Gereja Irlandia Hadapi Kebangkrutan Misioner

111
[www.occupycorporatism.com]
3/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Irlandia, sama seperti beberapa negara Eropa lainnya, tengah menghadapi persoalan serius terkait merosotnya jumlah panggilan imamat. Catholic News Agency (3/7) melansir, ada 3.100 imam pada 2004. Selang sepuluh tahun kemudian (2014), jumlahnya menjadi 2.627 imam; dan yang aktif hanya mendekati angka 1.900. Data ini disampaikan dalam salah satu pertemuan Association of Catholic Priests (ACP).

Tak mengherankan jika setelah memasuki usia pensiun, para imam ini masih terus aktif bekerja karena tak banyak panggilan baru yang menggantikan pelayanan mereka. Dengan demikian, tentu kapasitas pekerjaan seorang imam menjadi lebih besar. Inilah yang disinyalir menimbulkan tingkat stress yang makin tinggi. Apalagi, di beberapa paroki ditemukan lemahnya faktor kepemimpinan seorang imam.

Pastor Brendan Hoban, salah satu pendiri ACP, sudah memaparkan keadaan tersebut dalam pertemuan ACP pada November 2016. Para imam di Irlandia sempat mengalami masa kejayaan Gereja dengan jumlah panggilan imamat melimpah dan gereja selalu penuh umat jika digelar Misa. Kini situasinya berbeda. Bahkan, para imam terpaksa harus tinggal sendiri di pastoran, mengurusi segala kebutuhannya sendiri, termasuk rumah tangga, yang sebelumnya dibantu dikerjakan oleh asisten rumah tangga (pembantu).

Salah satu penyebab perubahan situasi ini adalah meledaknya kasus pedofilia yang menimpa Gereja Katolik di Irlandia pada dekade 1990-an. Kasus ini menghantam stabilitas internal Gereja. Alhasil, panggilan imam mulai merosot dan tak sedikit kaum awam yang mulai acuh tak acuh terhadap kehidupan dalam Gereja. Mereka menjadi enggan mengikuti Misa dan terlibat aktif dalam kegiatan Gereja.

Dalam pertemuan ACP juga muncul bahwa dari tahun ke tahun belakangan ini, sangat kecil prosentase umat untuk terlibat dalam kegiatan Gereja, setelah mereka menerima Komuni Pertama hingga meninggal. Praktis keterlibatan mereka hanya sampai pada Komuni Pertama.

Krisis seperti menjadi “kebangkrutan misioner” dalam Gereja di Irlandia. Minimnya aktivitas umat Katolik yang mereka ikuti dalam hal iman dan kehidupan menggereja, membuat standar kehidupan moral mereka juga menurun. Misalnya, hembusan wacana pelegalan aborsi di Irlandia tahun depan. Selain menjadi tamparan untuk wajah Gereja, dampak situasi ini juga berimbas kepada para imam. Negeri subur panggilan yang beberapa dekade sebelumnya senantiasa berbagi dengan mengutus misionaris ke penjuru dunia, kini mengalami “kebangkrutan misioner”. Alhasil, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, tercatat delapan imam di Irlandia melakukan bunuh diri!

R.B.E. Agung Nugroho

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here