HIDUPKATOLIK.COM – Pw St. Yohanes dr Salib, ImPujG (P), Yes. 41:13-20; Mzm. 145:9, 10-11, 12-13ab; Mat.11:11-15
YESUS memberi penjelasan kepada pendengar-Nya tentang figur Yohanes Pembaptis. “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam kerajaan surga lebih besar dari padanya” (Mat.11:11).
Yohanes dikenal sebagai perintis jalan bagi Penebus. Dia mengajak umat untuk bertobat. Dia suara yang berseru di padang gurun, ‘Persiapkanlah jalan bagi Tuhan, Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah….’
Tetapi tidak semua membuka telinga mendengar suara Yohanes. Justru ada yang menyerong dan mau menguasainya. Maka Yesus berkata: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Mat.11:15). Perkataan ini hendak menekankan untuk menyikapi suatu seruan yang penting demi kebaikan setiap orang dan kebersamaan. Diundang untuk ‘Mendengar’ serta meresapkan yang didengar. “Mendengar” itu penting dalam hidup ini. Seseorang bisa bebas dari kehancuran atau sebaliknya binasa hanya karena salah mendengar atau mendengar dari orang yang salah atau mendengar informasi salah.
Mendengar itu menyangkut sikap batin yang menandakan keterbukan hati untuk membiarkan hal yang baik dan benar masuk dalam diri. Tuhan adalah kebenaran. Hanya kebenaran dan Sabda Tuhanlah yang mengembalikan hidup manusia dan dunia menjadi baik adanya. Pada masa penantian ini, kita diajak menjadi pendengar yang baik dan pelaku sabda Tuhan. Berbenah diri agar Sabda Tuhan punya tempat dan meresap di hati kita. Telinga mendengar dan hati meresapkan. Maranata!!
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)
