HIDUPKATOLIK.COM – Paus Leo XIV mengenang Perjalanan Apostoliknya baru-baru ini ke Turki dan Lebanon, dan mengatakan bahwa pertemuannya dengan para pemimpin agama mengajarkan bahwa perdamaian itu mungkin jika kita membangunnya bersama.
Dalam doa Angelus hari Minggu (7/12/2025) setelah kunjungannya ke Turki dan Lebanon, Paus Leo XIV mengucapkan terima kasih kepada banyak orang yang telah memungkinkan kunjungan ini dan umat beriman yang mendampinginya dengan doa-doa mereka.
Di Turki, ia berdoa bersama “saudara terkasihnya, Bartolomeus, Patriark Ekumenis Konstantinopel, dan para Perwakilan dari berbagai aliran Kristen lainnya” di lokasi Konsili Nicea pada tahun 325, di Iznik modern.
“Tepatnya hari ini kita memperingati 60 tahun Deklarasi Bersama antara Paulus VI dan Patriark Athenagoras, yang mengakhiri ekskomunikasi bersama,” ujarnya. “Marilah kita bersyukur kepada Tuhan dan memperbarui komitmen kita untuk perjalanan menuju persatuan penuh yang
Paus Leo mengungkapkan kegembiraannya atas kesempatan untuk bertemu dengan komunitas Katolik Turki, yang menurutnya menjadi saksi Injil kasih dalam dialog yang sabar dan pelayanannya kepada mereka yang menderita.
Beralih ke Lebanon, Paus mengatakan negara itu terus menjadi “sebuah mosaik koeksistensi,” dan mengatakan bahwa beliau terdorong untuk mendengar banyak orang memberikan kesaksian tentang model tersebut.
“Saya bertemu orang-orang yang mewartakan Injil dengan menyambut para pengungsi, mengunjungi para tahanan, dan berbagi roti dengan mereka yang membutuhkan,” ujarnya. “Saya berbesar hati melihat begitu banyak orang di jalan menyambut saya, dan saya sangat tersentuh oleh pertemuan dengan keluarga korban ledakan di pelabuhan Beirut.”
Bahkan ketika ia menyampaikan kata-kata penghiburan, kata Paus, ia justru menerima penghiburan yang jauh lebih besar dari iman dan antusiasme rakyat Lebanon.
“Apa yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir di Turki dan Lebanon mengajarkan kita bahwa perdamaian itu mungkin,” pungkas Paus Leo XIV, “dan bahwa umat Kristiani, dalam dialog dengan pria dan wanita dari agama dan budaya lain, dapat membantu membangunnya.” (Vatican News/fhs)
