Menjadi Pengabdi Allah: Prajurit Maria yang Semakin Mengasihi, Semakin peduli, Semakin Bersaksi

311
Perarakan tandu Bunda Maria (HIDUP/Karina Chrisyantia)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – LAGU “Marilah Para Laskar Maria” berkumandang di Gereja Santo Andreas Paroki Kedoya, Jakarta Barat mengawali Misa Tahunan Senatus Bejana Rohani, Minggu, 18/9/202.

Antusias para legioner dari seluruh paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sungguh luar biasa serta perwakilan legioner dari Keuskupan Bogor, Bandung, Balikpapan dan Banjarmasin turut memeriahkan. Ada 2,200 orang lebih hadir dan menyaksikan langsung perarakan tandu Bunda Maria ketika Misa dimulai.

Sebelumnya, para legioner mendaraskan Doa Tessera (sebuah lembaran yang berisi doa-doa legio). Kemudian, iring-iringan perarakan dimulai dengan pembawa vandel bertulisan Legio Maria, para putra altar, para pembawa tandu Bunda Maria, para imam Pemimpin Rohani (ada 20 imam yang hadir) serta Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo.

Belajar Memilih

Mewakili KAJ, Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan selamat dan bersyukur bahwa tahun 2022 merupakan  hari ulang tahun Legio Maria yang ke 101. Ia berharap perayaan Misa secara bersama ini dapat merawat antusiasme sebagai legioner.

Kalimat terakhir pada Injil Lukas 16:1-13 berbunyi: Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Apa pentingnya kalimat ini? Kardinal Suharyo menerangkan dalam homilinya, menjadi pribadi yang mengabdi kepada Allah merupakan hakikat dan jati diri manusia Kristiani.

“Kalau menurut ajaran Gereja resmi, dikatakan, dalam status apapun kita, semua dipanggil dengan panggilan yang sama, yaitu ada 3 kata yang berbeda dipakai, yang pertama adalah menuju kesempurnaan kasih, yang kedua menuju kesempurnaan kesucian dan terakhir menuju kesempurnaan Kristiani. Di dalam Injil, istilahnya mengabdi kepada Allah.

Seorang manusia yang sampai kepada titik itu adalah Bunda Maria,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Kardinal menceritakan ketika Bunda Maria mendapatkan kabar dari Malaikat Tuhan. Ia sengaja tidak menyatakan Bunda Maria menerima kabar gembira, karena faktanya kabar dari malaikat tersebut adalah kabar yang membingungkan.

Apa yang dilakukan Bunda Maria dalam keadaan bingung? Bunda Maria memilih, tegas Kardinal. Ia menekankan, dalam kondisi bingung Bunda Maria bukan memilih hal yang gampang ataupun menyenangkan dan bukan atas pertimbangan sendiri, namun Bunda Maria memilih yang baik dan benar yang sesuai dengan tuntunan Roh Kudus.

Kardinal mengajak para legioner sebagai pengikut Bunda Maria untuk menanggapi panggilan yakni mengabdi kepada Allah.  “Semoga berkat meneladani Bunda Maria, kita semakin memilih yang baik dan yang benar. Bukan atas pertimbangan diri sendiri  namub dengan mendengarkan suara Tuhan.  Saya menyakini kalau ini kita aplikasikan dalam hal-hal yang sederhana, maka kita akan tumbuh menjadi pribadi yang semakin bermartabat, artinya semakin mengasihi, semakin peduli dan semakin bersaksi,” pungkasnya.

Momen untuk Bangkit

Legio Maria di Indonesia telah berkembang di 33 provinsi, 35 keuskupan, dengan jumlah legioner sebanyak 66.000 orang (data tahun 2021) di dalam naungan tiga Dewan Senatus di Indonesia, yaitu Senatus Bunda Maria Karmel, Malang, (5 Juli 1964), Senatus Bejana Rohani, Jakarta (29 Maret 1987) dan Senatus Maria Diangkat ke Surga, Kupang (8 September 2019). Sementara Senatus Bejana Rohani Jakarta mengasuh wilayah Sumatera, Kalimantan, Jakarta dan Jawa Barat, mencakup 17 Keuskupan dan 19 Provinsi.

Para legioner mendaraskan Doa Tessera sebelum Misa Tahunan Senatus dimulai.
(HIDUP/Karina Chrisyantia)

Ketua Senatus Jakarta Bejana Rohani Erwin Rinaldi menuturkan anggota Senatus Jakarta berjumlah 18.000 di tahun 2019 namun berkurang sekitar 1000 anggota yang dikarenakan wafat dan situasi organisasi yang belum pulih karena kegiatan yang serba online.

Sejak Februari 2022 Senatus menugaskan Komisium Jakarta Barat 2 – Maria Immaculata untuk mengadakan Misa Tahunan Senatus (MTS) 2022. Kemudian di bulan April diputuskan bahwa MTS akan diselenggarakan di Gereja St. Andreas, Paroki Kedoya. Menurut Erwin persiapan MTS memakan waktu 5 bulan. Sebelum terjadi pandemi, biasanya para kegioner yang hadir mencapai 3000 orang saat MTS.

“MTS kali ini diharapkan menjadi momen untuk mengerek kembali para legioner untuk kembali bersemangat dalam menguduskan diri untuk melayani Gereja dan sesama serta menemukan kembali jiwa-jiwa yang hilang untuk dapat direkrut menjadi prajurit Maria,” terangnya.

Dalam MTS, Erwin turut memperkenalkan Perwira Senatus Jakarta Bejana Rohani yang baru dengan Pemimpin Rohani, Romo Antonius Didit Soepartono dan Asisten Pemimpin Rohani Oktavian Andreas Langdiawan. Kemudian Erwin sebagai Ketua dan Felicia Suseno sebagai Wakil Ketua. Adapun Gabriela Ideline Gunawan sebagai Sekretaris I, Caroline Cindrawati sebagai Sekretaris II, Laurensius Hasanudin sebagai Bendahara I dan Fransiskus Xaverius Prasetyo sebagai Bendahara II.

Ignatius Kardinal Suharyo bersama ke-20 imam Pemimpin Rohani dan petugas liturgi dalam Misa Tahunan Senatus, Minggu, 18/9/2022.
(HIDUP/Karina Chrisyantia)

Menurut Erwin, antusias para legioner sangat terlihat di MTS. “Banyak yang terharu ketika perarakan vandel dan tandu Bunda Maria masuk ke dalam gereja diiringi Lagu Mars Legio Maria. Sudah 2 tahun kami tidak mengadakan misa tahunan dan tidak saling bertemu dan menyapa. Bagi kami, MTS momentum untuk bangkit!”

Erwin sungguh bersyukur Kardinal Suharyo turut meneguhkan para legioner untuk memilih menjadi pengabdi Allah, bukan mamon, artinya memilih yang baik dan benar. Sehingga, dengan memilih yang baik dan yang benar sebagai pengabdi Allah, maka para legioner yakin akan menjadi legioner yang semakin mengasihi, semakin peduli dan semakin bersaksi.

Karina Chrisyantia

HIDUP, Edisi No.40,Tahun ke-76, Minggu, 2 Oktober 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here