Dewan Nasional Marriage Encounter Ke-50 di Yogyakarta: “Where There is Love”

140
Misa Pembukaan Sidang Dewan Nasional ME dipimpin Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko (memegang tongkat) berfoto besama para imam dan peserta sidang.
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – KOTA Yogyakarta ternyata menarik perhatian sebagai lokasi gelaran event nasional. Salah satu yang digelar adalah Sidang Dewan Nasional Marriage Encounter (ME) Ke-50. Acara dilaksanakan 26-29 Oktober 2023 di RPCB Syantikara Yogyakarta. ME Ranting Joglolang (Jogya-Solo-Semarang) bertugas sebagai pelaksananya. HIDUP berkesempatan mengikuti sesi pembukaan sidang dan mendengarkan sharing beberapa orang yang berbagi pengalaman.

Komunitas ME adalah kelompok umat Katolik dalam Gereja yang mendampingi pasutri-pasutri untuk mengembangkan cinta dan kesetiaan hidup berkeluarga. Gereja Katolik mengajarkan perkawinan yang tak terceraikan, sekali seumur hidup. Karena itu pasutri perlu membangun ikatan kuat satu sama lain. Hal inilah yang terus dihidupi dan disegarkan oleh Komunitas ME dalam weekend yang diadakan. ME juga memberikan pelayanan bagi para imam, biarawan dan biarawati untuk memperdalam dan mengembangkan relasi hangat penuh cinta dengan umat dan sesama anggota komunitas.

Sidang secara resmi dibuka dengan Misa pada hari Kamis, 26/10/2023 sore oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Ia didampingin Romo B. R. Agung Prihartono, MSF (Sekretaris Uskup KAS), Romo Andi Gunardi (Koordinator Nasional ME), dan Romo Paulus Susanto (Koordinator Distrik Joglolang). Peserta hadir sebagai utusan ME se-Indonesia atau mewakili 19 distrik dan 7 wilayah. Wilayah Pekanbaru dan Atambua tidak bisa hadir.

Mgr. Rubiyatmoko mengapresiasi pilihan pelaksanaan Sidang Denas ME yang istimewa di Yogyakarta. “Sidang ke-50 adalah peristiwa yang langka. Kita patut bersyukur karena bisa menyelenggarakan sidang di sini. Harapannya, Sidang bisa menghasilkan buah-buah yang bagus. Buah untuk menjalankan perutusan kita mengembangkan semangat kasih dalam keluarga.”

Lebih lanjut dikatakannya, “Seperti pesan Santa Teresa dari Kalkuta, jika kamu ingin mengubah dunia, pulanglah, dan cintailah keluargamu. Karena kasih dimulai dari rumah. Kasih bersemi di rumah!”

Sidang kali ini memilih tema “Where There is Love” sebagai tema seluruh komunitas ME Asia. Tema ini mengingatkan peserta tentang keberadaan cinta kasih. Ada kebahagiaan karena Tuhan hadir. Peserta diajak membangun kebahagiaan dengan cinta kasih Kristus. “Cinta emosional sesaat mudah hilang. Tetapi cinta kasih Kristus membuahkan sukacita dan keselamatan bahkan menguduskan,” katanya.

Denas ME ke-50

Pasutri Christian Setiawan-Bernadeth Lely dan Romo Adrianus Andy Gunardi sebagai Koordinator Nasional ME Indonesia mengatakan bahwa tema ini didahului dengan beberapa pertemuan secara online. Mereka berbagi dinamika 4 pilar di distrik dan wilayah masing-masing. Selanjutnya, proses Denas disusun menggunakan tiga tahapan formasi.

Pertama, “Ikigai” yaitu sebuah prinsip hidup yang membuat kita lebih bermakna, bermanfaat dan seimbang guna mencapai kebahagiaan hidup yang sejati. Kedua, “Berburu Harta Karun.” Sakramen Perkawinan dan Sakramen Imamat adalah harta karun yang terus dikejar dan dihidupi. Ada upaya memperjuangkan kedua sakramen ini mewujud menjadi cara hidup. Ketiga, dikemas dalam renewal akbar di akhir Sidang Denas dengan tema “Mata Hati.”

Pasutri Chris-Lely mengajak peserta melihat orang, peristiwa dan kejadian di sekitar dengan mata hati yang dalam dan peka. “Kita tidak boleh hanya melihat hal-hal yang di permukaan atau dari satu sudut saja. Seringkali terjadi kesalahpahaman atau keliru menilai sesuatu karena kita cenderung melihat hanya di permukaan. Kita harus mau masuk dalam hati seseorang, dan mau memposisikan melalui sudut yang berbeda,” katanya.

Romo Andy menjelaskan tentang “Paralaks” yakni bagaimana posisi suatu objek tampak bergeser dan memengaruhi cara pandang seseorang. Dengan melatih kepekaan mata hati, peserta diajak menyelami perasaan dan pengalaman orang lain makin mendalam. Dengan begitu mereka tidak akan mudah menghakimi, menuduh, dan memvonis orang lain. Dengan mata hati yang peka kita akan makin menghargai, mengasihi dengan tulus, menerima orang lain apa adanya.

Beberapa Keputusan

Dalam Sidang Denas juga dihasilkan beberapa keputusan. Antara lain, menaikkan status Mataram yang sebelumnya berstatus wilayah menjadi distrik, sehingga ME Indonesia sekarang memiliki 20 distrik dan 6 wilayah. Sidang juga memilih melalui proses discernment, Romo Yohanes Aristanto Hari Setiawan, MSF sebagai Ecclesial Imam Koordinator Nasional menggantikan Romo Andy Gunardi yang terpilih sebagai Ecclesial Imam Koordinator Asia. Sidang Denas ME ke-51 mendatang akan dilaksanakan di Distrik Pontianak pada tahun 2024.

Rama Alexander Joko Purwanto dan Pasutri Agus-Vero sebagai Ketua Panitia Sidang mengatakan kegembiraannya atas terselenggaranya event besar di Distrik 3 Joglolang (Jogja-Solo-Magelang). “Kami merasa gembira dan haru karena pelaksanaan Sidang Denas dapat berjalan dengan lancar, meriah dan membawa sukacita,” kata Pasutri Agus-Vero dalam sambutan penutupan.

“Ini semua berkat kerja keras seluruh panitia di Distrik 3 Joglolang yang selama satu tahun mempersiapkan gawai besar ini. Terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini,” sambung Romo Joko.

Keakraban

Para peserta sangat terkesan dengan suasana Yogyakarta. Lebih-lebih acara outing yang dikemas secara menarik dengan berkonvoi naik mobil VW kuno di sekitar Candi Borobudur sekalian menikmati hasil UMKM penduduk di sekitarnya.

Pasutri Jacob-Meme, salah satu staf Kornas mengungkapkan sangat berkesan bisa ikut outing berkeliling menikmati suasana desa dan kampung di Borobudur. “Menarik sekali acara outingnya dan exiting banget,” komentar mereka. Apalagi dalam acara Gala Night, pasutri ini “ketiban” doorprice berupa sepeda lipat, menambah kegembiraan dan kemeriahan malam keakraban.

2. Peserta mengikuti Gala Night dengan pakaian daerahnya.

Di acara Gala Night semua peserta menampilkan tarian dan nyanyian dari masing-masing daerah. Dengan mengusung “Malam Gembira Nusantara” para peserta diajak menari, berjoget, bernyanyi dalam suasana penuh keakraban. Semua berbaur di panggung gembira mengungkapkan sukacita karena sidang-sidang maraton selama dua hari dapat terlampaui dengan baik.

Tema-tema weekend ME seperti dialog, kesetiaan, perutusan, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, dikemas dalam bentuk tarian dan nyanyian oleh Tim Kreatif yang dikoordinir oleh Romo Adi dan didukung oleh semua distrik dan wilayah sangat tertata apik, mengalir dengan atraksi-atraksi yang penuh sukacita mewarnai malam pentas budaya.

Lebih dari tigapuluh imam pendamping ME hadir dalam misa penutupan Sidang Denas di Syantikara. Di akhir acara Pasutri Chris-Lely dan Romo Andi didampingi ketua pelaksana Sidang Denas ke 50, Romo A. Joko Purwanto dan Pasutri Agus-Vero menyerahkan api semangat ME kepada Romo Yohanes Maria Puji Nurcahyo dan Pasutri Yoinus Jelayan – Anastasia Endang Dwi Purwanti dari Distrik XI Pontianak yang akan menjadi tuan rumah Sidang Denas tahun 2024.

Veronika Naning (Kontributor, Yogyakarta)

Majalah HIDUP No. 47, Tahun Ke-77, Minggu, 19 November 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here