6 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang “Querida Amazonia”

430
Antoine Mekary | ALETEIA
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM— Pada tanggal 12 Februari 2020, Bapa Suci telah merilis tulisan terbarunya: desakan pasca Sinode Amazon, “Querida Amazonia”. Berikut penjelasan tentang apa yang harus anda ketahui.

1. APA ITU NASIHAT APOSTOLIK?

Nasihat apostolik pasca-sinode (atau hanya “nasihat apostolik”) adalah surat yang ditulis oleh Paus yang merefleksikan tema tertentu. Nasihat apostolik biasanya mengikuti sinode Romawi. Querida Amazonia mewakili respons Paus Fransiskus terhadap sinode musim gugur 2019 yang diadakan di Vatikan.

Sejauh ini, Paus Fransiskus telah menulis empat nasihat apostolik, di antaranya yang terbaru – tentang kaum muda dan Gereja – “Christus Vivit” (2019) dan nasihat yang banyak dibahas tentang masalah perkawinan “Amoris Laetitia” (2016).

2. JUDUL

“Querida Amazonia” secara harfiah berarti “Amazon Terkasih”. Seperti kebanyakan tulisan Paus, judul surat ini berasal dari beberapa kata pertama dokumen itu. Memanfaatkan bentuk dan bunyi yang sangat puitis, Paus Fransiskus menggunakan gaya puitis, khusus untuk memuji keindahan wilayah Amazon.

Faktanya, Bapa Suci menawarkan pengetahuan sastra yang luas, menenun kutipan puisi di seluruh teks. Gambar dan pilihan ayat menggarisbawahi salah satu perhatian utama nasihat ini: menjiwai pengelolaan lingkungan dan ekologi.

3. MIMPI UNTUK AMAZON

“Querida Amazonia” disusun sekitar empat “mimpi” atau harapan Paus Fransiskus untuk wilayah Amazon. Struktur ini mengingatkan kita pada pidato Bapa Suci di tahun 2015 kepada kongres Amerika yang menyoroti karya empat orang Amerika. Ini adalah empat mimpi, empat bagian utama dari nasihatnya:

        • Saya memimpikan wilayah Amazon yang memperjuangkan hak-hak orang miskin, penduduk asli dan yang paling tersingkir dari saudara dan saudari kita, di mana suara mereka dapat didengar dan martabat mereka ditingkatkan.
        • Saya memimpikan wilayah Amazon yang dapat melestarikan kekayaan budayanya yang khas, di mana keindahan kemanusiaan kita bersinar dalam begitu banyak cara.
        • Saya memimpikan wilayah Amazon yang dengan “rasa cemburu” mampu melestarikan keindahan alamnya yang luar biasa dan kehidupannya yang berlimpah di sungai dan hutannya.
        • Saya memimpikan komunitas-komunitas Kristiani yang mampu melakukan komitmen murah hati, menjelma di wilayah Amazon, dan memberi Gereja wajah-wajah baru dengan kekhasan Amazon (7).

4. NUBUAT KONTEMPLASI

Bapa Suci, yang pernah menjadi direktur sebuah pusat retret, memohon kepada Gereja, “Mari kita bangun rasa estetika dan kontemplatif yang diberikan Tuhan yang seringkali kita biarkan merana.” (56) Undangan untuk mengizinkan keindahan membangkitkan panggilan atas kekaguman akan alam ciptaan dengan mengingat Laudato Si.

Dalam surat ensiklik itu, Paus Fransiskus mencatat bahwa, “Santo Fransiskus, yang setia kepada Kitab Suci, mengundang kita untuk melihat alam sebagai sebuah buku yang luar biasa di mana Allah berbicara kepada kita dan memberi kita sekilas keindahan dan kebaikan-Nya yang tak terbatas. […] Daripada masalah yang harus dipecahkan, dunia adalah misteri yang menyenangkan untuk direnungkan dengan kegembiraan dan pujian.” Melakukan kontemplasi sejati akan menyatukan hati kita kepada Tuhan dan membiarkan kita menangisi dosa-dosa kita.

5. PESAN YANG PERLU DIPERHATIKAN DI DAERAH AMAZON

Bagi Paus Fransiskus, cinta untuk orang miskin secara langsung, tidak dapat dipisahkan dari cinta untuk Kristus. Dia menulis, “Pilihan autentik bagi yang miskin dan terbuang, sambil memotivasi kami untuk membebaskan mereka dari kemiskinan materi dan untuk membela hak-hak mereka, juga melibatkan untuk mengundang mereka kepada persahabatan dengan Tuhan yang dapat mengangkat dan memuliakan mereka.”

(63) Kita tidak pernah bisa puas dengan pesan sosial belaka; kita yang telah mendengar Injil untuk mengasihi orang miskin karena kita melihat Kristus di dalam mereka. Kita tidak boleh takut untuk menyatakan realitas penyelamatan ini.

6. KEKUATAN DAN KARUNIA PEREMPUAN

Mengakui kontribusi besar yang telah dibuat perempuan Amazon kepada komunitas mereka, Paus Fransiskus memuji perempuan, khususnya, karena sikap berserahnya pada iman. Dia menulis, “Selama berabad-abad, perempuan telah membuat Gereja tetap hidup di tempat-tempat itu melalui pengabdian yang luar biasa dan iman yang dalam. Beberapa dari mereka, berbicara di Sinode, sangat menyentuh hati kami dengan kesaksian mereka.”

Di sini kita menemukan Paus Fransiskus berkeras bahwa menjadikan perempuan bagian dari klerus akan merendahkan pencapaian dan kontribusi vital mereka bagi Gereja. Bapa Suci melanjutkan, dengan mengatakan, “Tuhan memilih untuk mengungkapkan kuasa dan cintanya melalui dua wajah manusia: wajah Anak-Nya yang ilahi menjadikan manusia dan wajah ciptaan-Nya, seorang perempuan, Maria. Perempuan memberikan kontribusi mereka kepada Gereja dengan cara yang benar-benar milik mereka, dengan menghadirkan kekuatan lembut Maria, yakni menjadi Ibu.”

Sumber : Aleteia
Penerjemah: Felicia Permata Hanggu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here