Konser Gamelan Soepra Gebrak Lawang Sewu Semarang

256
Penampilan Gamelan Soepra di Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah. (Dok. A. Nendro Saputro)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – LAMPU sorot warna-warni dan iringan gamelan modern memeriahkan suasana pelataran gedung bersejarah Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu malam, 13/5. Dengan berlatar belakang gedung Lawang Sewu di bagian tengah dan panggung terbuka di pelataran, sekitar 100 siswa-siswi SMA Kolese Loyola Semarang dengan pemain utama Kelompok Ekstrakurikuler Gamelan Soepra menggebrak suasana malam gedung Lawang Sewu dengan sekitar 15 lagu dan beberapa tarian tradisional kombinasi beberapa daerah seperti Aceh, Jawa dan Papua.

Lagu-lagu yang dipentaskan malam itu berupa lagu-lagu tembang dolanan anak seperti lagu Walang Kekek, Jangkrik Genggong, beberapa lagu daerah lain dan sebagai unggulan yaitu lagu “Gambang Semarang”. Selain lagu daerah mereka juga menyanyikan lagu nasional salah satunya lagu Indonesia Raya diiringi komposisi musik etnik tradisional juga gabungan musik band masa kini sehingga dapat memukau sekitar 1.500 orang hadirin yang datang menyaksikan konser bertajuk “Simfoni Nada dalam Jiwa Muda” ini.


“Acara ini memang kita tampilkan untuk mengingatkan tembang-tembang yang sudah ada yang selama ini kadang dilupakan. Tentunya nuansa aransemennya disesuaikan dengan kondisi masa kini tetapi tidak menghilangkan sentuhan gamelan etnik. Dua kombinasi dari modern dan tradisional disatukan menjadi satu dengan iringan band modern untuk menarik anak muda,” ungkap Antonius Novianto, Guru Bimbingan Konseling yang merangkap sebagai Staf Bagian Promosi SMA Loyola Semarang ketika ditemui Redaksi di stand promosi.

Menurut Ketua Panitia Konser, Paulus Yanu Armanto, untuk menggelar konser malam ini para pemain Gamela Soepra maupun personil yang lain telah mempersiapkan acara konser selama kurang lebih satu tahun. Untuk latihan rutin diadakan setiap hari Senin dan Kamis dibagi dalam dua shift yaitu shift kelas X dan kelas XI.

Konser Gamelan Soepra ini rutin dibuat dalam dua tahun sekali dan diadakan setiap bulan Mei. Selain untuk menampilkan ekspresi seni yang menjadi salah satu perhatian St Ignasius patron SMA Loyola, lewat konser ini para murid juga bisa menyalurkan bakat dan kreativitas. “Selain itu juga bisa menjadi ajang promosi untuk anak-anak SMP calon peserta didik baru yang ingin masuk ke SMA Loyola,” ujar Paulus.

#gamelansoepra #loyolacollege #loyola

A post shared by onginawati (@onginawati) on

“Soepra” merupakan nama yang diberikan Presiden Soekarno untuk menamai kelompok ekstrakurikuler gamelan khas Kolese Loyola pada 22 Juli 1965. Kata “Soepra” diambil Presiden Soekarno untuk menghormati Mgr Soegijapranata SJ yang merupakan salah satu sahabatnya.

Gamelan “Soepra” didirikan oleh Romo Henricus Constant van Deinse SJ seorang musikus yang pernah bersekolah di konsevatorium musik di Swiss. Selama bertugas di Kolese Loyola Semarang, ia mengembangkan lima bentuk pendidikan musik yaitu kor, orkes gesek, fanfare, drumben kothekan, dan Gamelan “Soepra”.

Setelah hampir 52 tahun berdiri, sampai kini Gamelan Soepra masih menjadi salah satu andalan SMA Kolese Loyola untuk menyalurkan ekspresi seni para siswa-siswinya. Untuk selanjutnya, mereka juga tetap berniat untuk konsen melestarikan kebudayaan Indonesia. “Itu sudah menjadi komitmen kami bersama. Kami boleh berkualitas internasional tetapi kami tidak akan menghilangkan akar kebudayaan sesuai moto SMA Kolese Loyola Semarang yaitu: Competence (Berkompeten), Conscience (Berhatinurani), dan Compassion (Berkepedulian sosial),” pungkas Antonius Novianto.

A. Nendro Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here