web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Asal Aceh Tenggara Itu Berpulang ke Rumah Bapa

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Batak Pertama dari Aceh Tenggara itu akhirnya berpulang. Meninggalkan warisan besar yang akan terus dikenang, termasuk semangat juangnya untuk terus hidup dan membagikan harapan.

Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OMF Cap, sering disingkat Mgr. AGP Datubara atau Pius Datubara. Sosok yang lebih kerap disapa Ompung Pius ini adalah putera Batak dan Pribumi pertama yang menjadi Uskup di Keuskupan Agung Medan.

Ia masuk seminari menengah di Padang yang kala itu masuk wilayah Keuskupan Medan pada tahun 1951 bersama sekitar 32 orang seminaris baru pada ragam tingkatan. Pius muda lalu ditahbiskan sebagai imam Katolik pada 22 Februari 1964 oleh Uskup Agung Medan pada saat itu, Antoine Henri van den Hurk. Sosok yang kemudian hari digantikannya sebagai uskup pada 24 Mei 1976. Pada tahun itu, Pius Datubara dipilih menjadi Uskup Agung Medan setelah Uskup Antoine mengundurkan diri.

Sosok Murah Hati dan Melayani
Lahir di Lawe Bekung sebuah desa dan stasi di Paroki Lawe Desky, Aceh Tenggara pada tahun 1934 silam. Ompung Pius dikenal sebagai sosok yang hangat dan pula kerap disebut sebagai salah satu putera terbaik Aceh Tenggara. Dalam sebuah agenda doa bersama umat Kristen di Stadion H. Syahadat Kutacane, Aceh Tenggara sekitar tahun 2000-an, Bupati saat itu mengapresiasi kepemimpinannya sebagai pemimpin Keuskupan Agung Medan yang membanggakan bagi daerah yang kerap disebut Bumi Sepakat Segenap atau Tanah Alas itu.

Baca Juga:  Pertemuan Katolischer Akademischer Ausländer-Dienst (KAAD): Jembatan Ilmu, Iman, dan Solidaritas Pangan

Ompung Pius menjabat lama sebagai Uskup Agung Medan. Selama memimpin, ia telah menjalankan banyak karya dan misi besar di berbagai bidang pada wilayah keuskupannya yang mencakup Sumatera Utara dan Aceh. Saban tahun di tengah kesibukan pelayanan, ia selalu berupaya pulang kampung ke tanah kelahirannya, Aceh Tenggara.

Saya ingat pada rentang waktu 2001-2004 saat menjadi pelajar sekaligus koster di Paroki Lawe Desky Aceh Tenggara, Ompung Pius selalu tinggal di Pastoran saat pulang kampung. Meski sesungguhnya tak pernah benar-benar pulang ke keluarga, karena mesti dalam liburannya sekali pun, itu juga berarti pelayanan umat yang telah menjadi keluarga utamanya.

Saya ingat guyonan Pastor Paroki Lawe Desky kala itu Paul Payong, SVD, yang selalu mengaku pusing bila Ompung Pius pulang kampung dan kembali ke Keuskupan di Medan. Guyonan ini disampaikan karena setelah kepulangan Uskup, menurutnya akan ada saja umat yang minta surat babtis atau yang lainnya karena mengaku dilayani oleh Uskup di stasi kelahirannya. Meski soal komunikasi dan koordinasi pengurus gereja stasi ini kerap jadi bahan cerita canda, namun ini menunjukkan bagaimana kemurahan hati seorang Ompung Pius dalam melayani tanpa batas. Bahkan di tengah masa liburannya.

Baca Juga:  Pesan Paus Leo kepada Para Seniman: ‘Dalam diri orang miskin, Tuhan Terus Berbicara kepada Kita’

Usia Panjang dan Pelayanan
Ia akhirnya mengundurkan diri karena alasan kesehatan pada 2009 silam. Posisi pelayanan sebagai Uskup Agung Medan pun lalu digantikan oleh penerusnya Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM Cap. Namun uniknya perjalanan dan rahmat Tuhan, justeru setelah mengundurkan diri itu kekhawatiran atas kesehatannya tak terjadi.

Setelah menjadi Uskup Emeritus, Ompung Pius justeru sehat dan kerap diundang misa oleh banyak umat, termasuk umat yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara yang berada di berbagai kota termasuk Jakarta. Ia bahkan terhitung masih sehat di usia senja, sampai penerusnya Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM Cap lebih dulu berpulang pada 2020 silam dan digantikan oleh Uskup Agung Medan hari ini Mgr. Kornelius Sipayung, OFM Cap.

Baca Juga:  Penyuluh Katolik Berkolaborasi dengan Komunitas Doa Santa Faustina Melaksankan Pembinaan Iman di Rutan Wirogunan

Dalam usia panjang, Ompung Pius tak pernah berpangku tangan. Bila ia mampu, ia selalu berupaya memberikan pelayanan terbaiknya.

Hari ini Jumat, (17/10/2025), akhirnya panggilan pulang itu pun datang. Ompung Pius pada usia 91 tahun, akhirnya mengakhiri ziarah penuh makna di dunia, meninggalkan banyak warisan kenangan bagi mereka yang pernah dilayani dalam kasih dan kemurahan hati. Termasuk bagi penulis yang akan mengenang tepukan hangat di pipi oleh beliau saat menerima Krisma di Paroki Santo Yosep Lawe Desky, Aceh Tenggara.

Suara khas Ompung Pius yang khas, serak -serak menggugah, selalu jadi ingatan dan mengingatkan agar dalam berbagai tantangan hidup tak mudah, agar kita selalu bersandar pada Allah.

Selamat jalan Ompung. Terima kasih atas pengabdian dan semoga bersua pada akhirnya dalam kerajaan-Nya.

Thomas Robiana Sembiring
Diaspora Aceh Tenggara di Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles