HIDUPKATOLIK.COM – Wadah air suci di gereja dikosongkan selama Kamis Putih hingga Malam Paskah sebagai simbol dari wafatnya Yesus Kristus dan masa antara wafat dan kebangkitan-Nya. Hal ini untuk menekankan kesedihan, kehilangan, dan kekosongan yang dialami gereja karena tiadanya kehadiran Kristus secara fisik.
Kamis Putih menandai hari terakhir Yesus bersama para murid-Nya sebelum wafat. Penyaliban dan kematian-Nya adalah puncak dari penderitaan-Nya, dan wadah air suci yang dikosongkan melambangkan kepergian-Nya.
Masa dari Kamis Putih hingga Malam Paskah adalah waktu antara wafat dan kebangkitan Yesus. Selama waktu ini, gereja merasakan kekosongan karena tidak adanya Kristus secara fisik di antara mereka. Kekosongan ini diwujudkan dengan mengosongkan wadah air suci.
Pengosongan wadah air suci juga berfungsi sebagai peringatan dan ajakan untuk merenungkan kematian dan kebangkitan Yesus. Hal ini membantu umat beriman untuk lebih memahami makna misteri Paskah.
Dengan mengosongkan wadah air suci, gereja juga mempersiapkan diri untuk merayakan kebangkitan Yesus pada Malam Paskah. Kebangkitan adalah puncak dari perayaan Paskah dan menjadi pusat harapan umat beriman.
Dengan demikian, pengosongan wadah air suci selama Kamis Putih hingga Malam Paskah adalah praktik ritual yang bermakna, yang melambangkan wafatnya Yesus, masa antara wafat dan kebangkitan-Nya, serta mempersiapkan umat beriman untuk merayakan kebangkitan-Nya.
Bene Xavier dari Wina, Austria
