web page hit counter
Rabu, 13 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Perdalam Komunikasi, Sejumlah Imam dan Suster Hadiri Refleksi Komunikasi Sosial

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – MEREKA hadir di Biara Soverdi Noemeto, Jumat, 19/5/2023 dalam rangka refleksi karya komunikasi sosial bersama Ketua Komsos KWI, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap., Mgr. Dominikus Saku (Uskup Atambua) dan Profesor Richard Eko Indrajit (Pakar Teknologi Komunikasi Informasi dan Rektor Universitas Pradita). Hadir juga Provinsial SVD Timor Pater Didimus Nai, SVD dan Vikjen Atambua Pater Vincent Wun, SVD.

Refleksi tentang komunikasi sosial ini bermula dari sharing pengalaman komsos dari beberapa Ketua Komsos Keuskupan. Yang menjadi host dalam sharing ini ialah Profesor Eko.

Yang pertama, dari Komsos Banjarmasin oleh Romo Alfaris. Menurut Romo Alfaris, komsos menjadi jendela bagi umat seluruh Keuskupan untuk melihat keuskupannya dari dunia digital. Karena itu, tambahnya, memberdayakan komsos-komsos paroki merupakan hal yang penting. Dengan adanya media sosial, terbuka jendela untuk saling memahami dan mewartakan.

Yang kedua, dari Komsos Denpasar oleh Romo Herman Yoseph Beby. Menurut Romo Beby, komsos selama ini dipahami seolah-olah hanya sebagai tukang foto. Padahal tugas komsos sebetulnya lintas bidang. Semua kegiatan yang butuh publikasi, di sana komsos hadir. Romo Beby menceritakan pengalaman periodiknya pracovid, sementara dan pasca covid.

Baca Juga:  PUKAT Nasional Siap Berjalan Bersama KWI

Yang ketiga, dari Komsos Surabaya oleh Romo Budi. Menurut Romo Budi, kehadiran komsos, memberi inpirasi pada umat di masa sekarang ini. Komsos harus lebih hadir memberi inpirasi dan bukan mempropagandakan ketakuatan. Kita tidak perlu takut. Mari kita memuji Tuhan melalui sarana berkomunikasi.

Yang keempat, dari Komsos Makasar, oleh Romo Samuel. Menurutnya, karya komsos tidak hanya membentuk tim dokumentasi (foto dan video; audio-visual). Karya komsos menyentuh semua pihak, dan di sana terdapat semangat untuk membangu kerja sama.

Yang kelima, dari Sekretaris Komsos oleh Romo Steven Lalu. Menurutnya, selama ini, ada banyak yang dibuat, tetapi tidak dipublikasi. Padahal dunia internet saat ini, sangat mempengaruhi setiap orang. Dari banyak yang tersebar, sangat dibutuhkan kemampuan menarasikan secara professional dalam media sosial. Karena itu, KWI hadir sebagai supporter, fasilitator, koordinator. Karya besar KWI adalah mensupport fasilitas di Keuskupan.

Sekretaris Komsos KWI, Romo Stevan Lalu (kiri, berdiri) dan Prof Eko Indrajit (kanan)

Romo Steven pun menambahkan apa yang dicita-citakan Komsos KWI selama ini, yakni pertama; memiliki kemandirian secara finansial. Kedua, kerja sama komsos antarkomisi, paroki-paroki. Komsos adalah corong. Jangan biarkan komsos nganggur karena tidak punya publikasi. Ketiga, bekerja sama dengan orang muda, Komisi Kepemudaan. Keempat, kelengkapan tata kelola dan pengembangan kapasitas. Kelima, ketersediaan dokumentasi. Orang tidak akan tahu, kalau tidak ada dokumentasi.

Baca Juga:  Cacing Pita

Sharing pun berlanjut oleh para suster. Ikut sharing juga dalam kesempatan ini, Suster Provinsial Timor, Suster Imelda SSpS. Suster Imelda mengatakan betapa pentingnya komunikasi di era sekarang dan betapa pentingnya media sosial saat ini sebagai sumber pembelajaran.

Sementara Profoser Eko, dalam refleksinya, ia mengatakan bahwa jumlah orang Indonesia yang disinyalir saat ini; 75 persen menggunakan internet. Viralnya pun, dari tiap orang, berbeda.

Prof Eko juga menyebutkan alasan penggunaan media sosial sehari-hari. Menurutnya, lebih dari 50 persen dipergunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan lebih dari 40 persen dipergunakan untuk mencari konten dan berita baru. Walaupun demikian, kita tidak perlu cemas, tegas Prof Eko, karena Tuhan selalu memberi yang terbaik bagi yang sederhana.

Refleksi bersama diakhiri dengan refleksi dari Mgr. Kornelius dan Mgr. Dominikus.
Mgr. Kornelius, dengan mempedomani refleksi Paus Fransiskus dalam Pesannya Merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia mencatat beberapa poin penting.

Menurut Mgr. Kornelius, syarat berkomunikasi dengan baik adalah melihat dan mendengar dengan hati. Mendengar dengan hati, akan membuat kita menghayati dalam mendengarkan dan bukan mengatakan pendapat. Orang yang mendengar dengan hati, ia mampu pula berbuat sesuatu dengan hati. Orang beriman, ia mengeluarkan yang baik dari hatinya yang baik, tegas Mgr. Kornelius. Tambah Mgr. Kornelius, semua komunikasi yang kita buat, bersandar pada Yesus, karena Yesus adalah Komunikator Sejati, yang selalu berbicara dengan hati. Pada akhirnya, Mgr. Kornelius mengajak, kita sekalian, untuk mempublikasikan hal yang menggugah hati dan bukan menciutkan hati. Mgr. Kornelius memberi penekanan pada poin-poin utama tentang komunikasi yang telah dibeberkan oleh Paus Fransiskus.

Baca Juga:  Paus Fransiskus: Berada “Berhadapan”, tapi “Terhubung” Satu Sama Lain

Sementara Mgr. Dominikus Saku menegaskan tentang pentingnya peran komsos dalam pertanian, pendidikan dan kehidupan keluarga. Dari semua yang penting itu, yang paling penting ialah berbicara dengan hati, berkarya dengan hati, mendengarkan dengan hati.

Mgr. Dominikus menutup refleksinya dengan mengatakan komitmennya bahwa ke depan Keuskupan Atambua akan menghidupi komsos mulai dari paroki-paroki. Dengan menguatnya komsos mulai dari paroki-paroki, kita akan membangun kekuatan Gereja Lokal untuk menunjang Gereja Universal. Jika kontribusi dari paroki-paroki sudah efektif, maka Keuskupan akan mampu mandiri dalam bidang Komsos.

Laporan Romo Yudel Neno dari Keuskupan Atambua, NTT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles