Eco Enzyme Jadi Topik Berbagi Kebaikan Ordo Fransiskan Sekular Manado

101
Suster Gerarda memaparkan cara membuat dan manfaat eco enzyme. (Foto: HIDUP/Lexie Kalesaran)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Eco enzyme dijadikan topik pada kegiatan awal tahun 2024 Ordo Fransiskan Sekular (OFS) Manado yang diadakan di Desa Tambala Kecamatan Tombariri, Minahasa, Minggu (14/1/2024).

Kegiatan dengan nama Berbagi Kebaikan OFS yang dipandu Minister OFS Manado Yonas Adam itu menghadirkan Pendamping Rohani OFS Manado Suster Gerarda DSY sebagai narasumber/pembicara.

Dua puluhan orang perwakilan Stasi Tambala, Stasi Tunpaan, Paroki Kali, Paroki Warembungan, Paroki Kairagi, Paroki Griya Paniki Indah dan Pimpinan Dewan Pastoral Paroki Mokupa Lucia Taroreh (Anggota DPRD Minahasa) mengikuti kegiatan yang didukung Wenny Lumentut (tokoh umat Katolik yang adalah mantan Wakil Walikota Tomohon dan mantan Anggota DPRD Sulut) ini.

Berbagai hal terkait materi kegiatan (eco enzyme) bagi pemula mulai dari apa itu eco enzyme, mengapa eco enzyme, cara membuat dan manfaatnya serta takaran pemakaian eco enzyme dipaparkan Suster Gerarda.

Agar mudah dipahami, Anggota Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Suster-suster Dina Santu Yosep (DSY) Manado ini memberikan contoh-contoh dan mempraktikkan cara pembuatan eco enzyme.

Suster Gerarda memperlihatkan hasil pembuatan eco enzyme. (Foto: HIDUP/Lexie Kalesaran)

Di penghujung acara, setelah santap kasih bersama, peserta kegiatan diberikan secara gratis produk eco enzyme hasil pembuatan tahun 2023.

Dijelaskan, eco enzyme adalah cairan alami serbaguna yang merupakan hasil fermentasi gula, kulit buah/sayuran dan air. “Tapi, ada takarannya,” ujar Suster Gerarda seraya merincikan takaran masing-masing jenis.

Setelah menjelaskan mengapa eco enzyme, Suster Gerarda menjelaskan cara membuat dan manfaatnya.

Mengenai manfaat, sebutnya, ada empat yakni untuk kehidupan sehari-hari, untuk kesehatan, untuk pemulihan air, udara dan tanah, serta untuk pertanian dan peternakan. Keempat manfaat itu lantas diuraikan/dirincikan satu persatu oleh Suster Gerarda.

Khusus mengenai mengapa eco enzyme, Suster Gerarda mengungkapkan berdasarkan data, ada sebanyak 60 persen sampah terbuang di TPA (tempat pembuangan akhir) adalah sampah organik. Sampah ini menimbulkan bauh tak sedap di lingkungan, mengurangi tingkat daur ulang plastik serta meningkatkan resiko terjadinya ledakan di TPA.

“Pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana,” tandasnya seraya menjelaskan apa itu gas metana yang adalah salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Dijelaskan, dengan membuat eco enzyme, kita telah mengolah sebagian besar sampah itu dan mengurangi beban TPA.

Lexie Kalesaran (Kontributor, Manadao)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here