Gua Bunda Maria di Lapas Tangerang

832
Mgr Ignatius Suharyo saat memberkati Gua Maria di Kompleks Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tangerang, Banten.
[HIDUP/Hermina Wulohering]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Pihak Lapas Klas I Tangerang berharap Gua Maria dapat meningkatkan kualitas kegiatan ibadah para warga binaan.

Di balik tembok-tembok tinggi dan berlapis, dengan tambahan kawat berduri di atasnya, berdiri sebuah gereja mungil di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tangerang, Banten. Sebuah kayu salib polos tanpa corpus tergantung di pelataran altarnya. Gereja yang dinamai Gereja Anugerah ini digunakan bersama untuk keperluan peribadatan warga binaan baik Katolik maupun Protestan.

Sejak beberapa waktu lalu, muncul keinginan dari antara para narapidana untuk membangun Gua Maria di lapas ini. Inisiatif ini disambut baik oleh pihak Lapas Klas I Tangerang. Dengan sebagian dana berasal dari salah seorang narapidana, sejak Maret lalu, Gua Maria dengan taman doa kecil yang asri pun menghiasi pekarangan gereja ini. Baru pada Sabtu, 13/7, Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, memberkati dan meresmikan Gua Maria Pembantu Abadi ini. Ia berharap dengan kehadiran Gua Maria ini, setiap warga binaan bisa datang dan memohon pertolongan Bunda Maria.

Mgr Suharyo juga mengungkapkan kegembiraannya bisa merayakan Ekaristi bersama para warga binaan. Ini adalah pertama kalinya Mgr. Suharyo berkunjung ke Lapas Klas I Tangerang. Ia berharap perayaan Ekaristi menjadi ungkapan iman untuk terus berpegang pada kasih setia Allah.

Kepada para warga binaan, Mgr Suharyo menekankan betapa Allah mencintai umatnya. Uskup juga mengatakan tidak ada kesalahan yang terlalu besar yang tidak dapat diampuni oleh Tuhan. “Siapa pun kita, dalam keadaan apa pun kita, Allah mengasihi kita,” katanya.

Sementara itu, mewakili pihak Lapas Klas I Tangerang, Muhammad Kahfi menyatakan, pihaknya selalu berusaha untuk menyempurnakan fasilitas rumah ibadah dalam lingkungan lapas. Dengan adanya Gua Maria ini, ia berharap para warga binaan dapat meningkatkan kualitas kegiatan ibadah. Kahfi menambahkan semakin hari semakin banyak warga binaan yang memilih aktivitas dalam bidang pembinaan. “Pembinaan kepribadian juga merupakan salah satu indikator untuk bebas dan mendapatkan remisi,” ujarnya.

Setiap hari, warga binaan lapas khusus pria ini mendapatkan bimbingan rohani yang diisi oleh beberapa komunitas Kristiani secara bergantian. Salah seorang narapidana Katolik, mengatakan, ia mendapatkan pelayanan rohani yang memadai di Lapas. Ekaristi Kudus diselenggarakan setiap Jumat dan difasilitasi oleh Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Paroki Tangerang, Banten. Selain pihak paroki, pelayanan rohani di lapas ini juga dibantu oleh Komunitas Kasih Tuhan yang sejak sepuluh tahun silam melakukan pelayanan di berbagai penjara.

Pendiri Komunitas Kasih Tuhan, Windy Silviana mengatakan, proses pembangunan Gua Maria di Lapas Klas I Tangerang berjalan sangat lancar. Luasnya lahan gereja juga menjadi salah satu faktor pendukung pendirian Gua Maria ini. Windy mengatakan Lapas lain di Keuskupan Agung Jakarta yang juga memiliki fasilitas Gua Maria seperti di Lapas Klas I Tangerang antara lain, Lapas Klas I Cipinang dan Rutan Cipinang Jakarta Timur. Sementara itu, dikabarkan Gua Maria lain juga akan segera dibangun di Lapas Narkotika Cipinang dan Lapas Salemba, Jakarta Pusat.

Hermina Wulohering

HIDUP NO.29 2019, 21 Juli 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here