GKR Hemas: Pelayanan Butuh Strategi, Kolaborasi Tanpa Mempedulikan Etnis, Agama, maupun Latar Belakang

229
GKR Hemas memberi sambutan.
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – “Lansia di DIY sudah cukup baik, hanya memang banyak lansia yang ditinggal oleh keluarganya yang membutuhkan perhatian kita semua, bukan hanya KARINAKAS tetapi juga para pengambil kebijakan di wilayah DIY,” ungkap GKR Hemas dalam sambutannya pada Peluncuran Program Peningkatan Kesejahteraan Lansia Indonesia di Kantor DPD RI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin, 1/8/2022.

Program yang diimplementasikan oleh KARINAKAS bersama dengan Caritas Indonesia dengan dukungan dari Caritas Germany. Tampak hadir dalam acara ini, Danang Mahesa, (Wakil Bupati kabupaten Sleman), Drajat Ruswandono, (Sekda Kabupaten Gunungkidul), Erlina Hidayati Sumardi, (DP3AP2 DIY), Sri Haryani (Komisi IV DPRD Kabupaten Sleman), Dinas-dinas dan Pemangku Kepentingan terkait baik di Kabupaten Sleman maupun Gunungkidul, dan juga perwakilan dari Caritas Indonesia dan Caritas Germany.

Para peserta Peluncuran Program Pendampingan Lansia

Oleh karenanya, kata GKR Hemas, setiap program atau kegiatan peningkatan kapasitas yang dilaksanakan di DIY selalu melibatkan semua pihak, termasuk organisasi lintas iman.

Apresiasi disampaikan oleh GKR Hemas kepada Caritas atas program-program yang telah dilaksanakan sebelumnya, terutama di wilayah DIY seperti saat terjadi gempa pada tahun 2006 serta program-program lain yang terkait dengan pengurangan risiko bencana dan inklusi sosial.

“Program pendampingan lansia ini akan membantu para lansia dari ujung utara di Turi, Sleman hingga ujung selatan di Paliyan, Gunung Kidul. Secara persentase, lansia di DIY berjumlah 15,75% dari jumlah penduduk di DIY dengan jumlah terbesar di Kabupaten Sleman sehingga membutuhkan perhatian yang luar biasa,” tambah GKR Hemas.

Direktur KARINAKAS, Romo Martinus Sutomo dalam sambutannya menyampaikan harapannya bahwa semoga program ini dapat menjadi kabar gembira bagi lansia dalam menapaki usia senja.

Romo Martinus Sutomo, Direktur KARINAKAS

“Semoga program lansia ini berjalan sesuai harapan, dan dapat menginspirasi wilayah lain dalam pendampingan lansia,” kata Romo Sutomo .

Caritas Indonesia, yang diwakili oleh Anggota Badan Pengurus Yayasan KARINA KWI, H.Y. Susmanto menyampaikan bahwa Caritas Indonesia berupaya untuk menghadirkan keprihatinan konkrit Gereja Katolik Indonesia, terhadap berbagai persoalan sosial kemanusiaan yang menimpa kebanyakan masyarakat kecil, lemah, miskin, terpinggirkan, dan difabel. Masuk dalam kelompok ini adalah para lansia.

“Caritas Indonesia, sangat mendukung KARINAKAS yang menjadi implementor program Lansia di DIY ini dengan dukungan Caritas Germany. Sebagai pilot project, Program Pendampingan Lansia ini akan dilaksanakan di dua wilayah di DIY yaitu di desa Girikerto, Kabupaten Sleman dan Desa Karangasem, Kabupaten Gunung Kidul. Keberhasilan program ini, akan direplikasi di wilayah Jaringan Caritas Indonesia lainnya,” ungkap Susmanto.

Menurut Elisabeth Dewi, dari Caritas Germany, pemilihan lokasi di DIY selain memiliki angka lansia tertinggi di Indonesia, kapasitas sumber daya setempat sangat potensial, baik dari aspek kapasitas maupun aspek komunikasi. DIY sendiri merupakan lokasi pertama pelaksanaan program pendampingan lansia ini di Indonesia, setelah sebelumnya dilaksanakan di Filipina dan Thailand.

“Apresiasi sebesar-besarnya kami haturkan kepada GKR Hemas dan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunung Kidul atas dukungan yang diberikan,” kata Dewi.

Dengan dukungan yang besar tersebut, melalui program ini diharapkan para lansia menjadi subyek dan akan semakin mampu mengakses berbagai program dan layanan yang diperlukan dengan tetap mampu produktif dan serta mampu memberikan kontribusi positif dalam berbagai sektor di Indonesia.

“Hal ini demi mewujudkan Indonesia yang Sehat, Lansia yang Kuat, dan Indonesia yang Tangguh,” pungkas Dewi dalam sambutannya.

Dalam pelaksanaan program pendampingan lansia, KARINAKAS diharapkan tetap melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah setempat, baik tingkat kelurahan, kapanewon (kecamatan), maupun kabupaten. “Dinas-dinas yang terkait pun harus mau bekerja sama agar program ini berjalan lancar,” pesan GKR Hemas.

“Pelayanan kepada masyarakat di DIY membutuhkan strategi yang baik, uluran tangan dan kolaborasi kita tanpa mempedulikan etnis, agama, maupun latar belakang lainnya demi kesejahteraan masyarakat,” pesan GKR Hemas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here