Mengenal dan Bertumbuh Bersama Profesional dan Usahawan Katolik, Mgr. John Liku-Ada’: Pentingnya Memiliki Iman yang Menjadi Dasar dalam Komunitas PUKAT

270
Mgr Johannes Liku Ada’
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Menyadari akan tanggung jawab sebagai umat Katolik di Keuskupan Agung Makassar (KAMS) yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, kaum Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT) sebagai bagian yang dipandang mempunyai peluang khusus dalam menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini, harus menjawab Panggilan dan Tantangan serta memberikan tanggapan dengan menentukan langkah sebagai pribadi yang beriman, dewasa, mandiri dan profesional serta warga Gereja KAMS.

PUKAT KAMS dalam eksistensi dan usaha sangatlah penting kiranya memiliki wadah yang dapat menunjang pengembangan diri dan panggilan-Nya sebagai profesional dan usahawan yang beriman dan bermoral. Seperti tertulis dalam Kitab Suci Injil mengatakan: Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yohanes 5:17). Walaupun secara individual masing-masing mempunyai karya yang nyata sebagai garam dan terang dunia, namun secara kolektif-komunal perlu memahami dan mengamalkan panggilan Kristianinya secara efektif dalam upaya hidup menggereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahwa tidaklah mudah untuk senantiasa bersatu dalam berkarya di tengah-tengah masyarakat, namun PUKAT dalam upayanya untuk mengembangkan diri dan usahanya tetap dituntut sadar akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai warga gereja yang satu dalam satu Tubuh Kristus (1 Kor. 12:2-13).

Untuk mendukung eksistensi, usaha dan tanggung jawab yang telah diberikan maka dilaksanakan Talk Show dengan tema Mengenal dan Bertumbuh bersama PUKAT KAMS pada Sabtu 3 Desember 2022 di Aula KAMS.

Hadir sebagai narasumber Mgr. Dr. John Liku-Ada’ (Uskup Agung KAMS), Julius Yunus Tedja (Ketua Pukatnas), dan Dr. D. Agus Goenawan (Kabid Spiritualitas Pukatnas). Secara khusus pula, talk show menghadirkan RD. Yulius Malli selaku Moderator Pukat KAMS dan Herman Sentosa Ketua Pukat KAMS. Talk Show dihadiri sekitar 250 orang dan dimoderatori oleh N. Tri Suswanto Saptadi (Bidang Litbang Pukat KAMS).

Sesi pertama bersubtema “Mengenal Pukat” di mana narasumber pertama Bapak Julius menyampaikan visi, misi, tujuan dan asas Pukatnas. Dalam menghadirkan kerajaan Allah diperlukan pemahaman mengenai wisdom and justice, beyond career to calling, world needs, common good dan subsidiarity.

Sebagai mitra keuskupan diharapkan mampu bekerja sama dengan mendukung pelaksanaan reksa pastoral keuskupan sesuai arah dasar keuskupan setempat. Strategi yang diterapkan meliputi kegiatan secara bersama secara rutin, melakukan pelatihan dasar dan renewal, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Agus mengawali dengan menyampaikan pesan kepada peserta untuk melepaskan beban masa lalu baik secara internal maupun eksternal. Berpikir untuk masa depan yang belum terjadi, tidak diketahui, perlu ada tujuan, perencanaan, dan menyerahkan pada kuasa dan kehadiran Tuhan. Poin penting yang disampaikan adalah spiritualitas di mana manusia selalu mencari sesuatu di atas dirinya sebagai manusia yang merupakan tubuh dan jiwa spiritual sehingga memiliki kecenderungan untuk menemukan jati diri dengan mengenal Sang Pencipta. Spiritualitas mengacu pada nilai-nilai religius yang terus mengarahkan tindakan seseorang. Fungsi spiritualitas adalah pendamping untuk berkarya di dunia. PUKAT perlu berguru dan belajar pada Pohon Bambu dengan berakar, bertumbuh dan berbuah.

Sesi kedua bersubtema “Bertumbuh bersama Pukat”. Mgr. Dr. John Liku-Ada’ menyampaikan pentingnya memiliki iman yang menjadi dasar dalam komunitas Pukat sehingga mampu menghadirkan misi keselamatan. Dalam Gaudium Et Spes perlu dipahami secara benar tentang Ajaran Sosial Gereja (ASG), yaitu: dignity of human being (martabat manusia), bonum communae (kesejahteraan bersama), solidarity (solidaritas), subsidiarity (subsidiaritas), dan option for the poor (ketegasan sikap berpihak pada sesama yang tertindas). Dalam kehidupan manusia tentu harta bukan tujuan utama dalam kehidupan tetapi hanya sarana untuk mencapai kehidupan kekal. ASG mengandung makna tentang “teologis” dan “gerejani” di mana memperlihatkan 1) orang-orang Katolik mulai terlibat dalam pelayanan terhadap kemanusiaan; 2) upaya serius dari suatu refleksi teologis secara interdisipliner; 3) teologi di tempatkan ke dalam realitas dan dalam refleksinya menerima rasionalitas yang ada dalam pengetahuan manusia baik dalam ilmu maupun teknik; 4) bukanlah hal abstrak dan a-temporal, sebaliknya menyentuh problem nyata dalam realitas historis dan konkrit; 5) memulai suatu tradisi teologi-moral yang memberikan sumbangan besar terhadap studi demi melengkapi berbagai warisan pemikiran teologis moral kristiani; serta 6) memberikan kontribusi bagi pembangunan struktur demokratis;  pembangunan kembali dan dimensi spiritual-demokratis, khususnya dalam teologi nampak jelas pengaruh dari ASG. Demikian juga teologi pembebasan dan kontekstual merupakan aplikasi ASG dalam konteks dan situasi komunitas masyarakat tertentu.

RD Yulius Malli menyampaikan tugas sebagai moderator PUKAT KAMS dan bagaimana mewujudkan Misi Gereja. Setelah itu menyampaikan tentang bagaimana membangun komunikasi dengan hirarki, Gereja, komunitas lain, dan umat secara umum. Spiritualitas dibutuhkan oleh setiap anggota untuk membangun semangat dan komunikasi secara bersama. Bapak Herman Sentosa menyampaikan visi, misi, tujuan dan tugas pokok. Diharapkan pengurus dan anggota memiliki semangat melayani dalam menumbuhkan dan mengembangkan komunitas sehingga semakin berguna dalam Gereja, Bangsa dan Negara. PUKAT harus mampu terus mengambil peluang dan menjawab tantangan yang dihadapi saat ini agar dapat semakin mengenal dan bertumbuh bersama. Talk Show dihadiri pula berbagai utusan paroki, komunitas, kelompok kategorial dan ormas di KAMS serta dimeriahkan dengan iringan musik band, doorprize dan santap malam bersama seluruh peserta yang hadir.

Laporan: N. Tri Suswanto Saptadi (Makassar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here