HIDUPKATOLIK.COM – Pekan III Paskah; Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59
ALIH-alih percaya, orang-orang Yahudi terus saja bertengkar satu sama lain atas ketidakmengertian mereka terhadap ucapan Yesus. Yesus mengabaikan tuntutan mereka yang terus meminta tanda. Yesus telah melakukan begitu banyak tanda namun mereka gagal melihat penyataan ilahi di dalam tindakan-tindakan Yesus lantaran terlalu sibuk dengan perkara jasmaniah dan berputar pada urusan perut melulu.
Kita mungkin tergoda untuk berkomentar bahwa ini adalah bentuk ketidakpercayaan yang tidak ada obatnya. Yesus membongkar ketidakpercayaan bangsa-Nya dengan secara eksplisit menyatakan siapa diri-Nya. Ia menegaskan, hidup kekal dan kebangkitan pada akhir zaman diberikan hanya kepada orang percaya yang makan daging-Nya dan minum darah-Nya. “Daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman” (6:55). Kanibalisme? Tentu bukan!
Injil Yohanes tidak memuat catatan mengenai Ekaristi pada perjamuan malam terakhir Yesus seperti sudah tertuang pada Injil Sinoptik. Yohanes mengembangkan gagasan yang dapat memperdalam iman kita akan inti Ekaristi sebagai komunikasi yang hidup dan tak berkesudahan antara Allah dengan manusia, melalui pemberian utuh Yesus berupa diri-Nya sendiri. Dalam kesatuan dengan Yesus semoga hidup kita menjadi semakin ekaristis.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta