Asmodeus Orang Suci atau Setan

3593
Foto hanya ilustrasi.
4.3/5 - (6 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – SUDAH lama saya tidak menonton film horor yang menjual ketakutan dan kekagetan penontonnya. Saya hitung-hitung, film horor memberi dampak negatif pada pikiran saya. Saya pikir tidak rugi kalau tidak menontonnya. Jadi biasanya saya tidak tertarik dengan film horor.

Tetapi saya tertarik dengan salah satu informasi tentang film “The Pope’s Exorcist” yang diangkat dari kisah seorang imam eksorsis (imam yang melakukan pengusiran setan). Film ini baru diputar di bioskop di bulan April 2023. Imam eksorsis bukanlah imam sembarangan, karena harus ditunjuk resmi oleh seorang uskup dan bertugas di keuskupannya. Kemungkinan film ini diangkat dari buku yang pernah saya baca. Mungkin akan lebih jelas jika saya menonton juga filmnya.

Saya tidak bermaksud menceritakan tentang isi film ini. Karena film ini akan lebih mengasikkan jika ditonton daripada diceritakan. Pemeran utamanya adalah Russell Crowe yang bagi saya berkesan pada waktu dia berperan di film Gladiator (2000) dan Unhinged (2020). Dia memenangkan Oscar untuk peran  di film Gladiator tersebut.

Kembali kepada film The Pope’s Exorcist. Ada hal kecil yang menarik perhatian saya. Di film tersebut disebutkan sebuah nama, yaitu Asmodeus. Karena saya masih menikmati film ini sebagai fiksi, maka pada waktu menontonnya saya mereka-reka bahwa nama itu adalah sebuah nama fiktif. Dengan akhiran ‘deus’, nama ini adalah nama yang bagus. Deus berarti Allah/Tuhan/dewa. Kita mengenal nama Yudas Tadeus (Yudas yang bukan Iskariot). Tadeus di sini berarti memuja Tuhan. Kita juga mengenal nama Amadeus. Nama seorang santo. Amadeus berarti cinta Tuhan.

Satu dua hari setelah menonton film itu, saya kembali teringat dengan nama Asmodeus ini. Sepertinya saya pernah tahu tentang nama ini. Ya, nama ini ada di Kitab Tobit. Kitab yang hanya ada di kitab suci agama Katolik. Karena kitab ini termasuk ke dalam kitab-kitab deuterokanonika. Asmodeus bukanlah orang suci. Asmodeus adalah nama setan.

Dikisahkan di dalam Kitab Tobit bahwa Sara anak perempuan Raguel sudah pernah diperisterikan kepada tujuh laki-laki. Tetapi semua suaminya dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat itu, di malam pengantin sebelum Sara bersetubuh dengan mereka, sebagaimana pantasnya bagi para isteri. Suatu hari Sara mendengar cibiran dari pelayan perempuan ayahnya. Sara sedih dan ingin bunuh diri. Tapi kemudian pikirannya berubah, dan dia berdoa kepada Tuhan. Tuhan mengabulkan doanya dengan mengirimkan malaikat-Nya.

Nama malaikat itu ialah Rafael, yang diutus Tuhan kepada Tobia anak Tobit. Rafael menyamar sebagai seorang pemuda yang bertugas mengantar Tobia ke tempat Gabael.

Di perjalanan Tobia menangkap seekor ikan besar. Atas saran Rafael, maka Tobia menyimpan kantung empedu, jantung, dan hati ikan itu. Kemudian Rafael mengajak Tobia untuk bermalam di rumah Raguel, orang tua Sara. Sekalian melamar Sara. Karena Tobia adalah kerabat yang paling berhak mengambil Sara sebagai isteri.

Raguel dan isterinya menerima Tobia sebagai calon menantunya. Walaupun demikian, Raguel sekeluarga masih takut akan terulangnya kejadian seperti yang terjadi dengan ketujuh suami Sara sebelumnya. Maka malam itu Raguel menyiapkan liang kubur untuk Tobia, kalau-kalau Tobia meninggal juga malam itu.

Apa yang ditakutkan semua orang, malam itu tidak terjadi. Sesuai petunjuk Rafael, Tobia menaruh hati dan jantung ikan di atas bara pendupaan. Harum ikan itu mengganggu Asmodeus, yang segera lari ke dataran tinggi negeri Mesir. Adapun Rafael mengikat kakinya dan segera dikebatnya juga.

Doa Sara dikabulkan Tuhan. Sara mendapat suami yang dari Tuhan. Setan Asmodeus tidak berdaya. Tobia sudah berhasil melakukan eksorsis tanpa perlawanan.

Kembali ke film The Pope’s Exorcist yang diinspirasikan dari buku-buku Pastor Gabriele Amorth. Pastor Gabriele sudah melakukan puluhan ribu pengusiran setan di dalam hidupnya. Eksorsisme adalah salah satu topik yang menarik perhatian saya sejak lama karena sedikit referensinya. Untungnya Pastor Gabriele Amorth (1925-2016) dari Keuskupan Roma bermurah hati menuliskan pengalaman-pengalaman eksorsisnya di dalam buku-bukunya yang sudah diterbitkan juga dalam bahasa Indonesia. Beruntung juga saya sempat membeli dan membaca dua bukunya, karena sekarang sudah tidak saya temui lagi di toko buku langganan saya.

Mengetahui sedikit hal tentang eksorsisme, bagi saya bukan untuk menaikkan adrenalin atau untuk dibanggakan. Tetapi dengan mengetahui tentang dunia roh dengan benar, kita bisa terhindar dari kesimpangsiuran cerita, kepercayaan, dan pendapat tentang dunia roh dan hal-hal supranatural.

Semoga nanti ada lebih banyak lagi referensi tentang eksorsisme yang lebih meneguhkan iman kita. Semoga.

Julius Saviordi, Alumni KPKS Santo Paulus Tangerang

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here