Rumah Sakit Anak Vatikan Rawat Pasien Kecil dari Libya

28
Paus Fransiskus dan Mariella Enoc, Ketua Rumah Sakit Anak Bambino Gesu.
Rate this post

HIDUPKATLIK.COM – Sebuah perjanjian yang ditandatangani Kamis (7/4/2022) antara Badan Kerja Sama Pembangunan Italia dan Rumah Sakit Anak Bambino Gesu Vatikan menyediakan penerimaan dan perawatan 25 pasien muda Libya dengan penyakit serius.

Sistem perawatan kesehatan Libya telah hancur oleh lebih dari satu dekade perang dan ketidakstabilan. Dokter dan staf medis Libya menghadapi tantangan besar setiap hari, dan rumah sakit serta pusat medis negara itu menghadapi masalah mulai dari seringnya pemadaman listrik, pasokan medis yang tidak mencukupi, dan kekurangan staf.

Keadaan darurat yang disebabkan oleh Covid-19 semakin berdampak pada perawatan medis di Libya, yang mengakibatkan keadaan hampir tidak mencukupi.

Semua ini membuat skenario yang menghancurkan, khususnya bagi mereka yang terkena penyakit serius, termasuk anak-anak.

Menanggapi krisis tersebut, Rumah Sakit Anak Bambino Gesu Vatikan telah menandatangani perjanjian dengan Badan Kerjasama Pembangunan Italia (AICS) untuk perawatan di Italia pasien anak dengan penyakit serius.

Perjanjian tersebut, senilai 2,425 juta Euro, merupakan bagian dari proyek AICS yang mendukung anak-anak Libya yang menderita penyakit serius.

Hal ini akan memungkinkan 25 pasien anak, yang tidak dapat dirawat di Libya, diterbangkan ke Italia dan dibantu oleh Rumah Sakit Bambino Gesu.

Anak-anak tersebut akan didampingi oleh orangtua atau wali yang sah, akan menerima perawatan kesehatan, bantuan sosial dan psikologis, dan akan dapat melanjutkan sekolah. Mediator budaya berbahasa Arab akan memfasilitasi komunikasi yang baik antara pasien muda, keluarga mereka dan staf rumah sakit.

Sinergi yang Bermanfaat dan Manusiawi

Luca Maestripieri, Direktur AICS, menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai hasil dari kemitraan yang efektif yang dihasilkan dari sinergi antara komitmen kemanusiaan dan keunggulan klinis yang diberikan oleh institusi kesehatan seperti Rumah Sakit Bambino Gesu.

Rumah Sakit juga akan bertanggung jawab atas kontrol klinis, seperti Day Hospitals, dan akan berkontribusi pada pengeluaran lain yang dihadapi pasien dan keluarga mereka selama berada di Roma.

Maestripieri mencatat bahwa mitra lain secara aktif mendukung perjanjian tersebut, yaitu kantor AICS di Tunis, Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Italia, dan Kedutaan Besar Tripoli.

“Ini semua prasyarat yang membuat saya sangat yakin bahwa perjanjian baru ini akan dapat mencapai hasil yang diinginkan dan, yang lebih penting, akan memberikan kehidupan baru bagi 25 pasien muda Libya,” katanya.

Rasa Urgensi yang Diperbarui

Berbicara setelah penandatanganan perjanjian, Presiden Bambino Gesu, Mariella Enoc, menyatakan perlunya mengambil tanggung jawab untuk yang paling rentan.

“Sementara konflik internasional yang tidak masuk akal dan berdarah, bencana iklim dan meningkatnya kemiskinan berdampak pada yang terkecil dan paling tidak berdaya, kami merasakan rasa urgensi baru dalam tanggung jawab kami untuk menawarkan ketersediaan kepada ‘anak-anak dunia’ yang membutuhkan kemampuan kami untuk merawat dan menyambut mereka,” kata Mariella Enoc.

Pasien kecil akan diidentifikasi melalui Kedutaan Besar Italia di Tripoli dalam koordinasi erat dengan Rumah Sakit Anak di Tripoli, Benghazi, Sebha dan Kufr, yang akan berbagi informasi medis yang relevan, dan memberikan dukungan untuk kelanjutan perawatan dan pengobatan setelah mereka kembali ke Libya.

Inisiatif ini merupakan hasil dari kemitraan antara pihak-pihak yang sama yang dimulai pada 2019, yang sejauh ini mampu menawarkan pengobatan kepada 12 pemuda Libya dengan penyakit onko-hematologis.

Pastor Frans de Sales, SCJ, Sumber:Linda Bordoni (Vatican News)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here