan dan berpartisipasi aktif dalam penegakan hukum yang berlaku dan nilai-nilai hukum cinta kasih Gereja.

Selama aktif di organisasi Pemuda Katolik ini, saya mengamati semangat kader-kader pemuda Katolik seluruh Indonesia sudah lumayan baik. Kordinasi antara pengurus dan kader berjalan baik. Tapi yang belum adalah kerja kerja bersama dalam bidang tertentu seperti politik dan ekonomi sepertinya masih bekerja sendiri-sendiri. Begitu pula keterlibatan kita dalam kegiatan dan keaktifan di tengah-tengah masyarakat.

Dalam setiap kesempatan saya selalu membakar semangat teman-teman Pemuda Katolik untuk terus berkarya nyata di tengah masyarakat. Saya sering mengutip ungkapan terkenal yang pernah disampaikan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy tentang bagaimana seharusnya spirit pengabdian seorang warga negara kepada negara bangsanya. Kata Kennedy: “Jangan tanyakan apa yang negara berikan untukmu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan untuk negara.”

Spirit pengabdian tanpa pamrih yang diungkapkan Presiden AS beragama Katolik itu, kiranya menjadi ‘lentera’ yang menerangi lorong-lorong pengabdian kita di hari-hari mendatang. Tepatlah kiranya, pesan John F. Kennedy jadi bahan refleksi kita bersama di HUT organisasi kita ke-75: “Jangan tanyakan apa yang organisasi Pemuda Katolik berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan untuk organisasi Pemuda Katolik.”

Jika spirit John F. Kennedy itu menjadi spirit kita, maka organisasi Pemuda Katolik akan  berkembang lebih baik dan lebih maju lagi. Mengapa? Karena, fokus kita sebagai kader akan tertuju pada kerja dan karya nyata untuk organisasi kita. Dan, ketika organisasi Pemuda Katolik berkembang maju, maka kita para kader pun secara otomatis akan bertumbuh-kembang dan matang.

Sebagai kader, keikutsertaan kita di dalam kegiatan sosial dan gereja sangat dibutuhkan. Kita tentu bergembira melihat para kader pemuda Katolik banyak yang aktif dan sukses di bidangnya masing-masing. Ada yang menjadi politisi, ada yang ASN, LSM, dan juga pebisnis. Sebagian dari mereka ada yang menduduki kursi kepemimpinan di berbagai level, mulai dari level daerah hingga nasional.

Namun kita tidak boleh berpuas diri dengan pencapaian-pencapaian selama ini. Barisan kader Partai Katolik sesungguhnya memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk meraih lebih banyak prestasi di masa depan. Salah satu pra-syaratnya, soliditas dan kerja-kerja bersama dalam rumah besar bersama, Organisasi Pemuda Katolik yang kita cintai.

Modal kebersamaan para kader inilah yang diperlukan dalam keikutsertaan kita setiap mengambil keputusan apa pun di negara dan bangsa kita. Dalam kaitan itu, menjadi penting bahwa pengurus Pemuda Katolik di setiap tingkatan selalu bekerja sama dengan hierarki Gereja sebagai mitra strategis dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Untuk itu, kader Pemuda Katolik harus dapat memposisikan diri kita kapan  sebagai aktivis Gereja, kapan sebagai kader Pemuda Katolik, dan kapan sebagai aktivis organisasi kemasyarakatan lainnya.

Jadi, organisasi Pemuda Katolik harus terus-menerus mendorong kader-kader Pemuda Katolik untuk bisa aktif dan berkarya di organisasi apa saja dan bidang pekerjaan apa saja. Kita menempa diri di organisasi kita, Pemuda Katolik, tetapi kemudian keluar ‘kandang’ untuk masuk ke ladang masyarakat negara-bangsa yang luas. Di sanalah, kita, para kader Pemuda Katolik harus bisa menjadi garam dan terang dunia. Itulah tugas panggilan kita sebagai awam pemuda Katolik: menjadi pewarta Injil lewat tugas perutusan sebagai garda terdepan gereja membawa terang di tengah masyarakat dunia.

Frederikus Lusti Tulis, Ketua Lembaga Kebijakan Publik Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2018-2021

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here