PESTA BPK PENABUR Jakarta Dibuka Secara Resmi

90
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Kenny Lim (nomor tiga dari kiri) bersama Deputi Direktur Pelaksana BPK PENABUR Jakarta, Etiwati (nomor dua dari kanan), Kepala SMAK 7 PENABUR, Hendro Lumbanraja (paling kanan); dan Pengurus Penstra BPK PENABUR Jakarta, Purnomo Sigit (nomor dua dari kiri) membuka PESTA (HIDUP/Katharina Reny Lestari)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – BPK PENABUR Jakarta membuka secara resmi PENABUR E-Sports Tournament (PESTA) pada Jumat (12/01/2024) di Aula SMAK 7 PENABUR, Cipinang, Jakarta Timur. Ratusan siswa dan siswi yang mengenakan blus atau kemeja batik dan celana atau rok berwarna abu-abu kehijauan serta para pendidik menghadiri program yang juga menampilkan tarian moderen dari sejumlah siswi ini.

Sebelumnya, media gathering yang dihadiri beberapa jurnalis dari berbagai media digelar di sebuah ruang sekolah. Hadir sebagai narasumber adalah Ketua BPK PENABUR Jakarta, Kenny Lim; Deputi Direktur Pelaksana BPK PENABUR Jakarta, Etiwati; Kepala SMAK 7 PENABUR, Hendro Lumbanraja; dan Pengurus Penstra BPK PENABUR Jakarta, Purnomo Sigit.

Para jurnalis dan pengurus BPK PENABUR Jakarta berfoto bersama seusai media gathering (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Hari ini kami membuka suatu turnamen, PENABUR E-Sports Tournament. Kami menyebutnya PESTA. Ini salah satu game. Kami melihat animo yang luar biasa,” ujar Kenny.

Menurutnya, perkembangan zaman menjadi salah satu latar belakang penyelenggaraan turnamen tahunan yang sudah digelar sejak empat tahun lalu.

“Dulu game sangat amat kami hindari, Generasi Baby Boomers. Dulu kalau dengar namanya game, sekolah rusak pokoknya. Tetapi sekarang perkembangannya berbeda. … Oleh sebab itu, pada tahun 2021 kami memulai e-sports ini. Ini adalah kali keempat,” imbuhnya.

Ia mengakui bahwa segala sesuatu memiliki sisi positif dan sisi negatif. Begitu pun sebuah game.

“Maka tujuan kami adalah mewadahi para gamers supaya mereka terarah dan dibimbing oleh pihak sekolah. Jadi bagaimana anak-anak yang menyukai game bisa lebih terarah dan lebih bijak dalam bermain game. Sekali lagi segi-segi positifnya kami ambil. Contohnya, mereka harus critical, kerja sama dalam tim, berpikir cepat. Ketrampilan-ketrampilan ini ternyata bisa digunakan untuk kebutuhan pelajaran-pelajaran lain,” ungkapnya.

(Ki-Ka) Kepala SMAK 7 PENABUR, Hendro Lumbanraja; Pengurus Penstra BPK PENABUR Jakarta, Purnomo Sigit; Ketua BPK PENABUR Jakarta, Kenny Lim; dan Deputi Direktur Pelaksana BPK PENABUR Jakarta, Etiwati (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Sementara Etiwati menjelaskan bahwa BPK PENABUR Jakarta memfasilitasi peserta didik secara akademik dan non-akademik. Dan e-sports merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang juga menekankan pendidikan karakter.

“Mengapa melalui karakter? Di BPK PENABUR, karakter yang kami tekankan di sini yaitu pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Kristiani. … Anak-anak belajar bagaimana saling menghargai. Arahnya apa? Sebagai institusi pendidikan, kami juga menekankan pendidikan karakter untuk membangun profil siswa-siswi BPK PENABUR. Kami menyebutnya dengan akronim BEST: Be Tough, Excel Worldwide, Share with Society, dan Trust in God. Ini adalah profil yang dibangun untuk peserta didik BPK PENABUR. Dengan demikian, kami berharap bahwa anak-anak bukan hanya unggul dalam hal akademik tapi juga non-akademik. Plus semuanya didasari dengan karakter yang baik berbasis nilai-nilai Kristiani,” jelasnya.

Kecanduan

Menjawab pertanyaan hidupkatolik.com soal kecanduan, Kenny mengatakan ia awalnya memiliki pemikiran yang sama bahwa game dapat menimbulkan kecanduan. Namun ia menggarisbawahi soal gadget citizen.

“Sama persis, saya juga awalnya berpikir ini bisa berbahaya. Tapi seperti yang tadi saya katakan, zaman sudah berubah. Pola pikir kita dulu dan sekarang berbeda. Justru itulah, kami melakukan bimbingan. Kami mewadahkan ini. Kami juga memberikan pengarahan semaksimal mungkin. Dan karakter yang mau dibangun. Supaya anak-anak membatasi bermain game. Tinggal secara bijak anak-anak menggunakan itu semua,” ujarnya.

Etiwati menambahkan bahwa sebelum menjadikan e-sports sebagai kegiatan ekstrakurikuler, sebuah pengkajian dilakukan terlebih dahulu oleh tim evaluasi kurikulum yang menjadi bagian dari Divisi Pendidikan.

“Ketika kami melakukan pengkajian ini, tujuannya apa? Supaya kami juga tahu bahwa e-sports tidak semata-mata hanya permainan. Ternyata setelah kami gali lebih dalam, banyak juga pendidikan karakter yang bisa kami terapkan. Bukan melulu soal permainannya, tapi juga ada nilai-nilai kreativitas, kerja sama, kolaborasi, critical thinking,” ungkapnya.

(Ki-Ka) Hendro Lumbanraja dan Kenny Lim (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Sementara Hendro menjelaskan bahwa bukan hanya e-sports yang menimbulkan kecanduan, olahraga pun dapat menimbulkan kecanduan. Ia menyebut contoh permainan bola basket.

“Kenapa akhirnya kami mengambil langkah untuk menyalurkan game ini menjadi ekstrakurikuler dan juga kompetisi? Katakanlah kecanduan basket, tiap sore main basket sama teman-temannya. Kalau hanya main saja enggak ada prestasi. Kalau anak ikut turnamen atau klub, bahkan dibina kemampuannya, akhirnya bisa berprestasi. Langkahnya seperti itu. Anak-anak yang biasa bermain game, supaya dia bisa berprestasi dan enggak hanya main game, ada hal yang mau dikejar, maka dimasukin ke ekstrakurikuler supaya dibina kemampuannya,” ujarnya.

PESTA

Dalam wawancara dengan hidupkatolik.com seusai media gathering, Kenny mengatakan ada beberapa jenis lomba dalam PESTA, antara lain Mobile Legends dan Valorant serta cosplay dan character design.

“Ada beberapa babak. Sekarang babak penyisihan. Final rencananya diselenggarakan di Mal Emporium. Turnamen akan berlangsung sampai tanggal 20 Januari. Pesertanya siswa-siswi SMP dan SMA PENABUR serta siswa-siswi dari sekolah lain,” ungkapnya.

Dua siswa dan siswi BPK PENABUR Jakarta menjadi MC pembukaan PESTA (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Kami ambil nilai positifnya. Mereka harus mengandalkan 4C: critical thinking, collaborative, communication, dan creative. Segi positif yang mereka dapat kami harapkan bisa diterapkan di setiap bidang, bukan hanya game. Dalam pelajaran lain, kehidupan sehari-hari mereka. Zaman sudah berubah, ke depan dengan 4C ini mereka bisa survive.”

Hendro menambahkan bahwa PESTA menggarisbawahi nilai-nilai kerendahan hati, saling percaya, saling berkorban, tidak mencari kemenangan sendiri dalam sebuah tim, dan kejujuran.

Katharina Reny Lestari

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here