Kerinduan yang Akhirnya Terjawab: Tuhan Hadir Bersama Umat Papua Selatan melalui Mgr. Mandagi.

271
Nunsio Apostolik Mgr. Piero Pioppo mengalungkan Pallium kepada Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC. (Foto: HIDUP/Karina Chrisyantia)
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – IZAKOD Bekai Izakod Kai (Satu Hati, Satu Tujuan). Semboyan khas Kota Merauke ini menyambut hangat para tamu undangan yang terdiri dari para uskup dan kerabat dari Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mulai tanggal 5 Agustus 2022. Sampai akhirnya semboyan ini juga berkesempatan menyambut dengan hormat Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, Minggu, 7/8/2022.

Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC beserta para penari dan rombongan para uskup yang tiba di Bandara Mopah, Merauke, Papua Selatan, Sabtu, 6/8/2022.
(Foto: HIDUP/Karina Chrisyantia)

Penantian umat Keuskupan Agung Merauke (KAMe) untuk memiliki seorang uskup sudah terjawab sejak Paus Fransiskus menetapkan Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC sebagai Uskup Agung Merauke. Pengumuman ini dibacakan oleh Vikaris Jenderal KAMe, Pastor Hendrikus Kariwop, MSC pada Perayaan Ekaristi di Gereja St. Fransiskus Xaverius Katedral Merauke, hari Rabu, 11 November 2020 pada pukul 19.00 WIT.

Pada hari Minggu, 7 Agustus 2022 merupakan momen haru, bangga dan berbahagia. Seluruh umat Katolik di KAMe menyaksikan penyerahan Pallium dan tongkat gembala kepada Mgr. Mandagi. Tepuk tangan meriah berkumandang di Gereja St. Fransiskus Xaverius Katedral, Merauke. KAMe resmi menerima gembala barunya.

Nil Nisi Christum

“Kita patut bersyukur kepada Allah dalam peristiwa ini,” sebut Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC pada Perayaan Ekaristi Instalasi Uskup Agung Merauke di Gereja Katedral Merauke pada Minggu, 7/8/22. Dalam kesempatan bersejarah itu, Uskup Bandung ini menyampaikan homilinya.

Bertolak dari perjalanan iman Abraham yang menempatkan kehendak Allah di atas segala-galanya, demikian ia menggambarkan sosok Mgr. Mandagi. Kerelaan Mgr. Mandagi dengan sukacita mendapat perutusan menjadi Uskup Agung Merauke pada usia yang sudah lebih dari 70 tahun adalah bukti nyata bahwa hartanya adalah Allah — Ke mana pun Allah menghendaki untuk bertugas, ia akan pergi.

Uskup yang akrab disapa Mgr. Anton ini menjabarkan, Abraham adalah pribadi beriman yang menempatkan Allah di atas segalanya dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik. Untuk itu, saat Allah meminta yang berharga pun Abraham rela dan taat karena Allah selalu ada di hati-Nya. Yesus berkata dalam Injil hari ini, “Di mana hartamu berada, disitulah hatimu ada.”

Dengan jenaka, Mgr. Anton menggambarkan sosok Mgr. Mandagi yang tampangnya bak cukong Mutiara dari Ambon dengan gaya bicara seperti “godfather” (Red.: pemimpin mafia). “Klo saya jalan berdua dengan beliau pasti banyak orang yang menyapa. Jika beliau sudah bilang ‘ya’ semua harus ya begitu pula sebaliknya jika tidak,” ungkapnya sembari tersenyum.

Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC memberikan homili saat Perayaan Ekaristi Peresemian Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC sebagai Uskup Agung Merauke, Minggu,7/8/2022. (Foto: HIDUP/Karina Chrisyantia)

Meskipun demikian, penampilan Mgr. Mandagi ini, sebut Mgr. Anton, menggambarkan mentalitas yang tegar, moralitas yang matang, dan spiritualitas yang dalam bagai nabi dengan perkataan profetik dan tindakan etik. Uskup yang pernah menjabat sebagai Uskup Amboina 1994-2020 ini mau mengoreksi dan mengajak umat Allah kembali kepada Allah.

Hal ini terjadi, kata Mgr. Anton, karena harta sesungguhnya bagi Mgr. Mandagi adalah Allah. Ini digambarkan dengan moto kelahiran 27 April 1949 yang berbunyi “Nil Nisi Christum” yang berarti ‘Tidak ada apapun selain Kristus’. “Karena itu, beliau berani berkata-kata baik dan benar. Kadang perkataannya nyelekit membuat orang sakit dan terasa tergigit bagi yang pantas digigit,” ungkap Mgr. Anton.

Peristiwa iman yang disaksikan seluruh umat KAMe ini menjadi bukti nyata seorang gembala yang hartanya adalah Allah. Di usia yang sudah tidak muda lagi itu, Mgr. Mandagi dengan hati mantap melayani ke daerah yang medannya membutuhkan kekuatan fisik yang luar biasa. Tidak ada alasan apapun untuk menolak tetapi hanya karena iman ia berangkat. Dari sini, dapat dilihat betapa Tuhan mempercayakan meskipun dalam umur berapapun, kondisi apapun, dan dalam keadaan apapun, dipanggil dan diutus, Tuhan akan membantu dan memberikan yang terbaik.

“Peristiwa iman hari ini menunjukkan kesaksian yang luar biasa bagaimana pribadi menjadi pribadi yang beriman dan yang hartanya hanya Allah hingga ia tidak takut apapun dan tidak menyerah kepada keadaan apapun,” terang Mgr. Anton. Di sinilah Mgr. Mandagi mempersembahkan hati dan budi pada Allah di mana Allah menghendakinya menjadi Uskup Agung Merauke demi terwujudnya kerajaan Allah di Papua Selatan ini. Iman diwujudkan dalam komitmen yang luar biasa dalam menggembalakan KAMe.

“Mari kita belajar untuk menyerahkan diri kepada Allah dan menjadikan Allah harta kita sehingga di mana harta Allah itu ada di hati kita, disitulah Allah bertakhta,” ajak Mgr. Anton kepada seluruh umat KAMe.

Persiapan Peresmian   

Setelah berakhirnya acara Perayaan Instalasi Uskup Agung Merauke, Sekretaris Umum KAMe, Pastor Johanes Juenmo Kandam, akrab disapa dengan Pastor John menarik nafas lega. Sebagai ketua panitia, ia bersyukur bahwa rangkaian acara berjalan lancar, diberikan cuaca yang baik pula dan hasilnya memuaskan.

“Persiapan, kira-kira tiga bulan sebelum bulan Agustus. Ini acara Bapak Uskup, jadi kami semua yang berada di Keuskupan pun terlibat. Saya tidak sendirian untuk berpikir, justru mengajak semua kevikepan bekerjasama soal dana dan tenaga. Kami langsung berbagi tugas,” ungkapnya.

Pastor John menerangkan bahwa setiap umat yang terlibat dalam kepanitian bertugas dengan tanggung jawab penuh. Selain itu, komunikasi dengan Uskup tidak pernah putus. Kata Pastor John, setiap bidang atau seksi memberikan laporan, Uskup turut mendengarkan dan memberikan masukan.

Penyambutan Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo di Bandara Mopah oleh Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Ignatius Kardinal Suharyo, Minggu,7/8/2022. (Foto: HIDUP/Karina Chrisyantia)

Di samping saling bekerja sama antarimam dan umat, Pastor John juga bekerja sama dengan pemeritah setempat. Bukan berarti Keuskupan tidak berjuang. “Saya sadar bahwa memang perlu adanya kerja sama dengan pemerintah. Untuk dana misalnya, kami tidak minta-minta saja! Kami juga menyiapkan dana dengan adanya keterlibatan dari ketujuh kevikepan di KAMe. Semua ambil andil dan terlibat,” jelas pastor rekan Paroki Bambu Pemali, Merauke ini.

Dinanti

Bagi Pastor John, KAMe membutuhkan pemimpin yang dapat membawa perubahan. “Kehadiran Bapak Uskup seperti utusan Allah. Ia mengirimkan beliau untuk membantu KAMe. Sejauh ini tidak ada ribut-ribut. Umat menerima dengan penuh sukacita. Banyak yang menanti,” tuturnya.

Tidak butuh waktu lama. Pastor John mengandaikan seperti bermain sulap. Mgr. Mandagi membuat perubahan yang begitu cepat. Pembangunan fisik sudah dan sedang direncanakan. Begitu pula dengan calon-calon imam diosesan.

Menurut Pastor John, sekarang KAMe mendapatkan bantuan tenaga para imam asal Maluku dan lainnya. Namun nampaknya Mgr. Mandagi sedang mengusahakan bibit-bibit yang baik untuk imam diosesan Merauke dengan cara menata ulang seminari-seminari.

Kualitas para imam di KAMe juga menjadi perhatian Mgr. Mandagi.  Sejak menjabat, ia selalu mengamati para imamnya. “Sekarang, Uskup tinggal bersama imamnya. Ia menata sedemikian rupa Keuskupan agar menjadi tempat yang layak. Sejak tahun 2021, kami sudah ada Rumah Unio Projo KAMe. Ini merupakan usahanya mewujudkan persaudaraan. Kami percaya, Tuhan urus kami melalui Bapak Uskup. Kami selalu mendoakanya!” pungkas Pastor John.

Karina Chrisyantia (Merauke)/ Felicia Permata Hanggu

HIDUP, Edisi No. 35, Tahun ke-76, Minggu, 28 Agustus 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here