web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Tumbuk Ageng: Gereja Adalah Peristiwa

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Umat Paroki Santa Maria Assumpta Gamping, Yogyakarta merayakan ulang tahun ke-64 atau disebut Tumbuk Ageng 8 windu (Minggu, 24/8/2025). Sebagai ungkapan syukur atas pePnyertaan Allah dan gerak dinamis umat dalam hidup beriman dan bermasyarakat, diangkatlah tema “Keluarga Utuh, Gereja Tumbuh, Negara Tangguh.” Sebuah seremoni paraliturgi berupa perarakan simbolisasi Bunda Maria dalam gerakan tari menggambarkan penyertaan Bunda Maria dalam kehidupan umat selama ini.

Kegiatan Tumbuk Ageng

Untuk mengisi kegiatan ulang tahun telah dilaksanakan berbagai kegiatan yang melibatkan umat berbagai segmen usia dan komunitas. Kegiatan ini meliputi lomba olah raga (pingpong, badminton, voli), donor darah, lomba dolanan anak, fashion show keluarga, sarasehan keluarga, jalan sehat, dan kenduri dengan masyarakat sekitar gereja. Tumbuk ageng yang sangat erat kaitannya dengan budaya Jawa, dirayakan secara khusus dengan menampilan seni budaya Jawa dalam bentuk festival ketoprak (terlaksana 11-13 Agustus 2025). Dalam pentas ketoprak ini dikisahkan perikop-perikop dalam Kitab Suci yang diimprovisasi menarik oleh delapan kontingen wilayah, yang tergabung dari 34 lingkungan di paroki ini.

Baca Juga:  Penyuluh Katolik Berkolaborasi dengan Komunitas Doa Santa Faustina Melaksankan Pembinaan Iman di Rutan Wirogunan
Konselebran bersama pengurus DPPH dan utusan Pemda berfoto bersama.

Panitia juga mendukung Gerakan Moderasi Beragama, dengan mengadakan tirakatan lintas agama (14/8/25) yang menghadirkan umat dari lima agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Katolik. Kegiatan festival ketoprak dan tirakatan lintas agama ini dihadiri dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat.

Gereja adalah Peristiwa

Gereja Gamping telah melewatkan 64 tahun penziarahan berupa perjuangan umat melewati tantangan dalam hidup beriman. Tuhan hadir dalam pertumbuhan gereja, melalui perjumpaan pada berbagai kegiatan umat. Ini menjadi syukur yang dirasakan umat, juga atas jasa para pendahulu yang menebarkan benih iman. Dalam homili, Vikep mengutip perkataan Mgr. Suharyo bahwa Gereja di KAS adalah Gereja peristiwa, bukan jumlah angka, anggaran, jumlah baptisan, biaya perawatan gedung atau mutasi imam. Gereja adalah peristiwa sehingga tiap perjumpaan atau peristiwa menjadi penting.

Baca Juga:  Paus Leo tentang AI: Generasi Baru Harus Dibantu, Bukan Dihalangi
Perarakan Bunda Maria dalam fragmen tari

Allah mendidik manusia dengan peristiwa. Dalam dunia yang tidak suka kesakitan kita diajak menyadari bahwa Tuhan mendidik dengan tantangan dan kesulitan atau disiplin rohani. Maka ketidakpuasan bukan alasan, Gereja bukan konsumen pelayanan tapi Gereja adalah pelayanan itu sendiri. Gereja adalah pelayanan, mestinya banyak produsen pelayanan mampu mewujudkan Gereja yang hidup. Semua ini dikatakan Vikep dalam peneguhan bagi umat paroki ini.

Harapan Membangun Persaudaraan

Bunda Maria menghargai proses kehidupan para murid dan Yesus. Maria paham semua proses dan selalu ada di situ. Semoga Gereja saling memahami dan menghargai dengan kisah dan perjuangan sehingga makin signifikan dan relevan. Orang sekitar melihat pertumbuhan persaudaraan. Umat yang bersatu dan bekerja sama dengan sukacita dan damai.

Baca Juga:  Hari Studi Struktural 2025: Penguatan Supervisi Formal dan Informal untuk Meningkatkan Pelayanan Pendidikan
Salah satu pentas festival ketoprak

Pemda Kabupaten Sleman yang diwakili Asisten 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Sleman, Agung Armawanta, juga menyampaikan kegembiraan dan berharap umat Paroki Gamping turut membawa kemajuan dan menjadi berkah bagi Sleman dari sisi jasmani dan rohani. Selain itu, juga mengharapkan generasi muda dan para aktivis menyeimbangkan hidup dengan makin peduli khususnya kepada mereka yang sakit dan miskin.

Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Pastor A.R. Yudono Suwondo, didampingi oleh Pastor Gregorius Sulistyanto dan Pastor Yohanes Suwarno Sunu Siswoyo. Pastor Sulis mengatakan perayaan Ekaristis ini tidak mengakhiri seluruh rangkaian perayaan tetapi justru menjadi awal baru bagi keluarga untuk membangun kebersamaan. Diharapkannya melalui perayaan ini keluarga Katolik makin beriman seperti Bunda Maria beriman, sehingga nantinya umat bersukacita dalam kehidupan kekal. Rasa syukur dan sukacita umat diwujudkan dalam pesta rakyat selepas Ekaristi

Veronika Murwaningsih (Kontributor, Yogyakarta)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles