DARI SAMPAH DAN KEPEDULIAN DIRI KITA

284
4/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – BERAWAL dari suatu perjumpaan saya dengan seorang sahabat pada suatu sore. Beberapa tahun yang lalu. Kala itu sahabat saya sedang asik memilah beberapa barang bekas pakai berupa gelas dan botol plastik di rumahnya. Ia memisahkan label plastik yang menempel pada gelas dan botol plastik itu. Sahabat itu memberitahu saya, bahwa sebaiknya gelas dan botol plastik bekas ini dibersihkan dari labelnya. Karena gelas dan botol plastik bekas ini akan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan gelas dan botol plastik yang belum dibersihkan atau masih kotor.

Awalnya saya tertarik untuk ikut memilah sampah barang bekas ini hanya karena uang yang akan dihasilkan. Saat itu saya berpikir untuk menambah saldo tabungan lingkungan gereja melalui sampah barang bekas. Lalu saya meminta teman-teman di lingkungan untuk mengumpulkan sampah barang bekas dari rumah masing-masing. Dari hasil penjualan sampah barang bekas ini selama hampir 4 tahun, bisa terkumpul uang tabungan sebesar satu juta lima ratus ribu rupiah. Wah .. lumayankan?

Tetapi pada tahun 2019, motivasi ketertarikan dan kepedulian saya untuk memilah sampah barang bekas ini berubah. Karena berita tentang salah satu Tempat Pembuangan Akhir atau TPA sampah di suatu tempat yang sudah mulai penuh dan mengunung tinggi sekali serta baunya menyebar ke mana-mana. Kondisi TPA ini membutuhkan perhatian, kepedulian dan solusi dari banyak orang untuk mengatasinya.  Waduh ….

Berangkat dari keprihatinan ini ibu-ibu di kompleks rumah saya membuat suatu komunitas untuk memilah dan menyetor sampah barang bekas. Ternyata sampah rumah tangga merupakan salah satu  penyumbang sampah yang terbesar setiap harinya dan berakhir di TPA itu.

Pada tahun 2020, komunitas ini mencatat bahwa dalam waktu 1 tahun bisa terkumpul 9,6 ton sampah bekas rumah tangga yang sudah berhasil dipilah. Dipilah dengan komitmen yang tinggi oleh 124 nasabahnya.  Dan 7,6 juta rupiah sudah didonasikan serta disalurkan menjadi sedekah berupa berkah sembako kepada banyak orang pada masa pandemi ini. Wow …

Beberapa hari ini telah beredar berita tentang seorang pahlawan lingkungan bernama  Made Janur Yasa yang berasal dari Bali. Ia terpilih sebagai salah seorang nominasi Top 10 CNN Heroes of the year 2021. Ia mengangkat permasalahan tentang sampah plastik yang sangat butuh perhatian untuk dicarikan solusinya, agar tidak mencemari lingkungan dan keindahan Bali.

Pada bulan Mei 2020 Made Janur Yasa mempunyai ide menukarkan sampah plastik dengan beras. Hal ini menurutnya akan sangat berguna  dan menguntungkan bagi yang menerimanya. Ide ini menyebar ke desa-desa lainnya di Bali. Banyak orang ikut mengumpulkan sampah plastik dari rumah, jalan, sungai, pantai dan sekitarnya. Hasil yang didapat, ia telah membantu banyak kehidupan keluarga dan mengumpulkan hampir 300 ton sampah plastik untuk di daur ulang.

Made Janur Yasa mengatakan bahwa barter sampah plastik ini dengan beras didasari dari nilai kearifan lokal Bali. Nilai ini adalah Tri Hita Karana yaitu tiga cara untuk mencapai kebahagiaan, martabat dan hubungan dengan antar manusia. Sehingga hal ini bisa mengedukasi dan mengubah perilaku yang buruk karena pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Menjadi kepedulian yang sangat besar kepada lingkungan sehingga bisa membuat perubahan dengan cara membuang sampah plastik dengan benar. Melalui ide yang telah ia lakukan, semoga Bali semakin asri dan indah.

Bulan Mei 2015, Paus Fransiskus telah mengeluarkan Ensiklik Laudato Si’.  Ini merupakan Ensiklik kedua yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus. Isi dari ensiklik ini adalah  mengajak saya dan anda untuk mau bersama-sama menjaga, merawat alam dari kehancuran.

Melalui ensiklik yang berjumlah 190 halaman ini, Paus Fransiskus mengkritik konsumerisme dan pembangunan yang tak terkendali, menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan dimana-mana dan pemanasan global. Ensiklik ini juga mengajak  saya, anda dan semua orang di seluruh dunia untuk mengambil “aksi global yang terpadu dan segera”. Hal ini sangat penting untuk kita bisa bersama-sama mengatasi perubahan iklim dan  melindungi lingkungan dari kerusakan yang telah terjadi secara terus menerus, yang dilakukan oleh keserakahan manusia kepada lingkungan ini.

Kerusakan bumi dan lingkungan yang terjadi saat ini, bisa saya dan anda rasakan. Bumi ini terasa semakin panas dan tidak bersahabat lagi. Bila musim hujan tiba, banyak berita beberapa tempat tergenang air, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan di musim panas. Sampah yang menumpuk, polusi udara, air yang tercemar dan banyak lagi. Saya percaya bahwa alam merupakan jiwa kita dan sebaiknya kita juga peduli dengan lingkungan disekitarnya.

Oleh karena itu dibutuhkan banyak pejuang-pejuang kehidupan yang mau peduli dengan bumi ini. Kepedulian ini bisa dimulai dari saya atau anda sendiri. Melalui aksi yang sederhana dan harus segera dilaksanakan. Saya hanya bisa berharap semoga bumi ini bisa kembali membaik, subur dan indah. Bagaimana caranya ya?

Memang tidak mudah untuk membangun suatu kepedulian kepada alam sekitar di tempat kita tinggal ini. Tetapi saya berusaha untuk bisa menyiasatinya dengan cara yang sangat sederhana. Tidak membuang sampah sembarangan, mau memilah sampah dari rumah, menanam pohon dan lain sebagainya. Saya juga berusaha untuk selalu membawa tas belanja, membawa botol air, membawa tempat makanan sendiri dari rumah ketika bepergian. Diet plastik istilahnya, yaitu mengurangi pemakaian plastik atau sampah lain, yang akan terbuang sebanyak mungkin.

Menurut saya tindakan kepedulian kepada lingkungan yang sederhana ini, merupakan salah satu tanda syukur saya yang sangat mendalam kepada Tuhan. Udara yang segar, pemandangan yang indah, tempat tinggal yang bersahabat dan banyak lagi. Tuhan telah menciptakan semuanya baik dan indah. Selayaknyalah kita selalu menjaganya dan memeliharanya dengan sebaik mungkin, demi masa depan anak dan cucu kita nanti.

Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga, Alumni KPKS Tangerang

1 COMMENT

Leave a Reply to Irene Santi Widiastuti Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here