Anak Hasil Perselingkuhan

1814
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Romo Erwin, saya dan suami sudah memutuskan untuk pisah rumah. Hal ini terjadi karena suami beberapa kali selingkuh. Dan dari perselingkuhan itu, ia memperoleh anak. Belum lama ini dia menghubungi saya melalui WhatsApp. Dia menulis, nama anaknya –hasil hubungan dengan perempuan lain itu– ada memakai nama saya. Saya tak tahu apa maksudnya ia memberitahu saya tentang itu. Hanya sekadar memberitahu? Mengolok atau menyiksa batin saya? Entahlah, rasa sakit saya karena telah dikhianati oleh dia masih terasa perih, kali ini ia hanya memberitahu saya tentang itu menambah rasa sakit yang belum sembuh. Apakah saya perlu mengganti nomor dan menutup pintu komunikasi? Mungkin dengan begitu saya bisa perlahan-lahan melupakan dia, sekaligus menyembuhkan luka yang amat dalam. Mohon petunjuk dan doanya, Romo.

Fransiska, Tangerang

Ibu Fransiska yang baik, terima kasih atas sharing dan pertanyaan Ibu. Saya ikut prihatin atas prahara dalam rumah tangga Anda. Sungguh disayangkan bahwa, akhirnya kalian berpisah. Itu saja untuk saya suatu yang berat, dan masalah psikologis serta iman yang tidak ringan. Perpisahan selalu menjadi masalah yang serius dan sangat mempengaruhi hidup orang beriman.

Suami Anda dan pasangan barunya berdosa karena telah berselingkuh. Itu pasti. Dalam situasi seperti sekarang, dengan tetap setiap dan mempertahankan hidup sendiri, Anda mendapat pujian dari Gereja, karena setia kepada Sakramen Perkawinan. Meskipun demikian, saya juga sangat mengerti, bahwa Anda menderita batin dan perasaan karena kelakuan suami.

Agar lebih menenteramkan, saya mengajak Anda untuk melepaskan ketergantungan dari suami. Artinya, berhenti untuk mengecek dan menguatkan diri sendiri. Jika kenyataannya suami tidak lagi mau hidup bersama dan memilih untuk meninggalkan Anda, maka Anda harus mampu membangun kekuatan, agar dapat hidup suci dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Rasa ingin tahu hanya akan menyakiti. Yakinlah, Tuhan membawa keadilan dan kasih setia kepada orang benar.

Mengenai nama yang dipakai anak di luar nikah itu, Ibu tidak perlu terlalu ambil hati. Justru dengan terus memperhatikan dan “memantau” kehidupan suami, maka rasa sakit hati semakin dalam. Anggaplah ini suatu tantangan dari Allah agar Ibu menjadi semakin dewasa dalam hidup. Rasa sakit jangan menjauhkan Anda dari pikiran yang positif dan sehat. Anda harus tetap bijaksana melihat masalah. Ingatlah soal nama adalah hak setiap orang untuk memakainya.

Pandanglah ini sebagai bahan merenung. Sesuatu yang terjadi dalam hidup pasti tidak lepas dari cara berelasi kita dengan pasangan. Tentu Ibu juga punya andil dalam prahara ini, betapapun kecil atau sedikit, pasti ada faktor yang masih perlu direnungkan, agar ibu bisa semakin dewasa menghadapi setiap persoalan hidup.

Apakah Anda sudah dikaruniai keturunan? Atau barangkali salah satu alasan perselingkuhan suami adalah soal anak? Beberapa pribadi sangat merindukan anak lalu menempuh jalan yang tidak halal seperti perselingkuhan ini. Anda jangan merasa bersalah, jika memang Tuhan tidak menganugerahkan anak karena kehendak-Nya. Jangan menambah beban dengan mempersalahkan diri sendiri perihal anak. Berdoalah kepada Tuhan agar Anda tetap sehat dalam memikirkan masa depan dan hidup dalam suasana hati yang gembira. Tunjukkan, bahwa Allah menjadi andalan Anda dalam hidup ini.

Kita tidak menutup adanya kemungkinan bersatu lagi. Jika ada kesepakatan, rekonsiliasi, dan pengampunan, melihat situasi yang mempunyai masa depan yang lebih baik, maka rekonsiliasi harus diterima dengan lapang dada. Persoalan hati akan tetap ada, tetapi semangat pengampunan tanpa batas, akan memampukan kita hidup jauh dari dosa.

Akan tetapi, harus diingat, bahwa kita tidak memaksakan diri untuk masuk dalam persoalan yang sama atau bahkan beban yang lebih berat. Semua itu terpulang kepada kebijaksanaan Anda sebagai pribadi yang menjadi korban. Tuhan memberkati.

RP Alexander Erwin Santoso MSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here