Orang-orang Kristen di India Tuntut Tindakan terhadap Penganiayaan dan Kejahatan Rasial

669
Umat Kristiani dan aktivis hak mengambil bagian dalam unjuk rasa damai menentang peningkatan permusuhan, kebencian dan kekerasan terhadap umat Kristiani di berbagai negara bagian India.
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Ribuan umat Kristiani dari berbagai denominasi dan institusi mengadakan protes doa damai di New Delhi meminta pihak berwenang untuk campur tangan demi menghentikan peningkatan pesat insiden anti-Kristen.

Sekitar 100 gereja dan organisasi serta lebih dari 15.000 orang berkumpul pada hari Minggu (19/2) di tempat yang dekat dengan Gedung Parlemen India di Delhi menuntut perlindungan dan tindakan hukum terhadap meningkatnya gelombang kekerasan anti-Kristen di negara tersebut.

Para pengunjuk rasa menyanyikan lagu-lagu pujian dan penyembahan serta memegang plakat dalam bahasa Hindi dan Inggris yang berbunyi “Setiap penganiayaan membuat orang Kristen lebih kuat dalam iman,” “Hentikan serangan terhadap orang Kristen, “berhenti menyerang gereja kami.”

Siaran pers yang dikeluarkan oleh penyelenggara acara pada hari Minggu menjelaskan bahwa protes itu untuk menarik perhatian pemerintah, peradilan, dan masyarakat sipil terhadap “peningkatan tajam kebencian dan kekerasan yang ditargetkan terhadap komunitas Kristen di banyak negara bagian.”

Gereja dan kelompok hak asasi Kristen

Uskup Agung Anil Couto dari Delhi hadir. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa unjuk rasa tersebut bertujuan untuk “menuntut intervensi yudisial dan pemerintah untuk memeriksa peningkatan pesat dalam insiden kekerasan, pemaksaan, dan penangkapan palsu terhadap orang-orang kami.”

John Dayal, juru bicara Persatuan Katolik Seluruh India, menunjukkan bahwa sekitar 350 orang Kristen dipenjara di Uttar Pradesh saja karena menjalankan iman mereka, dan ratusan suku Kristen dipaksa keluar dari desa mereka di Chhattisgarh.

“Kami ingin pemerintah mendengar tangisan kami dan campur tangan serta mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan dan keamanan umat Kristiani,” katanya saat berbicara kepada para pengunjuk rasa dan dia mengimbau sesama orang India “untuk berdiri dalam empati dan solidaritas dan meninggikan suara mereka pada sasaran dan ketidakadilan terorganisir yang terjadi di seluruh negeri terhadap umat Kristiani.”

United Christian Forum, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di New Delhi yang memantau kekejaman terhadap orang Kristen di India juga hadir.

“Hari ini,” kata presidennya, “kami berkumpul di sini dengan damai karena kami ingin berbagi kesedihan sesama warga kami yang menganut agama Kristen di negara bagian Chhattisgarh, Jharkhand, Madhya Pradesh, Uttar Pradesh, Karnataka, dan banyak lagi tempat-tempat lainnya di mana hak-hak dasar mereka direnggut.”

“Kami berdiri atas nama mereka… Kami juga akan menyerahkan memorandum kepada Presiden India,” tambahnya.

Kekerasan anti-Kristen

Kekerasan anti-Kristen meningkat secara dramatis sejak BJP memulai pemerintahannya pada Maret 1998. Ratusan insiden kekerasan terhadap umat Kristen dan minoritas lainnya dilaporkan oleh berbagai organisasi setiap tahun.

Setiap tahun, keamanan dalam negeri India dan Komisi Minoritas Nasionalnya secara resmi mencatat lebih dari seratus tindakan kekerasan bermotivasi agama yang dilakukan terhadap orang Kristen, tetapi para pengamat mengklaim jumlah sebenarnya dari serangan semacam itu mungkin lebih tinggi karena diperkirakan hanya sekitar 10% dari serangan seperti itu pernah dilaporkan.

Serangan-serangan ini termasuk penggeledahan gereja, biara, dan institusi Kristen lainnya, pembakaran salinan Alkitab, penodaan kuburan, pembunuhan imam, pendeta dan misionaris, dan penyerangan seksual terhadap para biarawati. **

Linda Bordoni (Vatican News)/Frans de Sales,SCJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here