Ketua PP PMKRI, Tri Urada: Paskah Momentum Mempertajam Nalar dan Menghindari Keserakahan

36
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM, Jakarta – Dalam suasana meriah Hari Raya Paskah 2024 yang penuh berkat, Ketua Presidium Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Tri Natalia Urada, menyampaikan ucapan dan dukungannya kepada seluruh umat Katolik di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Urada menekankan pentingnya menjadikan semangat Paskah sebagai momentum untuk menerjemahkan ajakan Ignatius Kardinal Suharyo dalam khotbah Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta, Minggu (31/3/2024) dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto OSC dalam khotbah perayaan Jumat Agung di Katedral Bandung, Jumat (29/3/2024). “Kardinal dan Bapak Uskup Anton mengajak umat Katolik agar menjadi warga Katolik yang sesuai dengan teladan Yesus Kristus, tidak serakah dan mempertajam nalar. Ini bagus sekali untuk diikuti,” kata Urada dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (31/3/2024) di Jakarta.

Kata Urada, ajakan Kardinal Suharyo menegaskan bahwa semangat Paskah haruslah menjadi inspirasi bagi umat Katolik untuk merenungkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai kekristenan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita sebagai umat Katolik harus percaya bahwa Paskah bukan hanya tentang perayaan kebangkitan Kristus, tetapi juga panggilan untuk berbuat baik seperti yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Kita harus menggali makna Paskah dalam konteks kehidupan berbangsa, terutama setelah proses Pemilu, di mana kita diharapkan menjadi kader gereja yang bersaudara, intelektual, dan hidup tanpa keserakahan,” kata Urada.

Urada menggarisbawahi khotbah Kardinal Suharyo di Katedral Jakarta mengenai pentingnya mempertanyakan dan menggali makna dari perbuatan baik yang dilakukan oleh Yesus Kristus.

“Jika Kardinal mengatakan bahwa Paskah adalah momen untuk membebaskan diri dari perbudakan, keserakahan, dan tumbuh menjadi anak-anak Allah yang merdeka, maka menjadi tepat kalau sebagai umat Katolik, dalam konteks PMKRI juga, sebagai calon-calon intelektual, mahasiswa, kita serius untuk berkomitmen meninggalkan perbuatan-perbuatan tidak manusiawi seperti perdagangan manusia, korupsi, dan kejahatan lingkungan, kita harus menjadikan pesan Paskah sebagai panggilan untuk bertindak. Kita harus mengalirkan semangat solidaritas, subsidiaritas, dan semangat Kristus yang bangkit dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujar perempuan yang biasa disapa Tri ini.

Tri menggarisbawahi pentingnya peran umat Katolik dalam memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan ajaran Kristus. “Menjadi umat Katolik tentu tidak hanya tentang merayakan kepercayaan secara pasif, tetapi juga tentang mengambil inspirasi dari penderitaan dan pengorbanan Kristus untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik,” katanya.

Tri menyoroti betapa pentingnya memahami makna penderitaan Kristus dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, perjuangan dan pengorbanan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi merupakan bagian penting dalam pencapaian apa pun yang berarti dalam hidup. “Pesan ini sejalan dengan khotbah Mgr. Antonius Subianto Bunyamin OSC di Katedral Santo Petrus Bandung yang saya tonton melalui YouTube pada Jumat Agung lalu ya, Bapak Uskup Anton menekankan bahwa setiap pencapaian besar dalam hidup memerlukan perjuangan dan penderitaan. Nah, ini bisa menjadi cermin bagi kita, bahwa Paskah seharusnya menjadi momentum untuk menyadari bahwa mahkota kemenangan hanya bisa diperoleh melalui perjuangan yang berliku dan penuh dengan kesakitan, jangan instan, apalagi dengan cara-cara korup dan menindas,” katanya.

Urada mengajak seluruh umat Katolik untuk mengambil semangat Paskah sebagai panggilan untuk bertindak dan mengubah dunia sesuai dengan ajaran Kristus. “Semoga semangat Paskah ini dapat menginspirasi kita semua untuk hidup dalam kasih, keadilan, dan kebenaran,” tutup Tri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here