Pendidikan Karakter

172
[betterphoto.com]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com - Apakah Anda setuju bahwa pendidikan karakter itu penting untuk bangsa kita? Rasanya semua orang akan sangat setuju. Pada waktu itu, di tempat pelatihan ada orang di depan saya mengambil banyak makanan dan tidak menghabiskannya. Di jalan kita sangat mudah melihat perilaku lalu lintas yang membahayakan orang lain.

Perilaku yang memprihatinkan terjadi juga dikeluarga, sekolah, bahkan gereja. Bahkan, kekerasan fisik kerap terjadi di beberapa keluarga. Di sekolah beberapa anak masih sering berbicara kasar. Masih ada yang senang meninggalkan sampah di gereja seperti tissue sesudah Misa tanpa merasa bersalah.

Saya pribadi lalu mencari-cari bahan pendidikan karakter yang bisa dipakai. Kita kenal Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang dikembangkan kalangan Yesuit. PPR adalah suatu paradigma dan metode, namun tidak menyediakan bahan lengkap untuk segera bisa dipakai. Penerbit Kanisius mencoba menerbitkan beberapa buku penunjang pelaksanaan dan pelatihan PPR. Masih ada program Living Values Educational Program (lihat www.livingvalues.net) yang mengajarkan 12 nilai kehidupan dan program Character First (www.characterfirst.com) yang mengajarkan 36 karakter.

Sesudah mencari ke sana kemari, saya yang studi lanjut program Pendidikan Nilai di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung berani mengatakan bahwa Lions Quest (www.lions-quest.org) adalah program pendidikan karakter yang terbaik dan terlengkap yang saat ini tersedia. Karena didukung Lions Club, salah satu organisasi pelayanan sosial terbesar di dunia, maka program Lions Quest bersifat not for profit atau tidak bisa dijadikan kesempatan untuk mencari keuntungan finansial.

Lions Quest menyediakan kurikulum dan bahan lengkap untuk 12 tahun sejak kelas satu SD hingga tiga SMA. Ada bahan untuk keluarga dan masyarakat. Ditambah lagi bahan pendukung dan training untuk guru. Bahan, untuk SD disebut Skills for Growing, untuk SMP Skills for Adolescence, dan untuk SMA Skills for Action.

Lions Quest menekankan skills atau keterampilan. Bukan hanya pengetahuan, nilai, atau karakter yang diajarkan. Lions Quest mau melatih anak-anak, remaja, dan kaum muda untuk mempunyai berbagai keterampilan sosial dan emosional yang dibutuhkan untuk kehidupan mereka. Keterampilan itu yakni memahami pertumbuhan mereka, mengungkapkan perasaan, membangun kepercayaan diri, berkomunikasi, membangun relasi dengan orangtua dan teman, mengambil keputusan yang sehat, dll.

Hingga saat ini sudah diadakan enam kali workshop Lions Quest untuk guru dan pendidik di Indonesia dengan international senior trainer, Mrs Frances Portillo dari Amerika. Ada beberapa orang sedang mengikuti training of trainers (TOT) Lions Quest dengan tujuan agar suatu saat workshop bisa dipimpin sendiri oleh national trainer Indonesia. Buku murid dan orangtua untuk SMP, bahkan sudah diterjemahkan dan dicetak di Indonesia dengan bantuan Penerbit Kanisius.

Saya melihat Lions Quest sebagai kesempatan untuk berbuat sesuatu bagi generasi muda bangsa Indonesia. Mrs Frances Portillo menantang agar selain diterjemahkan, bahan-bahan Lions Quest bisa diadaptasi secara kultural disesuaikan dengan situasi dan kebudayaan di Indonesia.

Saya berharap bahwa program ini bisa segera digunakan di banyak sekolah. Program ini bisa dimanfaatkan di berbagai paroki, komunitas kategorial, dan bahan retret. Romo Sarwanto SJ dari Paroki Bongsari, Semarang, akan menggunakan Lions Quest untuk persiapan penerimaan Sakramen Krisma dan untuk pembinaan anak serta remaja di paroki. Spirit Camp akan menawarkan program ini untuk remaja di sekitar Taman Hutan Raya Djuanda di Bandung. Jika program Lions Quest ini bisa dijalankan, kita boleh berharap, kita bisa membantu banyak anak, remaja, dan kaum muda untuk mempunyai berbagai keterampilan hidup yang berguna bagi kehidupan mereka.

St. Ferry Sutrisna Wijaya Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here