(Alm) Mgr. Vincentius Sensi Potokota: Sahabat, Gembala, dan Kasih yang Luar Biasa

88
Alm. Mgr. Vincentius Sensi Potokota (Foto: Ist.)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – “SALAM dan Doaku. Dengan menyesal, saya mohon dimaafkan kalau tidak bisa memenuhi permintaan Redaksi menulis renungan. Saya lagi mengalami halangan kesehatan yang serius, dan masih harus parkir di rumah sakit untuk waktu lama. Salam hormat,” tulis Uskup Agung Ende, (Alm) Mgr. Vincentius Sensi Potokota saat memberikan tanggapan kepada surat permohonan menulis untuk rubrik Renungan Minggu HIDUP pada tanggal 5 April 2023 pukul 21:36 WIB.

Jika ditilik berdasarkan riwayat sakit Mgr. Sensi – sapaan akrabnya —  di mana ia mulai menderita sakit serius pada pekan pertama bulan Desember 2022 kemudian dirawat di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang sejak 7 Desember hingga 30 April 2023, maka di tengah kesakitannya, ia masih menyempatkan diri untuk tetap membalas surel-surel yang masuk agar tidak banyak orang menunggu atas jawabannya. Tak lupa, di bawah arahan Mgr. Sensi, Keuskupan Agung Ende (KAE) melalui sekretariatnya juga mengirimkan surat tanggapan resmi melalui pos langsung ke kantor HIDUP.

Sikap Uskup yang senantiasa menghargai segala sesuatu dalam kondisi sehat maupun sakit ini juga dikonfirmasi oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC.

Dalam Misa Pemakaman jenazah Mgr. Sensi pada Kamis, 23/11/2023, Mgr. Anton menyebutkan betapa Mgr. Sensi sewaktu hidup selalu membawa damai sejahtera di mana pun ia pergi. Ia tak kenal lelah berkunjung ke pelosok-pelosok menghibur para domba di KAE bahkan di lingkungan KWI yang tugasnya ia jalankan dengan sepenuh hati.

“Dalam keadaan sakit ia masih menulis pesan Whatsapp, jika ada rapat Presidium, ia memohon maaf tidak bisa hadir karena kesehatan tidak baik, ia selalu mendoakan,” tutur Uskup Bandung itu.

Hingga Mgr. Sensi hadir untuk memimpin dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) UNIO XIV pada 25 September 2023 di Gereja Paroki Roh Kudus Mataloko, Kevikepan Bajawa, KAE. “Walaupun ia tak sampai selesai memimpin Misa tetapi cintanya yang begitu besar kepada Allah dan Gereja-Nya membuatnya terus mau mempersembahkan diri,” imbuh Mgr. Anton lagi.

Mgr. Anton menyebutkan, Mgr. Sensi sebagai seorang gembala yang dekat dengan umat. Ia telah mengikuti arahan Paus Fransiskus agar mendekat kepada umat agar menjadi gembala berbau domba. “Mgr. Sensi juga hadir pada Misa di keluarga-keluarga, apalagi ketika ada orang berduka, diutamakan,” tuturnya.

Seorang bapak bercerita pada Mgr. Anton ketika ibunya meninggal, Mgr. Sensi tidak bisa hadir, lalu ia menelepon sang bapak memohon maaf berhalangan hadir dan berjanji akan hadir pada peringatan 40 hari sang ibu. Dan, betul Mgr. Sensi datang. Ia menepati janjinya.

“Kehadiran Bapa Uskup Sensi selalu membawa aura kasih kehadiran Tuhan. Tidak ada ketegangan saat bertemu dengannya hanya aura kasih yang telah dinyatakan oleh Tuhan terpancar dari padanya,” ungkap Mgr. Anton.

Kolegialitas Uskup

Usai menjalankan pengobatan di Semarang, kemudian Mgr. Sensi diberangkatkan ke Singapura pada 1 Mei 2023. Lalu pada 3 Agustus 2023 kembali ke rumah Keuskupan di Ndona. Karena kondisi semakin kritis, ia pun dilarikan ke Jakarta dan dirawat di Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta pada 17 Oktober 2023. Hingga pada 19 November 2023 pukul 18.21 WIB/19.21 WITA ia menghembuskan napas terakhirnya dalam usia 72 tahun, 4 bulan, dan 8 hari. Mgr. Sensi didiagnosa menderita penyakit kanker rectum (usus) dan sebelumnya sudah mengalami gangguan jantung dan tiroid.

“Itulah hidup Mgr. Vincentius Sensi Potokota,” sebut Mgr. Anton dengan suara bergetar sambil menyeka air mata. “Sebagai kisah kasih yang mau membuat orang bersemangat sekalipun mungkin dalam satu tahun terakhir ini, ia tahu tidak akan sembuh, digerogoti rasa nyeri luar biasa, tetapi ia selalu mau membawa kabar baik kepada siapa pun, sekalipun dalam keadaan sakit ia tetap ingin memberi semangat,” lanjutnya.

Mgr. Anton pun mengenang saat-saat terakhir bersama uskup agung kelahiran 11 Juli 1951 di Saga, Ende ini.

Dikisahkan pada 3 November 2023, saat mengunjungi Mgr. Sensi bersama dua uskup lain untuk berdoa bersama, ia langsung menyambut dengan tatapan hangat walaupun tidak mampu membuat tanda salib karena badannya kian lemah. Para uskup pun membuatkan tanda salib untuknya.

Setelah itu, Mgr. Anton kembali pada 14 November 2023 untuk kembali menjenguk dan menemani Mgr. Sensi di saat kritisnya selama dua jam ketika dokter mengatakan untuk menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan.

Mgr. Anton pun memberikan Sakramen Pengakuan Dosa kepadanya. Setelah absolusi, kisahnya, Mgr. Sensi membuka mata dan terlihat ada sukacita dan kelegaan rohani.

“Penyakitnya tidak menjauhkan dirinya dari Tuhan tetapi justru mengantarnya memasuki saat suci sehinga ia mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk bertemu dengan Tuhan,” sebut Mgr. Anton.

Hingga beberapa hari setelah itu, ada orang memberi kesaksian, ujar Mgr. Anton, dalam bahasa daerah Mgr. Sensi berkata, “Saya sekarang mau pulang ke rumah Bapa.”

Tepat seperti yang dikatakan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo saat mempersembahkan Misa Requiem bagi Mgr. Sensi di Katedral Jakarta pada 20 November 2023 bahwa ia secara aktif kembali kepada Bapa, asal usul, sumber kehidupan, dan tujuan hidup ini tidak hanya wafat yang menujukkan kepasifan.

Kardinal Suharyo turut membagikan kisahnya, pada hari kedua, ketika Mgr. Sensi tiba di Carolus, Duta Besar Vatikan, Mgr. Piero Pioppo bersama sang sekretaris mengunjunginya. Sesudah kembali dari kunjungan itu, Nuncio mengirimkan pesan lewat WA berbunyi, “Saya merasa Mgr. Sensi sangat lemah dan banyak menderita tetapi memancarkan aura kebahagiaan.”

Kardinal Suharyo pun dengan yakin mengatakan kebahagiaan itu timbul dari Mgr. Sensi karena ia sudah sampai kepada pengalaman iman yang sangat mendalam seperti yang diungkapkan Rasul Paulus dalam Kolese 1:24 bahwa penderitaan apapun bentuknya adalah untuk menggenapkan apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu Gereja.

Para Uskup Indonesia berduka demikian juga Gereja Universal. Paus Fransiskus menyerahkan jiwa Uskup Agung Ende kepada kasih dan kerahiman Kristus, Sang Gembala Baik. Kepada semua orang yang meratapi kepergiannya dalam harapan pasti akan kebangkitan, Bapa Suci memberikan berkat apostoliknya sebagai jaminan penghiburan dan damai di dalam Tuhan.

Pesan yang sama disampaikan juga oleh Pro-Prefek Dikasteri untuk Evangelisasi, Kardinal Tagle dan Duta Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo. Ketiga pesan dukacita ini sungguh menjadi penghiburan iman dan menyakinkan bahwa Gereja KAE tidak berjalan sendiri dalam dukacita ini.

 Diantar Ribuan Orang

Sejak wafatnya, ribuan umat datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Misa Requiem di Katedral Jakarta tak disangka juga dibanjiri umat. Lautan umat kian terasa saat acara penerimaan jenazah di Bandara Haji Hasan Areobusman Ende menuju Gereja Katedral Ende pada 21 November 2023.

Keesokannya, Misa Requiem dipimpin oleh Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat dan para uskup dari Regio Nusra. Kemudian pada Kamis, 23/11/2023 Misa pelepasan dipersembahkan oleh Ketua KWI.

Setelah Misa pelepasan selesai, dilakukanlah perarakan jenazah Uskup Sensi dari Katedral Ende menuju tempat peristirahatan terakhir di Istana Keuskupan Agung Ende di Ndona.

Terlihat dalam live Youtube yang disiarkan Komsos KAE ribuan umat dari tiga kevikepan KAE berdiri dipinggir jalan menunggu jenazah  sang uskup terkasih. Terdengar riuh tangisan pecah dari para ibu-ibu.

Bahkan terlihat dua orang ibu dengan tekun berlutut sembari berdoa berlinang air mata di atas rumput menunggu mobil yang mengangkut jenazah Mgr. Sensi. Ada juga ibu-ibu yang memakai kerudung sibuk mengabadikan momen ini.

Sesampai di Ndona,  Ibadat Pemakaman dipimpin langsung oleh Uskup Maumere, Mgr. Ewaldus Martinus Sedu. Ia disemayamkan di tempat kesehariannya hidup bersama anggota komunitas. Mgr. Sensi dikuburkan di sekitar Istana Keuskupan tepatnya di depan taman Gereja Istana Keuskupan.

Meskipun ia telah berpulang kepada Bapa, baiklah kita ingat ajakannya di salah satu homili dalam Misa yang dibawakan, “Supaya saya bersemangat, senyumnya dong!” Mgr. Sensi ingin seluruh Gereja senantiasa tersenyum dan setia mewartakan Sabda Allah baik atau tidak baik keadannya.

Mgr. Sensi, terima kasih atas jasa dan cintamu untuk Gereja! Doakanlah kami yang masih terus berjuang di bumi ini agar selalu membawa damai sejahtera.

Felicia Permata Hanggu

Majalah HIDUP, Edisi No.49, Tahun Ke-77, Mingguu, 3 Desember 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here