web page hit counter
Minggu, 16 Februari 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku: Berlarilah kepada-Nya

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Renungan Minggu Biasa III (Hari Minggu Sabda Allah), 26 Januari 2024, Neh.8:3-5a, 6-7, 9-11; Mzm.19:8,9,10,15; 1Kor.12:12-30 (panjang) atau 1Kor.12:12-14, 27 (singkat); Luk.1:1-4; 4:14-21”

PADA Hari Minggu Sabda Allah, seluruh umat beriman diundang untuk menyadari kembali perasaan haru bangsa Israel saat mereka berkumpul pada Hari Raya Pondok Daun. Kala itu, mereka sudah mengalami masa damai-sejahtera dan sukacita. Mereka telah menetap di kota-kota mereka.

Ternyata damai-sejahtera dan kemajuan hidup yang mereka alami tidak sanggup memadamkan kerinduan terdalam jiwa mereka akan bimbingan kasih Tuhan melalui Sabda Penuntun kehidupan-Nya. Hati nurani mereka tetap mendambakan Firman Allah, karena Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati… Hukum-hukum Tuhan itu benar, adil semuanya.

Kobaran kerinduan hati akan Sabda Allah menyebabkan bacaan Torah (Hukum Taurat) Tuhan sungguh mengharukan. Saat Imam Ezra membuka Kitab Torah, serentak orang-orang Yahudi bangkit, mangacungkan tangan sambil berteriak histeris: “Amin, Amin, Amin.”

Rasa haru mewarnai pembacaan Torah Allah, hingga mereka diingatkan agar tidak bersedih dan menangis histeris. Sebaliknya mereka disuruh kembali ke rumah, makan makanan kesukaan mereka yakni sedap-sedapan, minuman lezat dan diingatkan pula agar tidak lupa saling berbagi dengan mereka yang tidak punya apa-apa untuk dimakan dan diminum.

Baca Juga:  Pertobatan Ekologis dalam Keseharian Hidup: Apa dan Bagaimana

Yesus, Sang Sabda Kehidupan, dengan pencerahan hidup yang dianugerahkan Roh Kudus, pasti memahami kerinduan terdalam hati manusia akan pembebasan, penglihatan hidup yang tercerahkan dan Tahun rahmat Tuhan bagi semua yang terbelenggu berbagai kekuatan jahat. Yesus tampil di kampung halaman-Nya Nazaret, dan berdiri hendak membacakan Alkitab.

Ia menemukan nas Kitab Nabi Yesaya. Lihat Luk. 4: 18-19.

Melalui pengajaran-Nya, Yesus menegaskan terpenuhinya semua ramalan Nabi tentang diri-Nya. “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (Luk. 4: 21). Yesus menegaskan diri-Nya sebagai Pemenuhan semua ramalan para Nabi. Itulah bobot khusus Pengajaran Yesus: Dalam diri-Nya terungkap seluruh rencana keselamatan Allah atas dunia dan manusia. Suara Sang Sabda begitu indah dan memukau. Melalui rasa kagum yang luar biasa, para pendengar membenarkan Yesus. Mereka heran dan kagum akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Namun, mereka terperangkap dalam kesempitan pemahaman mereka. Bukankah Yesus “hanyalah” anak Yusuf, suami Maria, yang ada di antara kita?

Baca Juga:  Menemukan Makna di Setiap Pembelajaran: Empat Karya Buku Romo Odemus Bei Witono, SJ
Mgr. Dominikus Saku (depan) dalam satu kesempatan melihat sawah Paroki Lurasik diikuti pejabat pemerintah setempat.

Secara emosional Sabda Allah dan kebenaran-Nya sering begitu mempesona, seolah-olah membius kita dengan daya pikatnya yang hebat. Namun, secara rasional kita tidak sungguh-sungguh puas. Akal budi akan terus bertanya dan mempersoalkan banyak hal yang belum kita pahami. Kita pun tidak jauh berbeda dari bangsa Yahudi. Saat mengalami masa damai dan dilimpahi kesejahateraan hidup, hati mereka tetap berkobar terdorong oleh kerinduan akan janji keselamatan Allah.

Kita sepantasnya melangkah dalam terang iman dan kekuatan pengharapan yang terus-menerus dimurnikan cinta kasih di penziarahan hidup ini. Segala janji keselamatan Allah yang sering kita alami dengan bayang-bayang kecemerlangan surgawi serba wah, sering tercampur dengan hal-hal biasa yang berlangsung dalam keseharian hidup kita. Kita bisa saja terhipnotis histeria. Namun kita juga bisa menjadi sangat fanatik, bahkan bisa berindak brutal dan kurang waras.

Baca Juga:  Paus Sesak Napas; Meski Sakit, Tidak Ada Istirahat

Kita patut bersyukur karena janji keselamatan Allah yang terpenuhi dalam diri Putra-Nya terkasih, Kristus. Dalam diri Kristus itulah Sabda Allah menjelma menjadi manusia. Dialah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Dialah Sabda Kehidupan yang kekal, dan hanya kepada Dia sajalah kita berlari. Hanya dalam Yesus Kristus kita mendapatkan ketenangan jiwa.

Bila kita tergoda si jahat dan jatuh terjerembab dalam kuasa dosa, hendaklah kita sadar kembali, betapapun maut, tidak akan pernah sanggup memisahkan kita dari cinta kasih Kristus. Di kedalaman oase kehidupan kita, tetap memancar rasa rindu, lapar, dan haus akan Sabda Kehidupan kekal. Mari kita berlari kepada-Nya, karena dalam Diri-Nya terpenuhilah semua janji keselamatan Allah bagi seluruh umat manusia di seantero jagad. Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkaulah Sabda Kehidupan kekal.

Kita sepantasnya melangkah dalam terang iman dan kekuatan pengharapan yang terus-menerus dimurnikan cinta kasih.

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No.04, Tahun Ke-79, Minggu, 26 Januari 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles