Tiga Periode Memimpin Induk KUD

506
Jalin kerjasama: Herman (ketiga dari kiri) saat penandatanganan kesepakatan kerja sama Induk KUD dengan China National Food Industry Corp untuk membangun pabrik mini pengolah minyak goreng di desa-desa penghasil kelapa sawit.
[NN/Dok.INKUD]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Tak pernah terbayang dalam benak Herman Yosef Loli Wutun terpilih menjadi Ketua Umum Induk KUD untuk ketiga kali. “Saya hanya pelaksana tugas, Yesus ketua umum saya.”

Herman Wutun mengakhiri masa jabatan Ketua Umum Induk KUD pada 22 Juni 2013. Untuk itu, digelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2012 di sebuah hotel di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. RAT merupakan forum resmi dan tertinggi untuk memberikan laporan pertanggungjawaban pengurus kepada 30 Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud) dari seluruh Indonesia.

Setelah laporan kepengurusan diterima, pengurus demisioner. Kemudian peserta melakukan pemilihan pengurus baru. Mayoritas mengarahkan pilihan kepada pria kelahiran Uruor, Lembata, Nusa Tenggara Timur, 8 Juli 1954 ini. Maklum, selama memimpin ia memiliki andil membuka jejaring Induk KUD hingga ke lima benua di dunia. Dari 30 Pusat Koperasi Unit Desa peserta RAT, 20 mencalonkan Herman sebagai Ketua Umum Induk KUD. Sementara, 10 suara memiliki calon lain, lalu memilih walk out, lantaran calonnya tak menang.

Herman pun terpilih kembali sebagai Ketua Umum Induk KUD. Kepercayaan ini telah ia genggam sejak 2005. Namun, satu tantangan muncul, karena 10 Pusat Koperasi Unit Desa yang tidak memilihnya dalam RAT membentuk “kepengurusan tandingan”. “Kepengurusan ganda berjalan hampir satu setengah tahun. Namun, bagi saya ini bukan masalah besar, semua bisa dikomunikasikan secara kekeluargaan,” ujar Herman saat ditemui di kantornya, Graha Induk KUD, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Selasa 18/11.

Menyatukan perbedaan
Perbedaan pendapat dalam tubuh lembaga yang ia pimpin membuatnya tak bisa tinggal diam. Ayah empat anak ini terus berupaya merangkul mereka yang berbeda pandangan. Selama satu tahun, ia megusahakan agar perbedaan pendapat tersebut tidak berujung kepada perpecahan dalam lembaga yang ia pimpin. Maka, saat RAT Tahun Buku 2013, 29 Oktober 2014, ia mengundang semua pihak yang berbeda pendapat.

RAT pada Oktober lalu, menjadi peristiwa bersejarah bagi Herman. Pasalnya, forum ini juga menjadi ajang penyatuan dua pihak yang berbeda pandangan. Se banyak 29 pengurus Pusat Koperasi Unit Desa dari seluruh Indonesia hadir. Pada saat itu, dilakukan pemilihan pengurus baru lagi.

Lagi-lagi, Herman mendapat dukungan dan masuk bursa calon ketua umum bersaing dengan Ketua Puskud Jawa Timur Marjito dan Ketua Puskud Kalimantan Timur Pahlevi Pangerang. Pada tengah proses penjaringan calon ketua, Pahlevi Pangerang mengundurkan diri.

Saat proses pemilihan, Herman meraup 15 suara, selisih satu suara dengan Marjito yang meraih 14 suara. Herman pun di sahkan menjadi Ketua Umum Induk KUD, sekaligus menyudahi perbedaan pendapat dalam tubuh lembaga ini. Proses pemilihan ini juga dihadiri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Herman tak menyangka dirinya akan terpilih kembali. Tapi, ia meyakini, semua kejadian dalam dirinya ada karena campur tangan Tuhan. “Saat pertama kali dipercaya menjadi Ketua Umum Induk KUD, saya merasa peristiwa itu tidak masuk akal. Tapi saya juga merasakan ada gerakan kehendak Tuhan, ada rekayasa ilahi. Saya ini kan hanya pelaksana tugas, Yesus ketua umum saya,” ujar Herman sembari menebarkan senyum.

Herman mengatakan, “Sehelai daun yang jatuh ke tanah, itu pasti karena ijin Tuhan. Menjadi Ketua Umum Induk KUD sampai tiga periode, itu juga karena Tuhan,” kata Ketua Lingkungan St Ignasius de Loyola, Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata Cibubur, Keuskupan Bogor ini.

Tani sejahtera
Dalam forum RAT yang dihadiri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, Herman meminta pemerintah agar mengembalikan distribusi pupuk bersubsidi melalui KUD. Selama ini, KUD memang tidak diberi akses untuk menyalurkan kebutuhan pupuk bersubsidi.

Ide ini diluncurkan Herman menanggapi beragam keluhan yang kerap dilontarkan para petani. Menurut Herman, para petani sering resah terkait pasokan kebutuhan pupuk. Padahal pupuk yang dibutuhkan petani harus memenuhi “enam tepat”: tepat jenis, tepat mutu, tepat harga, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat jumlah. Maka, KUD sebagai unit koperasi yang menjangkau hingga daerah pedesaan bisa kembali menjadi lembaga yang menyalurkan pupuk bagi para petani.

Selain penyaluran pupuk, Herman juga berinisiatif untuk mengembalikan KUD sebagai penyedia bibit padi serta penyalur utama beras untuk stok kebutuhan nasional. “Kami meminta agar pemerintah juga memberi kesempatan kepada KUD membeli beras dari petani kemudian diserahkan dan disimpan di Bulog. KUD harus menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” tekad Herman.

Herman Yosef Loli Wutun
TTL : Uruor, Lembata, NTT, 8 Juli 1954
Istri : Petronela Peni Sanga
Anak :
– M. B. Mawarni Gelu Wutun
– Hermawati Rose L. T. Wutun
– Pedro Sarmento Aster Pehan Wutun
– Mathilda Oliander Nogomukang Wutun

Pendidikan :
• SDK Uruor Lembata, NTT
• SMEPK St Pius Lewoleba, Lembata
• SMEAK St Gabriel Maumere, Flores
• Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Nusa Cendana Kupang

Pekerjaan :
• Direktur Pusat Koperasi Unit Desa NTT (1991-2003)
• Anggota dan Ketua Dekopinwil NTT (1993-2003)
• Pimpinan Paripurna Dekoppin Pusat (1998-2005)
• Anggota MPR RI (1999-2004)
• Pjs Ketua Umum Induk KUD (2004-2005)
• Pimpinan Harian Dekoppin Pusat (2005-2008)
• Anggota Dewan Pertimbangan Pusat Kadin (2003-2008)
• Ketua Umum Induk KUD (2005-2008; 2008-2013; dan 2014-2017)

Ansel Deri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here