Orang Muda adalah Masa Sekarang yang Terus Berubah Menjadi Baik

328
Para peserta WYD dari berbagai negara yang berkumpul di Panama menyambut kedatangan Paus Fransiskus. [dok.Rivaldi Thio]
2/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.comOrang muda Katolik, berani bersaksi dan berkarya. Jangan menjadi generasi menunggu tetapi generasi yang mau terlibat dan bermimpi, mewujudkan masa depan mulai dari sekarang. Orang muda adalah masa sekarang Allah. Jadilah masa sekarang yang terus berubah menjadi baik dan siap beresiko menjalani hidup.

Ajang temu kaum muda Katolik sedunia yang digagas oleh Paus Yohanes Paulus II yang dikenal dengan World Youth Day (WYD) telah digelar pada 22-27 Januari 2019 yang lalu, berlangsung di Panama, Amerika Tengah.

Sekretaris Eksekutif Kepemudaan KWI Pastor Antonius Haryanto, Pr yang mendampingi beberapa Orang Muda Katolik (OMK) menemukan beberapa hal yang menarik selama mengikuti perjalanan tersebut.

Pengalaman itu disampaikan kepada Hidupkatolik.com pada 29/1/2019. Meski terlambat, kisah tersebut masih terasa aktual, disertai besutan foto yang ciamik, rasanya sayang kalau tidak dibagikan.

Berikut ini sekelimut kisah suka dan duka serta kesan mengikuti WYD tersebut, sebagaimana dibagikan oleh Pastor Hary, sapaannya.

Perjalanan penerbangan yang panjang kurang lebih 23 jam, dengan total waktu tempuh sekitar 33 jam (plus transit) ke negara kecil dengan penduduk 4 juta jiwa. Terbersit keraguan pada awalnya, apakah (negara itu) mampu menyelenggarakan WYD dengan menerima orang muda dari 200-an negara.

Nyatanya Panama membuktikan bahwa kecil tidaklah berarti tidak bisa. Keberanian dan penyerahan kepada Tuhan membawa negara yang terletak di sebelah Tenggara Amerika Tengah itu mampu mengadakan peristiwa bersejarah ini.

Peserta WYD dari Indonesia, didampingi oleh Sekretaris Eksekutif Kepemudaan KWI, Pastor Antonius Haryanto, Pr (paling kanan) bersiap untuk berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Panama.

Ketika transit di Bandara Schipol Amsterdam, di ruang tunggu bertemu dengan grup dari Korea dan mengadakan misa bersama. Baru pertama kali (mengikuti) misa di ruang tunggu bandara.

Baca: https://www.hidupkatolik.com/2019/01/16/31072/narapidana-membangun-250-bilik-pengakuan-untuk-wyd-2019/

Perjumpaan dengan peserta WYD dari Korea di Bandara Schipol, Belanda, usai mengikuti misa bersama.

Saat WYD, grup Indonesia mau mengikuti misa, tetapi di Paroki tempat kami tinggal tidak ada ruang lagi. Kami tetap mengadakan misa di parkiran.

Dekat dengan Paus Fransiskus, (merupakan) berkat luar biasa, peserta WYD Indonesia bisa mengikuti acara jalan salib, vigili, dan misa penutup di blok yang berdekatan dengan panggung utama bahkan saat misa penutup (berada) di stage utama.

Keluarga yang ditinggali menjadi keluarga baru. Kami tidak hanya sekadar tinggal tetapi (merasakan bahwa) hati kami (ikut) tertinggal. Setiap ada kesempatan kosong kami saling berbagi (sharing) pengalaman hidup. Kami bisa saling meneguhkan dan begitu sangat terbuka.

Inilah arti nyata berbagi sukacita dalam keluarga. Meskipun kami mengalami keterbatasan bahasa namun kami bisa berkomunikasi dengan segala cara, termasuk google translete.

Cuaca panas sekali. Tapi berjalan bersama-sama dengan orang muda bisa saling meneguhkan dan berbagi beban. Ada yang tertinggal (dan mesti) mencari, (ketika) haus berbagi air, (saling) menyemangati, dan sebagainya.

Dengan pengalaman tersebut, Pastor Hary meneruskan beberapa makna dan pesan yang terasa masih aktual saat ini sebagai berikut:

  • Paus Fransiskus mengajak orang muda “jangan takut! Berjalanlah terus dengan kegembiraan ini dengan semangat menjadi pewarta Injil Tuhan.” Orang muda dipanggil menuju Pentakosta baru dimana orang muda bisa berjalan bersama, saling mendengarkan, melengkapi satu sama lain dan menjadi saksi Kristus dengan melakukan tindakan nyata.
  • Orang muda menjadi saksi sukacita dalam keluarga dan bagi sesama yang menderita, tersingkir serta (kepedulian terhadap) lingkungan hidup. Berani seperti Bunda Maria yang menyatakan “Ya” dan menjalani hidup “terjadilah padaku menurut perkataanMu.”
  • Maria, meskipun masih muda tidak menunggu nanti kalau sudah dewasa atau tua. Muda, berani bersaksi dan berkarya. Jangan menjadi generasi menunggu tetapi generasi yang (mau) terlibat dan bermimpi mewujudkan masa depan mulai dari sekarang.
  • Hidup kita adalah bagian dari kisah-kisah bersama dengan Tuhan. Mungkin kita pernah dicibir dulu anak ini yang pecahin kaca rumah, anak ini yang bikin onar, anak ini susah diatur dan sebagainya. Jangan membuat itu semua menjadi ciut dan tidak maju.
  • Yesus bisa jadi dicibir, “bukankah Dia anak Yusuf sang tukang kayu..?”. Orang muda adalah masa sekarang Allah. Jadilah masa sekarang yang terus berubah menjadi baik dan siap beresiko menjalani hidup.

Baca juga: https://www.hidupkatolik.com/2019/01/28/31417/pesan-paus-untuk-kaum-muda-di-misa-wyd-kamu-adalah-representasi-tuhan-saat-ini/

[Dokumentasi foto: Rivaldi Thio]

Baca juga: https://www.hidupkatolik.com/2019/01/16/31065/ini-pesan-uskup-agung-panama-untuk-peziarah-wyd/

 

Antonius Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here