Prapaskah, 40 Hari Belajar Menjaga Lingkungan

706
Acara penanaman pohon di Yangon, Myanmar. | Dok. AEON Environmental Foundation
3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM — KARDINAL  Charles Maung Bo meminta umat Katolik Myanmar menggunakan masa 40 hari puasa untuk belajar menjaga lingkungan.

Dalam pesan Prapaskah 2020 Keuskupan Agung Yangon pada 16 Februari lalu, Kardinal Bo mengatakan masa Prapaskah adalah waktu untuk membangun rekonsiliasi antara manusia dengan Allah, sesama, dan lingkungan. “Untuk membangun rekonsiliasi dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungan menuju keutuhan yang harmonis, yang paling penting adalah mengubah sikap dan perilaku, ” tulis Kardinal Bo dalam surat gembalanya seperti dilansir UCA news, (18/2).

Kardinal Charles Maung Bo |CNS photo/Lynn Bo Bo, EPA

Dalam surat yang ditandatangani oleh Kardinal Bo dan Uskup auksilier Yangon, John Saw Yaw Han, para imam, religius, dan umat awam juga didesak untuk mempraktikkan pedoman praktis yang disarankannya selama 40 hariterhitung dari 26 Februari hingga 12 April.

Pedoman praktis itu memuat antara lain membaca ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si, mempelajari buku-buku tentang lingkungan, menanam pohon dan sayuran, berjalan ke taman dan melakukan refleksi, serta berdoa untuk Paus yang mendorong pelestarian ekologi.

Ketua Federasi Konferensi Waligereja Asia (FABC) ini mengatakan, keserakahan dan keegoisan manusia membuat air, angin, tanah, gunung dan binatang di dunia tempat kita tinggal telah rusak parah.

Kardinal 72 tahun itu memperingatkan bahwa keserakahan memicu krisis ekologi dunia dan saat ini kita sedang menghadapi pembinasaan lingkungan.

Mengutip Laudato si’, Kardinal Bo mengatakan degradasi lingkungan disebabkan oleh “teroris ekonomi dan teroris ekologi.”

Herman Bataona, CMF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here